Share

66. Berat 1

last update Last Updated: 2025-10-27 14:31:13

SETELAH AKU KAU MILIKI

- 29 Berat

Setelah salat isya, mereka duduk bersandar di kepala ranjang. Emir mengungkapkan keresahannya, tidak tega meninggalkan Aurel jika ia harus menginap setelah sang mama pulang ke rumahnya sendiri.

"Mas, bisa ke Pare kalau ada waktu longgar. Jangan sampai Aurel merasa sendirian. Aku nggak nuntut Mas harus berapa hari sekali ngunjungi kami. Sebisanya Mas saja."

"Kamu nggak apa-apa, Nai. Mas yang nggak bisa," keluh Emir.

"Kita saling percaya saja. Kalau Mas khawatir tentang Dewa, apa Mas kira aku nggak khawatir dengan Mbak Yesi? Aku dan Dewa jelas hanya tetangga dan nggak ada kaitan apa-apa. Tapi bagaimana dengan Mas dan Mbak Yesi? Ada anak di antara kalian."

Mereka saling pandang. Emir menunduk dan menggenggam tangan Naima. "Mas sudah pernah bilang kalau seminggu dua atau tiga kali akan mengunjungimu dan Zahra."

"Nggak harus, Mas. Semampunya Mas saja. Masalahnya aku dan Zahra nggak bisa kembali ke Tulungagung, jadi aku pun harus menyadari dan bisa mengert
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
semoga Naima hamil lagi..
goodnovel comment avatar
Ferinda Yanti
segera lah emir junior coming....
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
ya mau gimana lagi seorang istri harus mau melayani suami..semoga rumah tanggamu baik baik saja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setelah Aku Kau Miliki   68. Berat 3

    "Ya, Bu.""Kapan kamu pindahan?""Belum tahu, Bu. Masih belum selesai berbenah. Atap dapur ternyata bocor dan harus diperbaiki dulu. Pemilik rumah yang nanggung. Sekalian sama benahi teras samping.""Semoga lancar. Maaf, saya nggak bisa membantu.""Nggak apa-apa, Bu. Semoga Bapak segera sembuh.""Makasih, Nai. Saya malah curhat tentang bapak, tentang toko, justru sama kamu. Anak-anak jauh semua. Bisanya hanya menelepon untuk ngasih semangat sama kami di sini. Mau pindah juga ribet. Suami istri kerjanya di sana semua. Anak-anak juga sudah menetap sekolah di sana.""Ada saya, Bu. Selagi saya mampu, akan saya bantu. Bu Kus, sangat berjasa dalam hidup saya dan Zahra. Disaat saya nggak punya tempat pulang, Ibu ada untuk kami. Terima kasih banyak."Bu Kus mengangguk dengan wajah sedih. Naima memberinya semangat, sebagaimana memperhatikan ibu sendiri. Kalau ibunya masih ada, juga seumuran Bu Kus. Kesibukan Naima mulai bertambah. Emir belum bisa datang juga. Hanya menelepon atau video call.

  • Setelah Aku Kau Miliki   67. Berat 2

    Naima dan Emir lega. Hubungan suami istri memang hal lumrah bagi kehidupan berkeluarga, tapi anak-anak jangan sampai memergokinya. Jika anak tanpa sengaja mendengar atau melihat, itu sangat berbahaya. Untuk itu pentingnya bagi orang tua memastikan privasi terjaga, pintu terkunci disaat waktu yang tepat.🖤LS🖤"Zahra, setelah dari sini Papa langsung pulang ke Tulungagung. Papa harus kerja. Nanti kalau cuti, Papa ke sini lagi," ucap Emir pada Zahra. Setelah mereka turun di depan sekolahan."Iya, Pa." Zahra mengangguk."Sekolah yang pintar. Bulan depan kita menghadiri acara pernikahannya Om Ezar." Emir mencium kedua pipi putrinya. Zahra mencium tangan papa dan mamanya. Kemudian melangkah ke sekolahan. Emir dan Naima menunggu sampai Zahra melambaikan tangan sebelum hilang dibalik tembok kelas.Mereka kembali masuk mobil. Emir mengantarkan Naima hingga berhenti di sebelah toko, depan rumah Dewa. Namun lagi-lagi kecewa karena salah satu kendaraan pria itu tidak ada di garasi. Berarti dia s

  • Setelah Aku Kau Miliki   66. Berat 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI- 29 BeratSetelah salat isya, mereka duduk bersandar di kepala ranjang. Emir mengungkapkan keresahannya, tidak tega meninggalkan Aurel jika ia harus menginap setelah sang mama pulang ke rumahnya sendiri."Mas, bisa ke Pare kalau ada waktu longgar. Jangan sampai Aurel merasa sendirian. Aku nggak nuntut Mas harus berapa hari sekali ngunjungi kami. Sebisanya Mas saja.""Kamu nggak apa-apa, Nai. Mas yang nggak bisa," keluh Emir."Kita saling percaya saja. Kalau Mas khawatir tentang Dewa, apa Mas kira aku nggak khawatir dengan Mbak Yesi? Aku dan Dewa jelas hanya tetangga dan nggak ada kaitan apa-apa. Tapi bagaimana dengan Mas dan Mbak Yesi? Ada anak di antara kalian."Mereka saling pandang. Emir menunduk dan menggenggam tangan Naima. "Mas sudah pernah bilang kalau seminggu dua atau tiga kali akan mengunjungimu dan Zahra." "Nggak harus, Mas. Semampunya Mas saja. Masalahnya aku dan Zahra nggak bisa kembali ke Tulungagung, jadi aku pun harus menyadari dan bisa mengert

  • Setelah Aku Kau Miliki   65. Mengatur Waktu 3

    Sambil makan, Emir bicara pada Zahra. "Zahra, sebulan lagi Papa mau ngajak Zahra dan Mama ke pesta pernikahan Om Ezar."Mata Zahra langsung berbinar. "Benaran, Pa?""Iya." Emir tersenyum melihat antusiasnya."Zahra kangen banget sama Om Ezar dan Tante April. Nanti Zahra ketemu Aurel kan, Pa?""Iya. Nanti kalian ketemu.""Yeay," ujar Zahra bahagia. Seolah sudah melupakan tentang segala yang terjadi kala itu. Naima ikut tersenyum, tapi di dadanya berdebar. Bertemu mertua, mantannya Emir, dan keluarga besar mereka lagi berarti menghadapi banyak tatapan dan pertanyaan. Emir mencondongkan tubuhnya pada Zahra. "Zahra, dengarkan papa. Tapi nanti kalau ada yang nanya kamu sekarang tinggal di mana atau sekolah di mana, nggak usah dikasih tahu tempat Zahra dan Mama tinggal sekarang."Zahra menatap papanya bingung. "Kenapa, Pa?""Nanti bilang saja, Zahra pindah ke Surabaya.""Lho, Papa bilang nggak boleh bohong. Terus kenapa sekarang malah menyuruh Zahra nggak bilang yang sebenarnya?" Zahra me

  • Setelah Aku Kau Miliki   64. Mengatur Waktu 2

    "Sudah kamu tentukan tanggalnya?""Sudah. Hari Minggu tanggal 22, Mas. Sebulan lagi. Tapi aku dan April harus mempersiapkan diri. Makanya aku mau ngambil cuti. Mau pesan cincin dan barang hantaran, terus nyari pakaian, MUA juga.""Kamu cuti Kamis dan Jum'at saja, Zar. Jangan besok. Sore ini aku ke Pare. Besok pulang." "Baiklah."Emir menceritakan keresahannya tentang Aurel. Bagaimana jika ditinggal menginap untuk bertemu Naima dan Zahra. Aurel dengan siapa?"Bingung kan, Mas? Mama tetap di rumahmu bikin senewen, Mama pulang ke rumah sendiri, bingung siapa yang jagain Aurel. "Ajak saja Aurel bertemu Mbak Nai dan Zahra. Kasih pengertian supaya ia merahasiakannya.""Kamu kenal Aurel kan, Zar. Dia nggak bisa menyimpan rahasia. Persis seperti Yesi.""Terus? Apa selamanya akan seperti ini, Mas?""Nggak. Nanti di acara pernikahanmu, aku akan mempertemukan mereka. Aku nggak jadi mengajak Naima dan Zahra ke acara lamaranmu. Kacau nanti. Pas resepsi nikahanmu dengan April saja mereka kuajak."

  • Setelah Aku Kau Miliki   63. Mengatur Waktu 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI - 28 Mengatur Waktu Pagi itu Emir menyiapkan diri untuk perjalanan ke Pare sore nanti. Ia hanya membawa dua pasang baju ganti. Tapi pikirannya kacau. Waktu sarapan tadi mamanya sudah bilang kalau besok akan kembali ke rumah untuk persiapan lamaran dan pernikahannya Ezar. Emir bahagia dengan rencana itu. Namun sedihnya, kalau dia pergi ke Pare untuk bertemu Naima dan Zahra, siapa yang akan menemani Aurel? Apa ia tega sang anak hanya berdua saja dengan Mak Tam. Dititipkan pada Yesi, bisa menimbulkan permasalahan baru. Mantannya itu akan semakin banyak alasan untuk menghubunginya dengan alasan anak.Emir menoleh ketika suara kecil terdengar dari belakang. Aurel menyusul ke kamarnya."Papa, katanya Papa nanti mau pergi ke luar kota?" Aurel yang sudah berseragam rapi muncul di dekatnya. Anak itu menatap sang papa dengan wajah sendu. Emir duduk lalu meraih putrinya. "Iya, Sayang. Papa harus ke luar kota. Ada urusan kantor, tapi besok papa pulang.""Ke mana?" tany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status