Compartir

83. Membela Diri 3

last update Última actualización: 2025-10-31 09:06:28

Naima mencium puncak rambut anaknya. Semoga kejadian ini tidak membuat anaknya trauma. Tadi malam ia sudah kepikiran, bisa saja hal ini terjadi. Ternyata jauh lebih parah dari perkiraannya. Masih terngiang bagaimana ucapan ibu mertuanya tadi. Tak menyangka bisa mengeluarkan doa seburuk itu untuk anaknya sendiri. Tubuh Naima sampai gemetar saat mengingatnya.

"Apa yang Zahra ingat tentang ucapan orang-orang tadi?" tanya Naima pelan. Untuk memastikan kalau Zahra tidak mendengar apa yang dikatakan bulek tentang anaknya.

"Orang-orang tadi marah sama Mama. Kenapa mereka jahat sama kita," jawab Zahra sambil memandang Naima. Syukurlah Zahra tidak mendengar bagian tadi. Bukan ingin menutupi, tapi tidak sekarang untuk memberitahu yang sebenarnya.

"Nggak apa-apa, Zahra," jawab Naima singkat.

Taksi berhenti di depan hotel. Sebelum ke kamar, Naima ke restoran hotel untuk membeli makan siang. Mereka belum makan, karena rencananya memang diajak Emir untuk makan di luar saja.

"Kenapa Aurel tadi ngg
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado
Comentarios (21)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
bulek anakmu aja bisa ngomong kek gitu Lo..ati2 ntr km punya mantu di walan Ama mantu Lo ya
goodnovel comment avatar
Camrus Camelia
makasih mb' is sukses terus ya ...
goodnovel comment avatar
Mentary
Jahat banget olang2 ngomong kyk gitu ama Naima Padahal Naima gk prnh minta makan ama mereka Tega mereka menyakiti anak yatim kyk Zahra
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Setelah Aku Kau Miliki   149. Perkenalan 3

    "Di percetakan. Bosnya itu sebenarnya juga sudah punya istri dan anak.""Terus, dinikahi nggak?""Ya enggak. Mantanku kan hanya dijadikan selingan saja. Sebab yang kaya kan istri lelaki itu. Mana mungkin dia ninggalin istrinya demi wanita miskin."Ternyata selain dirinya, ada juga perempuan bodoh seperti itu. Bedanya, Yesi tidak selingkuh."Sekarang bagaimana?""Aku nggak tahu kabarnya."Hening beberapa saat."Kalau begitu, besok aku nggak akan lembur," ujar Doni.Yesi memandang sejenak. Tidak mungkin ada kata mundur lagi setelah ini. Entah bagaimanapun perasaannya, Doni siap bertemu Aurel dan Emir.🖤LS🖤"Kita berangkat sekarang, Pa?" tanya Aurel penuh binar bahagia. Sejak tadi dia menunggu papanya pulang kerja, mandi, dan salat Maghrib.Gadis kecil itu sudah cantik dengan baju putih bercorak bunga-bunga dan rambutnya diikat rapi. Untungnya Mak Tam ini pandai sekali mendandani anak-anak. Jadi di sekolah Aurel tetap modis versi anak seusianya."Pamit ke Mak Tam dulu."Aurel berlari k

  • Setelah Aku Kau Miliki   148. Perkenalan 2

    Yesi ingat lagi dengan omelan adiknya. Hanya Weni yang berani menceramahinya. Sedangkan teman-temannya sudah tidak ada yang peduli. Bertanya bagaimana kabarnya pun tidak. Tapi dari WA Story, Yesi tahu mereka masih berfoya-foya di luar sana. Hangout masih tetap berjalan dan tidak peduli meski satu anggotanya sudah tidak ikut. Apa mereka tidak penasaran dengan keadaannya? Atau sebenarnya mereka sudah tahu karena diam-diam mencari informasi tentang dirinya. Entahlah ....Sekalipun cerewet, hanya Weni yang peduli. Bahkan memberinya uang untuk menambah modal toko. Sekarang Yesi memang mengelola toko kelontong milik keluarganya. Sedangkan Doni berangkat pagi pulang malam hampir setiap hari dan Minggu saja dia libur. Ia memang tetap mempertahankan mobil dari Emir. Apapun keadaannya, tidak akan dijual kendaraan itu. Sebab memang sangat dibutuhkan. Terlebih sekarang akan memiliki bayi."Assalamu'alaikum." Terdengar salam dari pintu depan yang membuat lamunan Yesi buyar."Wa'alaikumsalam," jaw

  • Setelah Aku Kau Miliki   147. Perkenalan 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI- 56 Perkenalan "Pa, Aurel kangen sama Mama. Aurel boleh ketemu Mama Yesi, nggak?" Aurel bicara sambil menyuap nasi. Malam itu ia makan malam berdua dengan papanya.Emir memandang putrinya. "Nanti kalau ada waktu, Papa anterin ketemu Mama."Aurel mengangguk. Selama dua bulan ini, ia hanya sekali bertemu dengan mamanya sewaktu pulang sekolah. Yesi menunggunya di depan pintu gerbang. Saat itu pun ada Emir yang menjemput Aurel. Ia memberikan kesempatan mantan istrinya bertemu sang anak hanya setengah jam di bawah pengawasannya."Papa jadi menjemput Mama Naima dan Zahra kapan?""Hari Jum'at nanti Papa ke Pare. Kamu di rumah sama Mak Tam, ya. Sabtu kami sudah kembali ke sini.""Aurel nggak boleh ikut, Pa?""Aurel kan sekolah. Tunggu Mama Naima dan Zahra di rumah saja. Oke.""Oke." Aurel mengangguk cepat, lalu melanjutkan makannya dengan lebih bersemangat. Kalau Zahra kembali ke rumah. Ia tidak akan kesepian lagi.Setelah makan malam, mereka pindah ke ruang keluarga.

  • Setelah Aku Kau Miliki   146. Pamit 3

    Naima melangkah cepat ke wastafel belakang. Anak-anak ikut panik. Zahra mengambilkan air minum, sedangkan Aurel sibuk mencari sesuatu. "Tisu mana tisu," ujarnya dengan pandangan menyapu meja makan. Kemudian berlari ke dalam karena tidak menemukan kotak tisu.Ternyata benda itu ada di ruang tamu. Kemudian ia berlari ke belakang dan memberikan tisu pada Naima. "Makasih, ya," ucap Naima sambil duduk.Zahra menggenggam beberapa butir buah anggur di tangannya. "Ini, Ma.""Makasih, anak-anak. Kalian pinter banget sih." Naima tersenyum supaya anak-anak tidak khawatir. Aurel dan Zahra duduk menunggui mamanya. Sesaat kemudian, Naima bangkit dari duduknya. "Mama ke kamar mandi sebentar. Kalian tunggu di sini. Setelah itu kita ke Toko.""Iya," jawab dua bocah itu bersamaan.Baru juga Naima masuk kamar mandi, ponsel di atas meja berdering. "Rel, Papa nelepon," ujar Zahra sambil memandang layar."Biar kujawab, ya.""Hu um."Aurel menggeser icon terima panggilan. "Halo, Pa.""Hai, kalian masih di

  • Setelah Aku Kau Miliki   145. Pamit 2

    "Gajiku nggak akan cukup untuk itu. Bisa juga sih, tapi untuk makan bagaimana. Pasti kurang."Yesi memperhatikan sekeliling. Sebenarnya ia sayang meninggalkan rumah itu. Tinggal bersama mamanya belum tentu nyaman. Mereka memang sering kompak dan saling mendukung untuk kembali merebut Emir. Tapi yakin saja, untuk keseharian bersama akan sulit. Mamanya sangat cerewet. Imbang seperti dirinya yang sok ngatur.Tapi kalau tetap bertahan di rumah itu, bagaimana ia bisa melanjutkan membayar cicilan. Belum lagi berhadapan dengan tatapan sinis tetangga perumahan setelah kejadian malam itu. Namun Yesi sekarang tidak peduli lagi. Ia lebih bingung jika tinggal serumah dengan mamanya."Carikan pekerjaan untukku," ucapnya memandang Doni."Kantorku nggak ada lowongan.""Aku juga nggak mungkin kembali ke sana. Malu juga. Mereka sudah memecatku.""Kamu mau kerja jaga toko?""Nggak apa-apa.""Daripada kerja sama orang, bukankah lebih baik mengikuti saran Weni untuk mengelola toko milik kalian sendiri. I

  • Setelah Aku Kau Miliki   144. Pamit 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI - 55 Pamit[Jangan temui Aurel dulu untuk saat ini. Kalau dia bilang kangen sama kamu, baru kuantar untuk bertemu.] Balas Emir lalu menunjukkan pesan itu pada Naima. Ia tidak akan menyembunyikan sesuatu dari istrinya. Untuk mempertahankan hubungan sampai sejauh ini, sudah banyak pengorbanan Naima dan perjuangannya. Jadi kejujuran dan saling terbuka adalah kunci utama.Naima hanya membaca dan tidak berkomentar. Ia tahu, sebagai seorang ibu pasti Yesi kangen juga dengan anaknya. Tapi mengingat wanita itu telah merencanakan menjebak Emir dengan cara paling menjijikan, ia masih kecewa dan marah. Tentang Aurel, ia yakin kalau suaminya pasti akan melakukan yang terbaik."Aurel nggak bilang ingin bertemu mamanya, Mas?""Nggak. Paling hanya tanya biasa saja," jawab Emir lalu mengunci koper dan meletakkan di dekat pintu kamar. Kemudian mengajak istrinya segera istirahat. Dia malas membahas mantan istrinya. Lebih baik deep talk dengan istrinya sebelum mereka kembali LDM

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status