Share

Bab 7

Author: Haslia
Sebelum Monica dan Surya menikah, mereka telah menandatangani surat perjanjian pranikah. Aset dari Grup Atmadja tidak berhubungan dengan Monica. Dia juga tidak akan kebagian sepeser pun.

Hanya saja, Monica juga tidak peduli dengan semua itu. Lantaran bukan milik Monica, Monica juga tidak menginginkannya.

Setelah menyusun surat perjanjian, Monica langsung menandatangani surat tanpa ragu sama sekali.

Monica masih ingat saat menandatangani akta nikah bersama Surya waktu itu, saking antusiasnya, dia bahkan tidak bisa menggenggam pena.

Namun sekarang, Monica meletakkan pena dengan raut tak berekspresi. Dia memasukkan surat perjanjian ke dalam amplop, lalu meletakkannya ke dalam laci.

“Monica, apa benar kamu sudah memutuskan untuk cerai sama Surya?” Terdengar suara kaget Agnes Tanaka dari ujung telepon.

Agnes Tanaka adalah teman baik Monica. Dia mengandalkan kemampuannya sendiri memulai kariernya dari nol hingga menjadi artis papan atas. Dia sering sibuk dalam pekerjaannya, jadi mereka berdua jarang bertemu, hanya saja hubungan mereka cukup bagus.

Justru karena memahami kepribadian Monica, Agnes baru merasa begitu kaget. Bagaimanapun, sebelumnya Monica sangat mencintai Surya. Dia pun menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Surya adalah sosok pria yang paling unggul di sekolah mereka. Bahkan, murid-murid di bawah dua angkatan mereka juga mengetahui legendanya.

Pada saat umur 16 tahun, Surya berhasil memasuki universitas terunggul tanpa harus mengikuti ujian masuk. Pada umur 18 tahun, dia duluan menyelesaikan akademinya dan memulai kariernya di luar negeri. Saat belum genap berusia 20 tahun, Surya sudah mendirikan perusahaannya sendiri dan berhasil menjadi perusahaan unicorn dalam waktu setengah tahun. Dalam waktu satu tahun, dia berhasil memonopoli pasar luar negeri, lalu memperluas ruang lingkup bisnis Grup Atmadja.

Saat usia 22 tahun, Surya memasukkan perusahaannya ke dalam Grup Atmadja. Kemudian, dia langsung melangkahi ayahnya dan menjadi pemimpin baru dari Grup Atmadja.

Orang yang begitu unggul ini memiliki wajah tampan dan juga postur tubuh yang sangat bagus. Sangatlah wajar jika ada yang jatuh cinta terhadap pria yang jago dalam segala hal dan tidak memiliki kekurangan.

Hanya saja, ada satu kekurangan dari diri Surya, yaitu dia terlalu dingin dan tidak peduli terhadap semuanya.

Kepribadiannya yang tidak pernah memberi respons apa pun membuat banyak lawan jenis yang tertarik padanya akhirnya mundur dengan kecewa. Mereka memang menyukai Surya, tetapi setiap orang itu egois. Mereka semua berharap bisa mendapatkan balasan dari pengorbanan mereka. Siapa juga yang bersedia untuk melewati sisa hidup bersama orang yang tidak memberi respons sama sekali?

Mungkin, hanya Monica saja yang bersedia.

Orang lain mulai menyukai Surya pada saat dia mulai sukses di umur 16 tahun, sedangkan Monica sudah diam-diam menyukainya sejak beberapa tahun sebelumnya. Jadi, meskipun Monica sadar dirinya nekat, dia tetap saja maju tanpa ragu sama sekali.

Agnes telah melihat betapa dalam rasa cinta Monica terhadap Surya selama beberapa tahun ini. Hanya saja, Agnes juga melihat betapa menderitanya Monica dalam pernikahan ini, bahkan pernah membujuk Monica untuk bercerai. Hanya saja, usulannya malah ditolak.

Sebab, Monica selalu memeluk sedikit harapan. Dia merasa asalkan dia bisa mengorbankan ketulusan hatinya, meskipun Surya bersikap dingin, dia juga bisa menghangatkan hati Surya.

Pada akhirnya, Monica berkali-kali dilukai oleh Surya. Setelah lukanya sembuh sendiri, akan ditambah lagi dengan luka baru yang bertubi-tubi. Sekarang, setelah Monica terluka parah, akhirnya dia pun sadar rupanya Surya adalah seseorang yang tidak memiliki hati atau hatinya tidak akan menjadi milik Monica.

Kehangatan dan keberanian yang dimiliki Monica sebelumnya, pada akhirnya malah ditampar berkali-kali oleh kenyataan.

Jadi, Monica tidak berencana untuk bertahan lagi. “Emm, aku sudah putuskan.”

“Apa yang terjadi?” tanya Agnes dengan hati-hati.

“Nggak kenapa-napa.” Monica tersenyum lega. Ternyata saat benar-benar melepaskan seseorang, bahkan nada bicara juga terasa sangat amat lega. “Aku cuma ingin cerai saja.”

Setelah orang di ujung telepon terdiam beberapa saat, dia menaikkan volume suaranya. “Pemikiranmu bagus! Aku dukung kamu! Cewek yang bisa bercerai kapan saja barulah cewek dewasa!”

Sebagai teman baik Monica, Agnes akan mendukung apa pun keputusan Monica tanpa perlu menanyakan alasannya. Hanya saja, dia cukup perhatian dengan masalah anak, jadi dia pun mengungkitnya, “Bagaimana dengan Farel? Apa kamu berencana mengambil hak asuhnya?”

Bagaimanapun, Farel dilahirkan Monica dengan susah payah. Selama beberapa tahun ini, dia juga telah mencurahkan banyak kasih sayang kepadanya.

“Nggak mau lagi,” balas Monica dengan datar, “Surya adalah anak semata wayang Keluarga Atmadja. Sekarang, Farel itu satu-satunya anak Surya. Keluarga Atmadja nggak mungkin akan serahkan hak asuh kepadaku.”

“Tapi, gimana kalau setelah Surya cerai sama kamu, dia malah menikah sama Erika? Bukannya Erika akan menjadi ibu tirinya Farel? Setelah punya ibu tiri, ayah kandung juga akan berubah menjadi ayah tiri. Apa kamu nggak takut Farel ditindas nantinya?”

Agnes bertanya dengan khawatir.

Mengenai pertanyaan ini, sebelumnya Monica juga sudah mempertimbangkannya dengan serius.

Demi Farel, Monica pernah bersedia melindungi status istrinya Surya dan bersedia hidup di dalam ikatan pernikahan tanpa cinta untuk selamanya, sebab dia tidak berharap Farel akan hidup menderita setelah Surya menikahi orang lain nanti.

Hanya saja, setelah semuanya terjadi sekarang, ternyata semuanya hanyalah pemikiran Monica sendiri.

Farel tidak berencana memiliki ibu sepertinya, malah lebih menginginkan Erika untuk menjadi ibunya.

Jadi, Monica akan merestui hubungannya.

Mengenai akibatnya di kemudian hari, Farel harus menanggung akibat dari pilihannya sendiri.

Selama mengobrol dengan Agnes sekitar satu jam, kebanyakan ucapannya mengandung makna untuk menghibur Monica.

“Nggak apa-apa, ada banyak cowok di dunia ini. Setelah campakkan Surya, kita cari yang lebih bagus lagi!”

“Kalau bukan karena aku lagi syuting sekarang, aku pasti akan terbang ke sisimu dan lepaskan kembang api untuk merayakannya!”

“Gimana kalau … aku pulang malam ini untuk beri kamu pelukan besar? Kemudian, aku pinjamkan pundakku buat jadi sandaranmu?”

“Sudahlah, apa waktu istirahatmu sepanjang itu?” Monica tersenyum. “Aku benar-benar baik-baik saja kok. Kamu nggak usah begitu mencemaskanku.”

“Baiklah.” Setelah memastikan Monica bukan sedang memaksakan dirinya, Agnes diam-diam menghela napas lega. “Kalau begitu … kapan kamu berencana untuk meninggalkan rumah Keluarga Atmadja?”

Monica berpikir sejenak.

“Satu bulan kemudian deh. Setelah aku urus semuanya, aku akan pergi cari kamu.”

“Sepakat ya, jangan ingkar janjimu!” Agnes menegaskan.

“Sepakat.”

Nada bicara Monica sangat tegas.

Setelah panggilan diakhiri, Monica berdiri, lalu pergi ke ruang pakaian untuk membereskan barang-barangnya.

Bagaimanapun, Monica telah hidup lima tahun di sini. Barangnya juga cukup banyak.

Di antaranya terdapat banyak perhiasan.

Kebanyakan dari perhiasan itu adalah hasil lelang asal-asalan Surya di saat lelang amal, lalu dimasukkan ke dalam rak perhiasannya.

Monica mengenakan sebuah gelang yang dipenuhi oleh berlian di atasnya. Lantaran gelang itu terlalu besar, gelang pun langsung jatuh hingga mengeluarkan suara nyaring di atas permukaan meja.

Perhiasan kelas tinggi seperti ini biasanya akan diatur ukurannya sesuai dengan ukuran pelanggannya, jadi tidak mungkin akan muncul masalah tidak cocok seperti ini.

Hal ini juga membuktikan bahwa saat Surya membeli gelang ini, dia membelinya secara asal-asalan, sama halnya seperti dia memperlakukan istrinya saja.

Monica menarik ujung bibirnya. Dia hanya menyimpan beberapa perhiasan yang diberikan neneknya Surya khusus untuknya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah kotak, lalu mengisi semua perhiasan itu ke dalam. Setelah itu, dia pun menghubungi petugas penjemputan barang bekas.

Monica tidak menginginkan sepeser pun Grup Atmadja yang bukan merupakan miliknya, hanya saja dia juga tidak berlagak suci. Dia menyimpan perhiasan ini sebagai tanda imbalan pengorbanannya terhadap keluarga ini selama lima tahun.

Meskipun mempekerjakan seorang pembantu juga butuh digaji, apalagi Monica sudah banyak berkorban selama lima tahun ini. Pada akhirnya, dia tidak mendapatkan apa pun, selain luka di sekujur tubuhnya.

Setelah mengatur jadwal transaksi, Monica menutup kotaknya, lalu melihat cincin berlian di atas jari manisnya.

Cincin ini adalah pemberian dari Surya, yang mana merupakan satu-satunya barang yang cocok dengan ukurannya.

Cincin ini juga dipasangkan Surya langsung di jari manisnya saat acara pernikahan. Selama ini, Monica menganggap cincin itu sebagai barang berharga, oleh sebab itu Monica tidak pernah melepaskannya selama lima tahun ini.

Monica ragu beberapa detik, lalu mengepalkan jari tangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 100

    "Guru ...." Mata Monica tiba-tiba terasa panas dan berkaca-kaca."Kalau kamu ada pertanyaan soal seni merangkai bunga, hubungi aku saja. Aku memang bilang nggak ada waktu, tapi apa kamu nggak bisa terus tanya sampai aku ada waktu? Kalau gampang tersinggung begitu, gimana kamu bisa jadi orang hebat?" tegur Santi.Monica merasa sedikit malu, lalu mengangguk dalam-dalam dengan serius. "Aku mengerti. Makasih, Guru.""Jangan buru-buru bilang makasih. Tunggu sampai kamu benar-benar punya hasil yang bisa dibanggakan, baru pantas berterima kasih," ucap Santi sambil tersenyum tipis. "Sudahlah, aku masih ada urusan. Nggak bisa ngobrol lama-lama sama kalian."Tepat saat itu, lift yang mereka tunggu tiba di lantai mereka dan berbunyi ketika terbuka.Bersamaan dengan itu, Surya keluar dari ruang VIP. Dia kebetulan melihat Santi sedang berdiri bersama Monica dan Yunita.Santi juga melihat Surya, tetapi hanya melirik sekilas sebelum kembali menatap Monica dan berucap, "Oh ya. Meski kamu nggak suka de

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 99

    Orang-orang di ruang VIP juga ikut menoleh ke arah Monica.Orang yang bisa mendapatkan pujian dan evaluasi langsung dari Master Santi pasti sangat luar biasa!Awalnya, mereka semua mengira Monica hanyalah hiasan tanpa isi. Sekarang, mereka baru tahu ternyata dia adalah perangkai bunga yang karyanya mendapat banyak pujian di pameran!Dalam sekejap, pandangan mereka terhadap Monica pun berubah. Yang tadinya menganggapnya remeh, kini mulai muncul rasa kagum dan hormat terhadapnya.Erika menggenggam erat tangan yang bertumpu di atas pahanya saat melihat pusat perhatian beralih ke Monica.Tak disangka, Santi yang barusan memperingatkan dirinya secara terang-terangan, justru bersikap begitu ramah terhadap Monica!Tatapan mata Erika penuh dengan rasa tidak terima, lalu dia secara refleks menoleh ke arah Surya karena ingin tahu bagaimana reaksinya.Surya hanya melirik sekilas ke arah Monica, seolah-olah sedang melihat seseorang yang tidak ada hubungan dengan dirinya. Tidak ada perubahan ekspre

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 98

    "Ya. Sekarang, apa pria itu masih begitu berengsek?" Edwin juga mulai tertarik, memang dasarnya dia suka dengar gosip seperti ini."Kalau soal prianya berengsek atau nggak, aku sendiri kurang tahu juga," jawab Santi sambil menyapu pandangan ke seluruh ruang VIP dengan tenang, lalu akhirnya menatap langsung ke arah Surya. Dia tersenyum samar dan bertanya, "Pak Surya, menurutmu dia berengsek nggak?"Begitu kalimat itu dilontarkan, suasana ruang VIP langsung hening seketika.Tidak ada seorang pun menyangka Santi akan tiba-tiba melemparkan pertanyaan itu ke Surya.Apakah Pak Surya ada hubungannya dengan cerita tadi?Alis Erika langsung berkerut. Seolah-olah teringat sesuatu, dia mendadak menoleh dan menatap ke arah Monica.Baru sekarang Erika menyadari, Monica tadi masuk bersama dengan Bu Yunita dari studio bunga itu. Jadi artinya, Monica adalah orang yang membuat karya bertema "Keharmonisan Hijau dan Merah" tersebut!Jangan-jangan ... Monica adalah murid yang dimaksud Santi?Kalau benar b

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 97

    Erika memang sudah punya banyak gelar dan predikat. Semuanya dirancang untuk menciptakan citra yang sempurna agar dia bisa tampil percaya diri di situasi apa pun.Sekarang, Erika melihat adanya celah kosong dalam dunia pameran seni merangkai bunga di dalam negeri sehingga ingin menjadi pelopor di bidang tersebut. Oleh karena itu, dia jelas perlu memahami bidang ini lebih dalam.Kalau Erika bisa menambahkan satu gelar lagi sebagai murid dari master perangkai bunga dalam negeri, langkahnya ke depan di bidang ini akan jauh lebih lancar.Jadi, sekarang Erika sangat menantikan jawaban dari Santi.Bagaimanapun, status sosial Surya sudah jelas. Tidak peduli Santi sekeras kepala apa pun, sepertinya dia tidak akan sampai menolak permintaan seseorang yang dibawa oleh Surya sendiri.Orang-orang lain di ruang VIP itu juga menatap dengan penasaran.Konon, Santi sangat ketat dalam memilih murid. Bisa memenuhi standarnya sangatlah langka. Jadi selama bertahun-tahun, dia hanya mempunyai satu murid. Na

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 96

    "Pak Agus terlalu memuji," Erika tersenyum sambil mengangkat gelas.Surya juga ikut mengangkat gelas dan meneguk sedikit."Kalau aku bilang sih, Nona Erika memang luar biasa. Usianya masih muda, tapi sudah bisa merancang begitu banyak pameran yang viral. Benar-benar panutan di industri seni!""Ya, dengar-dengar Nona Erika itu lulusan dari universitas yang sama dengan Pak Surya. Itu kampus kelas dunia lho. Ya jelas saja dia itu orang hebat tingkat dewa!""Makasih atas pujiannya." Erika membalas dengan senyum rendah hati, lalu menoleh pada Surya. "Walaupun aku dan Pak Surya seumuran, dia sudah menyelesaikan seluruh studinya setahun lebih cepat dariku. Sejak dulu, aku selalu menjadikannya sebagai panutan yang ingin kukejar."Sesama orang hebat yang akhirnya bertemu di puncak. Cerita semacam itu memang terasa romantis.Dalam sekejap, semua orang merasa Erika dan Surya sangat cocok. Mungkin memang hanya wanita seperti Erika yang pantas bersanding dengan pria seperti Surya.Oleh karena itu,

  • Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila   Bab 95

    "Sudah cukup."Suara Surya terdengar datar. Dia menghentikan topik pembicaraan tersebut.Barulah orang-orang yang tadi menggoda, menghentikan pertanyaan mereka. Namun bagi yang paham, semua sudah bisa menebak maksud sebenarnya. "Pak Surya lagi melindungi Nona Erika.""Benar banget. Nggak diumumkan ke publik, justru bentuk perlindungan untuk Nona Erika, 'kan?"Supaya orang-orang tidak berpikir bahwa kesuksesan pameran ini semata-mata karena dorongan dan koneksi dari Surya."Kelihatannya, Nona Erika bakal jadi Nyonya Atmadja. Cuma tinggal tunggu waktu saja ...."Erika menunduk sedikit, tetapi di matanya terselip sorot bangga yang tak bisa disembunyikan.Edwin yang mendengarkan pembicaraan itu hanya mengernyit. Secara naluriah, dia menoleh ke arah Monica yang duduk di sampingnya.Namun, Monica tetap tenang seperti biasa dan ekspresinya datar. Dia sesekali ngobrol ringan dengan beberapa orang di sekitarnya yang juga dari industri seni. Sama sekali tak terlihat ada reaksi apa pun dari dirin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status