Main Api dengan Mafia

Main Api dengan Mafia

last updateHuling Na-update : 2025-03-24
By:  Soju KimchizzOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
6Mga Kabanata
14views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Nayla hanya ingin menjaga harga dirinya saat menghadiri pernikahan mantan kekasihnya. Dalam keadaan terdesak, ia meminta Kenzo berpura-pura menjadi pacarnya. Ia pikir semuanya akan berakhir setelah acara itu selesai. Tapi ternyata, keputusan itu malah membawa hidupnya ke dalam kekacauan yang tidak pernah ia bayangkan. Kenzo bukan pria biasa. Ia memiliki kekuasaan, kendali, dan cara berpikir yang tidak bisa ditebak. Ketika Nayla mencoba kabur darinya, Kenzo selalu tahu di mana ia berada. Semakin Nayla berusaha menjauh, semakin kuat Kenzo mengikatnya. Di tengah kebingungan, satu per satu rahasia mulai terungkap-tentang masa lalu yang selama ini tak pernah Nayla ketahui, tentang sosoknya yang ternyata lebih dari sekadar wanita biasa. Lalu, ketika semuanya menjadi semakin rumit, Nayla sadar... mungkin sejak awal, ia memang tidak pernah bisa lari dari Kenzo.

view more

Kabanata 1

Undangan Keramat

Suara ketukan sepatu hak tinggi menggema di lorong apartemen saat Nayla berjalan menuju unitnya. Hari itu terasa panjang—terlalu panjang. Presentasi yang melelahkan, atasan yang terlalu banyak menuntut, dan klien yang mendadak berubah pikiran di detik terakhir membuat kepalanya hampir meledak.

Saat akhirnya tiba di depan pintu, ia menghela napas panjang sebelum membuka kunci. Begitu pintu terbuka, aroma lembut lilin vanila menyambutnya, memberikan sedikit rasa nyaman setelah hari yang melelahkan.

Nayla melepaskan high heels dengan asal, membiarkan tubuhnya terjatuh ke sofa empuk di ruang tengah. Ia menarik karet rambutnya, membiarkan rambut panjangnya tergerai, lalu meraih remote TV. Tapi sebelum sempat menyalakan drama Korea yang sudah menunggu untuk ditonton, ponselnya bergetar di atas meja.

Notifikasi email. Satu pesan masuk.

📩 "Undangan Pernikahan: Reza & Alana"

Mata Nayla membeku di layar. Jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak sebelum kembali berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

Reza.

Alana.

Dua nama yang pernah menjadi bagian besar dalam hidupnya, kini berdampingan dalam sebuah undangan pernikahan.

Jarinya terasa kaku saat menyentuh layar, membuka email tersebut dengan hati-hati, seolah isinya bisa melukai lebih dalam dari sekadar kata-kata.

Kepada Nayla Adhistana,

Dengan penuh kebahagiaan, kami mengundangmu untuk hadir di hari istimewa kami.

Reza & Alana

Sabtu, 14 April 20XX

The Grand Amerta Hotel, Ballroom 1

Nayla membaca undangan itu berulang kali, berharap ada kesalahan. Mungkin ini hanya lelucon. Mungkin ini undangan spam. Tapi tidak. Nama pengirimnya jelas-jelas dari akun email Alana.

Tangannya mulai gemetar. Ia meletakkan ponsel ke meja dan menutup matanya.

Sakit.

Seharusnya ia sudah tidak merasakan ini lagi. Hubungannya dengan Reza telah berakhir hampir dua tahun lalu. Tapi tetap saja, melihat kenyataan bahwa mantan pacarnya—laki-laki yang dulu bersumpah takut menikah—kini berdiri di pelaminan bersama sahabatnya sendiri, terasa seperti penghinaan terbesar.

Apakah ini alasan mereka tiba-tiba menjauh?

Nayla ingat, setelah putus dari Reza, Alana masih sering menemaninya. Mereka masih sering makan malam bersama, bertukar cerita, bahkan Alana yang paling sering berkata, "Kamu harus cari yang lebih baik dari Reza. Dia terlalu nggak jelas!"

Tapi lambat laun, Alana mulai sibuk. Chat-nya mulai jarang dibalas, panggilan tak terjawab, alasan sibuk kerja selalu menjadi tameng.

Dan sekarang, jawabannya ada di depan matanya.

Mereka sudah bersama sejak dulu.

Nayla meraih ponselnya lagi, menatap undangan itu dengan kebencian yang mulai merayapi dadanya.

Kenapa mereka masih mengundangnya? Apa mereka ingin pamer?

Atau... apakah mereka mengira ia masih menyedihkan setelah dua tahun berlalu?

"Tunggu..."

Sebuah pikiran melintas di kepalanya.

Kalau aku datang sendirian... itu akan membuat mereka menang.

Mereka pasti berpikir Nayla masih terjebak di masa lalu, masih sendiri, masih menyedihkan.

Tidak.

Mereka tidak boleh berpikir seperti itu.

📞 Panggilan masuk dari Maia

Nayla langsung mengangkatnya tanpa berpikir.

Maia: "Lo udah lihat?"

Nayla: "Gue baru aja buka."

Maia: "Gila sih. Gue nggak ngerti gimana mereka masih bisa punya muka buat undang lo."

Nayla: "Gue juga nggak ngerti, Mai. Ini penghinaan."

Maia: "Lo mau datang?"

Nayla: diam sejenak "Gue nggak tahu."

Maia: "Kalau lo datang sendirian, mereka bakal pikir lo belum move on. Tapi kalau lo nggak datang, berarti lo ngaku kalah."

Nayla mendesah. Maia ada benarnya.

Maia: "Jadi lo harus datang. Tapi dengan cara yang bikin mereka nyesel ngundang lo."

Nayla: "Dan gimana caranya?"

Maia: "Datang sama pacar ganteng. Biar mereka lihat lo lebih bahagia tanpa mereka."

Nayla: "Pacar dari mana? Gue bahkan nggak punya gebetan."

Maia: tertawa kecil "Kalau nggak punya, ya sewa!"

Nayla mengerutkan kening. "Hah?"

Maia: "Gue serius. Sekarang banyak jasa pacar sewaan. Lo bisa bayar seseorang buat pura-pura jadi pacar lo selama acara."

Nayla: "Itu konyol, Mai."

Maia: "Apa yang lebih konyol? Datang sendirian dan kelihatan kayak mantan yang belum move on, atau datang sama cowok super ganteng dan bikin mereka terbakar cemburu?"

Nayla terdiam.

Sewa pacar? Itu gila. Tapi...

Kenapa terdengar seperti ide yang cukup brilian?

Tangannya secara refleks mengetik di G****e: "Jasa pacar sewaan profesional Jakarta."

Banyak hasil pencarian muncul. Beberapa website terlihat terlalu murahan, beberapa terlihat lebih profesional.

Tapi sebelum sempat membuka salah satu, notifikasi chat dari Maia masuk.

📩 "Gue tahu seseorang. Dia bisa jadi pacar pura-pura lo. Tapi lo harus siap... dia bukan orang biasa."

Nayla mengetik balasan cepat.

📩 "Siapa?"

Tidak lama, balasan Maia muncul.

📩 "Kenzo Adinata."

Nayla mengernyit. Nama itu terdengar familiar.

📩 "Kenzo siapa?"

📩 "Lo bakal tahu sendiri. Cuma ada satu Kenzo Adinata di Jakarta. Dan dia bukan orang yang mudah didekati."

Nayla menggigit bibirnya. Jantungnya mulai berdebar dengan cara yang aneh.

Siapa sebenarnya pria ini?

Dan kenapa perasaannya mengatakan bahwa hidupnya akan semakin rumit setelah ini?

Nayla menatap langit-langit apartemennya dengan kosong, perasaan di dadanya bercampur aduk seperti pusaran badai yang tak kunjung reda. Ia tidak pernah membayangkan akan datang ke pernikahan mantan pacarnya sendiri.

Lebih tepatnya—tidak pernah membayangkan bahwa ia akan dipaksa menghadapi kenyataan menyakitkan ini secara langsung.

Perihnya bukan hanya karena Reza. Tapi karena Alana.

Sahabatnya. Orang yang dulu selalu ada untuknya. Orang yang dulu mengatakan, "Nay, lo bakal dapat yang lebih baik. Reza itu nggak pantes buat lo."

Ironis.

Dan sekarang, Alana berdiri di pelaminan bersama pria yang dulu berjanji akan menikahi Nayla.

Matanya menatap kosong ke langit-langit. Dadanya terasa sesak.

Apa gue nggak pantas buat dinikahi?

Pertanyaan itu menusuk lebih dalam dari yang seharusnya.

Sebab ini bukan hanya tentang Reza.

Sebelum Reza, Nayla juga pernah menjalin hubungan serius dengan seorang pria selama empat tahun. Hubungan itu juga kandas. Alasannya? Laki-laki itu bilang, "Kita lebih baik berteman aja. Gue nggak yakin buat menikah."

Dua kali.

Dua kali ia mengalami hal yang sama. Dua kali ia percaya bahwa seseorang akan memilihnya sebagai tempat terakhir untuk pulang, hanya untuk ditinggalkan begitu saja.

Nafasnya terasa berat.

Mungkin masalahnya ada pada dirinya?

Mungkin Nayla memang tidak cukup baik untuk dijadikan istri?

Tangannya mengepal di atas dadanya, merasakan detak jantung yang tak beraturan. Perasaan ini tidak seharusnya menguasainya, tidak seharusnya membuatnya merasa seolah-olah ia adalah perempuan yang tidak layak dicintai.

Tapi di dalam kegelapan apartemen itu, tanpa siapa pun yang bisa melihatnya—ia merasa rapuh.

Ia mengingat bagaimana dulu Reza memeluknya saat malam-malam dingin. Bagaimana ia dulu membayangkan hari pernikahannya sendiri dengan pria itu. Bagaimana ia mengira bahwa Reza adalah orang yang akan menggenggam tangannya sampai akhir.

Dan sekarang, mimpi itu telah berakhir.

Bersama orang lain.

Ada sesuatu yang menyesakkan dalam realisasi itu.

Nayla menutup matanya, berusaha mengusir rasa sakit yang tiba-tiba memenuhi dadanya. Tapi semakin ia mencoba mengabaikannya, semakin dalam luka itu mengakar.

Ia tidak bisa membiarkan ini.

Tidak bisa membiarkan dirinya jatuh lebih dalam.

Tiba-tiba, suara Maia kembali terngiang di kepalanya.

"Kalau lo datang sendirian, mereka bakal pikir lo belum move on. Tapi kalau lo nggak datang, berarti lo ngaku kalah."

Tidak.

Nayla tidak akan kalah.

Tangannya meraih ponselnya kembali. Jika memang harus ada seseorang yang menemaninya ke acara itu, maka ia harus menemukan orang yang tepat.

Dan satu nama yang disebut Maia tadi, Kenzo Adinata, kini terdengar semakin menarik.

Ia mengetik pesan cepat untuk Maia.

📩 "Kasih tahu gue lebih banyak soal Kenzo."

Balasan datang lebih cepat dari yang ia kira.

📩 "Gue udah bilang, dia bukan orang biasa. Kalau lo beneran mau dia, lo harus siap dengan semua konsekuensinya."

Nayla menggigit bibirnya.

Apapun konsekuensinya, itu pasti lebih baik daripada terlihat menyedihkan di hadapan orang-orang yang mengkhianatinya.

Ia akan datang ke pernikahan itu.

Dan ia akan memastikan bahwa setiap orang yang hadir akan menyesal telah meremehkannya.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
6 Kabanata
Undangan Keramat
Suara ketukan sepatu hak tinggi menggema di lorong apartemen saat Nayla berjalan menuju unitnya. Hari itu terasa panjang—terlalu panjang. Presentasi yang melelahkan, atasan yang terlalu banyak menuntut, dan klien yang mendadak berubah pikiran di detik terakhir membuat kepalanya hampir meledak.Saat akhirnya tiba di depan pintu, ia menghela napas panjang sebelum membuka kunci. Begitu pintu terbuka, aroma lembut lilin vanila menyambutnya, memberikan sedikit rasa nyaman setelah hari yang melelahkan.Nayla melepaskan high heels dengan asal, membiarkan tubuhnya terjatuh ke sofa empuk di ruang tengah. Ia menarik karet rambutnya, membiarkan rambut panjangnya tergerai, lalu meraih remote TV. Tapi sebelum sempat menyalakan drama Korea yang sudah menunggu untuk ditonton, ponselnya bergetar di atas meja.Notifikasi email. Satu pesan masuk.📩 "Undangan Pernikahan: Reza & Alana"Mata Nayla membeku di layar. Jantungnya seperti berhenti berdetak sejenak sebelum kembali berpacu lebih cepat dari sebe
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa
Cafe Le Vaux
Nayla duduk di meja kerjanya, menatap layar ponselnya dengan tatapan bimbang. Nama Kenzo Adinata masih terpampang jelas di layar. Maia sudah mengirimkan beberapa informasi singkat tentang pria itu, termasuk beberapa foto candid yang diambil entah dari mana.Tapi satu hal yang jelas—Kenzo bukan pria biasa.Dari ekspresi wajahnya yang selalu tenang dan dingin, hingga cara dia berdiri yang memancarkan kepercayaan diri, semuanya menunjukkan bahwa pria ini berbahaya.Maia tidak berlebihan ketika mengatakan bahwa berurusan dengan Kenzo bisa membawa konsekuensi yang tidak bisa diprediksi.Tapi Nayla butuh dia.Atau setidaknya, butuh seseorang yang bisa membuatnya tidak terlihat menyedihkan saat datang ke pernikahan itu.Tangannya mengetik pesan dengan ragu-ragu.📩 "Bisakah kita bertemu? Aku ingin membicarakan sesuatu."Pesan terkirim.Tiga menit berlalu.Tidak ada balasan.Lima menit.Masih tidak ada reaksi.Nayla mulai berpikir ulang. Mungkin ini ide buruk. Mungkin aku harus mencari pria l
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa
Sentuhan Fisik
Walaupun Nayla sudah membeli pakaian melalui toko online, tampaknya Kenzo tidak puas dengan pilihannya. Tanpa banyak bicara, pria itu membawanya ke salah satu butik mahal di pusat kota."Kita sudah beres. Gue udah beli semuanya," protes Nayla saat mereka memasuki butik yang dipenuhi koleksi busana eksklusif.Kenzo meliriknya dengan tatapan santai tapi tajam. "Lo pikir dress yang lo beli online cukup buat bikin mereka terdiam?"Nayla mengerutkan kening. "Itu dress branded.""Tapi bukan 'statement piece'," balas Kenzo cepat. "Percaya deh, kalau lo mau datang ke pernikahan mantan pacar dan sahabat lo sendiri, lo butuh sesuatu yang lebih dari sekadar bagus. Lo harus kelihatan luar biasa."Nayla tidak bisa menyangkal kalau pria itu ada benarnya.Maka, di sinilah dia, berdiri di depan cermin butik, mengenakan salah satu gaun yang Kenzo pilihkan untuknya.Gaun malam berwarna emerald membalut tubuhnya dengan sempurna. Potongannya pas, sedikit terbuka di bagian punggung, menonjolkan sisi elega
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa
Guilty
Nayla duduk di sofa apartemennya, ngelepas high heels yang udah bikin kakinya pegal setengah mati. Dia ngelempengin punggungnya, ngambil bantal, terus meluk itu kayak guling.Di sebelahnya, Maia lagi asik ngemil keripik sambil nonton serial di laptop. Tapi Nayla nggak bisa fokus. Pikirannya masih berkecamuk soal satu orang.Kenzo Adinata.Dia narik napas panjang sebelum akhirnya buka suara. "Gue nggak ngerti, Mai."Maia ngelirik sebentar, terus lanjut ngunyah. "Nggak ngerti apaan?""Kenzo." Nayla ngelus jidatnya, nyoba merangkai kata. "Dia tuh kayak terlalu effort buat sesuatu yang dia nggak dapet untungnya. Maksud gue, dia nggak gue bayar, tapi bener-bener niat bantuin gue. Dari mulai belanja baju, ngajarin cara bersikap, bahkan nyuruh gue latihan pegangan tangan, senyum, segala macem. Kayak... serius banget."Maia langsung nyengir usil. "Jangan-jangan dia beneran suka sama lo?"Nayla mendelik. "Jangan mulai, Mai.""Tapi masuk akal, lho." Maia naruh keripiknya dan ngebalik badan biar
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa
Permainan
Nayla mengernyit menatap layar ponselnya. Sebuah undangan digital muncul di sana, menampilkan acara eksklusif yang bahkan nggak pernah terpikirkan olehnya untuk dihadiri."Datang ke acara ini. Gue jemput jam tujuh."Itu pesan dari Kenzo. Singkat, padat, dan nggak membuka ruang untuk penolakan.Nayla mengetik balasan cepat. "Kenapa lo tiba-tiba ngajakin gue?"Ceklis dua. Dibaca. Tapi nggak ada balasan.Sialan.Pukul 19.00Sebuah mobil hitam mengilap berhenti tepat di depan apartemen Nayla. Dia melirik ke luar jendela dan, tentu saja, Kenzo ada di sana. Pria itu keluar dari mobil, mengenakan kemeja hitam yang menggulung di lengan, memperlihatkan jam tangan mahal yang melekat di pergelangannya."Lo udah turun atau harus gue jemput langsung ke atas?" Suaranya terdengar santai, tapi ada nada menekan di dalamnya.Nayla menghela napas panjang, lalu mengambil clutch bag-nya dan berjalan keluar. Begitu dia sampai di depan mobil, Kenzo membukakan pintu untuknya."Lo belum jawab pertanyaan gue,"
last updateHuling Na-update : 2025-03-22
Magbasa pa
Mafia
Setelah Kenzo mengantarnya pulang, Nayla tidak langsung tidur. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian tadi malam—wajah-wajah misterius yang terlihat mengenal Kenzo, cara mereka berbicara dengan bahasa terselubung, serta bagaimana Kenzo seolah memiliki kendali penuh di dalam ruangan itu.Duduk di tepi ranjang, Nayla meraih iPad-nya. Jarinya mengetik nama Kenzo Adinata di kolom pencarian Google. Namun, hasilnya nihil."Mustahil orang seperti dia gak punya jejak digital," gumamnya.Dia mencoba mencari dengan kata kunci lain: Kenzo Adinata perusahaan, Kenzo Adinata CEO, Kenzo Adinata media, namun hasilnya tetap samar. Nama itu memang muncul di beberapa berita bisnis, tapi hanya sebagai investor misterius yang jarang tersorot kamera.Nayla semakin curiga. Bagaimana mungkin pria sekharismatik Kenzo, yang jelas memiliki kekuasaan, hampir tidak memiliki eksistensi di internet?Merasa tidak puas, Nayla membuka aplikasi chat dan menghubungi Maia.Nayla: "Mai, lo lagi sibuk?"Maia: "Kalau lo na
last updateHuling Na-update : 2025-03-24
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status