Share

Bab 15 Hamil

Author: Bunga Bakung
Mendengar ucapan Nadia, perasaan Gio menjadi kacau sesaat.

Detik berikutnya, dia menggenggam dagu Nadia sambil berkata dengan kasar, "Nadia, aku yang berhak mengakhiri kontrak ini! Bukan kamu!"

"Mulai hari ini, kamu nggak boleh keluar dari Pondok Asri tanpa izinku!" teriak Gio.

....

Nadia tidak ingat bagaimana dia keluar dari kamar Gio.

Yang dia ingat, setelah memberikan larangan itu, Gio 'memakannya' secara brutal.

Nadia ingin sekali menarik ucapannya itu.

Dengan begitu, setidaknya dia masih bisa ke rumah sakit dan kantor.

Tidak seperti sekarang ini, dia benar-benar seperti hewan peliharaan Gio. Dimainkan dan dibuang semau Gio.

Selama seminggu dikurung, Nadia sibuk mengerjakan rancangan desain.

Setelah mendapat bayaran, dia langsung mentransfer uang itu ke rekening ibunya.

Saat hendak keluar dari aplikasi sosial media, muncul notifikasi pesan masuk dari Sena Yoan.

Sena: "Nadia, Di Yolania ada kompetisi desain pakaian secara daring. Kamu mau ikut nggak?"

Nadia terkejut, lalu membalas pesan itu: "Bisa kirimkan persyaratannya?"

Seteleh menerima tautan dari Sena, Nadia langsung mengecek situs web tersebut dan dia memenuhi syarat untuk berpartisipasi.

Kompetisi selama tiga bulan dan tiga kali penyaringan.

Juara pertama mendapatkan hadiah 10 miliar.

Dengan uang itu, tidak hanya bisa membiayai pengobatan ibunya, tetapi juga bisa meninggalkan Gio.

Nadia mengirim pesan kepada Sena: "Makasih, ya. Ini kesempatan penting untukku."

Sena: "Nggak perlu sungkan begitu, ingat traktir aku makan saja."

Kemudian, Nadia hanya membalasnya dengan kata "Oke".

Setelah mengisi formulir pendaftaran, terdengar suara ketukan pintu, Ratih memanggilnya untuk makan.

Nadia segera menutup laptopnya dan turun ke bawah.

Di meja makan. Ratih membawakan Nadia semangkuk sup ayam yang baru selesai dimasak.

Melihat ada minyak yang mengambang di sup itu, tiba-tiba Nadia merasa mual.

Rasa mual yang semakin kuat membuat Nadia segera berlari ke kamar mandi.

Melihat pemandangan ini, Ratih tertegun sejenak, lalu muncul senyuman yang menghiasi wajahnya.

Saat Nadia kembali dengan wajah pucat, Ratih tersenyum dan bertanya, "Nona Nadia, apa mens-mu belum datang?"

Sambil mengambil secangkir teh di atas meja, Nadia menjawabnya, "Jadwal mens-ku nggak pernah akurat."

"Nona Nadia, kalau tebakanku nggak salah, kamu mungkin hamil," ujar Ratih.

Tangan Nadia terhenti, dia menatap Ratih dengan heran dan berkata, "Ha ... hamil?"

Ratih mengangguk dan berkata, "Ya, nanti aku pergi beli strip tes. Setelah menguji, kamu bisa tahu hasilnya."

Nadia tersenyum pahit dan menjelaskan, "Bibi Ratih, Gio dan aku selalu pakai alat kontrasepsi, jadi nggak mungkin hamil. Mungkin hanya penyakit lambung biasa."

Ratih merasa agak kecewa, lalu berkata, "Kalau begitu, untuk beberapa hari ke depan, aku masak hidangan yang menyehatkan lambung."

Nadia mengangguk, tetapi perasaannya bercampur aduk. Kemudian, dia berkata, "Oh ya, Bibi Ratih, jangan beri tahu Gio kalau aku sakit lambung."

Ratih menasihati, "Tuan Gio sebenarnya sangat peduli padamu."

"Aku tahu, tapi dia sangat sibuk, aku nggak ingin dia terganggu karena urusanku," ujar Nadia sambil tersenyum.

Setelah makan malam, Nadia bergegas naik ke atas.

Sebenarnya, dia sendiri tidak yakin apakah dia hamil atau tidak.

Karena belakangan ini, dia dan Gio tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Nadia menyentuh perutnya dengan gelisah.

Kalau benar-benar hamil, apakah dia bisa mempertahankan anak ini?

'Gio pasti nggak ingin anak dari seorang simpanan, 'kan?'

Nadia mondar-mandir di kamar dengan cemas. 'Aku harus memikirkan cara agar bisa keluar.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status