Sepertinya Jimmy sama sekali tidak merasa terkejut dengan mobil yang datang secara mendadak ini. Dia berkata dengan tenang, "Kita turun saja.""Siapa itu?" Agnes tidak tahan rasa penasaran dan bertanya."Hanna." Suara Jimmy tetap begitu ringan, tetapi malah membuat Agnes terasa menakutkan.Agnes hanya tertegun, lalu dengan segera memapah Jimmy ke lantai bawah.Baru saja turun ke lantai bawah, Hanna sudah dibawa masuk oleh anak buah Jimmy.Pengawal mendorong Hanna dengan kuat, lalu Hanna terjatuh ke lantai dengan menyedihkan."Ah!" Reaksi Hanna saat terjatuh adalah menatap Jimmy dengan kasihan.Akan tetapi, mungkin dia sudah lupa bahwa sekarang dia sudah tidak bisa mendapat simpati dari Jimmy.Jimmy duduk di sofa dan menatap Hanna dengan tatapan tenang sambil berkata, "Aku dengar kakakmu sudah mati?"Sejak seminggu yang lalu, kakak Hanna yang bernama Ilham sudah hilang.Sampai 2 hari yang lalu, polisi menemukan mayat Ilham di tepi sungai.Setelah serangkaian pemeriksaan, Anton menjadi t
"Dia yang bertindak tanpa sepengetahuanmu? Apa penganiayaan terhadap anakku dan kematian nenekku adalah tindakan dia sendiri?""Tentu saja! Bagaimana mungkin aku berpartisipasi ke dalam hal seperti ini?"Ekspresi Anton berubah secara perlahan. Meskipun dia berusaha untuk mempertahankan ketenangannya, matanya yang merah telah menunjukkan kebohongannya."Tapi, orang lain bilang kalian berdua punya hubungan yang nggak sederhana.""Bagaimana mungkin aku berhubungan dengannya? Selama ini dia yang rela bekerja untukku! Kamu jangan sengaja mengadu domba agar Jimmy salah paham padaku! Anton menyukaiku adalah urusannya! Sekarang Anton seketika ceroboh dan melakukan hal yang mencelakai orang lain, kenapa aku harus bertanggung jawab?"Rekaman habis diputar.Agnes menyimpan ponselnya dengan santai.Sementara ekspresi Anton saat ini sedang menunjukkan suasana hati yang sangat kacau. Ada ekspresi sakit hati, merasa sulit dipercaya, sindiran terhadap diri, juga ada kekesalan."Apa kamu sudah mendenga
"Memangnya penting aku percaya atau nggak?" tanya Agnes dengan acuh tidak acuh.Jimmy sedikit mengerutkan alisnya dan memiliki tampang seperti tidak ingin berbicara lebih banyak dengannya.Jimmy kembali berkata setelah kembali berbaring di atas tempat tidur, "Tolong ambilkan kertas dan pulpen.""Buat apa?" tanya Agnes dengan bingung."Ambil saja, nggak usah tanya panjang lebar."Agnes dengan cermat menatap wajah Jimmy, tapi tidak bisa melihat apa-apa dari wajahnya, jadi Agnes pergi mengambil kertas dan pulpen.Jimmy menulis dengan cepat setelah mengambil kertas dan pulpen.Agnes sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia tulis dan tidak memedulikannya.Hanya saja hal yang mengejutkan Agnes adalah Jimmy membuang pulpen ke samping setelah selesai menulis dan menyerahkan kertas pada Agnes, "Ambillah."Agnes menatap Jimmy dengan bingung dan tidak segera mengambil kertas itu.Jimmy mendesak dengan tidak sabar, "Cepat ambil! Lalu baca isinya dengan teliti."Agnes dengan bingung mengambil ker
Agnes kebingungan dan tidak lagi memotong ucapan Sally, melainkan membiarkan Sally berbicara sampai habis.Sally dengan perlahan mengalihkan pandangannya ke gedung bagian rawat inap dan berkata, "Kakakku menderita penyakit gangguan koagulasi. Hari ini dia tiba-tiba mengalami pendarahan dan bank darah rumah sakit sangat butuh darah. Ibuku menemuiku dan mau aku bersiap memberikan transfusi darah kapan saja pada kakakku yang belum pernah kutemui."Karena darah kakak Sally adalah RH negatif, setiap rumah sakit tidak memiliki stok darah jenis ini dalam jumlah banyak.Menurut ucapan dokter, kondisi kakak Sally sangat parah.Pendarahannya untuk sementara sudah dihentikan.Hanya saja masih ada kemungkinan untuk mengalami pendarahan lagi.Rumah sakit tidak memiliki darah yang cukup untuk diberikan pada kakak Sally jika tiba-tiba terjadi pendarahan.Nyawanya akan berada dalam bahaya jika kekurangan banyak darah."Pada dasarnya aku memang bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Tapi hatiku terasa san
Benny masih terus menempelinya dan berkata betapa dia tidak bisa hidup tanpa Sally pada beberapa waktu yang lalu.Sudah beberapa hari ini Benny setiap hari akan datang untuk menjemputnya pulang kerja.Sally pasti akan melihat sosoknya setiap kali keluar dari perusahaan tidak peduli dia lembur sampai jam berapa pun.Bahkan Benny sampai tidak makan malam demi menunggunya dan perutnya sakit.Hati Sally melunak saat melihat dia berjongkok di sana dengan ekspresi kesakitan, bahkan berpikir mungkin Benny benar-benar memedulikannya.Tidak disangka, hari ini Sally akan melihatnya memperjuangkan sesuatu demi cinta pertama di dalam hatinya.Segala hal di masa lalu tiba-tiba terasa konyol pada saat ini.Mungkin saja Benny sama sekali tidak akan meliriknya jika dia tidak memiliki wajah yang hampir sama dengan Lenna.Lenna sudah kembali saat ini.Bagaimana mungkin dia akan memedulikannya yang merupakan seorang pengganti?"Sally, aku lagi berusaha cari orang buat kasih transfusi darah untuk Lenna. K
"Agnes? Agnes!" Sally bergegas menuju Agnes."Agnes!" Simon yang sedang terburu-buru, juga berlari dengan cepat....Dua jam kemudian, di rumah sakit.Simon mengikuti Agnes dan keluar dari klinik satu demi satu.Sambil melirik luka di samping telinga Agnes, Simon memperingatkan, "Lain kali jangan terlalu gegabah.""Tapi saat itu, sepertinya aku nggak punya pilihan lain selain menerkam Sally." Mustahil bagi Agnes untuk menyaksikan Sally terluka.Agnes dengan cepat berkata dengan nada meremehkan, "Tapi nggak apa-apa, nggak ada luka yang serius, hanya beberapa luka kulit saja."Lukanya memang tidak serius. Agnes baru saja jatuh ke tanah dan berpura-pura menunjukkannya kepada sekelompok orang itu.Kalau tidak, kelompok orang itu tidak akan pergi begitu saja.Dia tidak ingin lelucon ini berlanjut.Pada akhirnya, hanya dia dan Sally yang menderita.Sally yang begitu mabuk, tidak diizinkan menemaninya ke rumah sakit dan Agnes memanggil sopir untuk mengantarkannya pulang.Simon menatapnya dala
Agnes berbalik, memandangnya dengan serius dan mengoreksi, "Bukannya aku ingin menjauh darimu, tapi kita nggak perlu terlibat satu sama lain lagi. Kamu nggak bisa memberikan apa yang aku mau.""Apa yang kamu mau?" Jimmy menatapnya dengan serius.Hati seorang wanita sungguh sulit ditebak.Jimmy tidak mengerti.Tidak mengerti sama sekali."Yang aku mau adalah ada yang menemaniku selama sisa hidupku. Yang aku mau adalah hubungan jangka panjang yang bisa memberiku rasa nyaman, tapi ... menurutku kamu nggak bisa memberikannya padaku.""Kalau kamu nggak memberiku kesempatan, mana mungkin tahu bahwa aku nggak bisa?" Jimmy memandangnya dengan tulus.Untuk pertama kalinya, Jimmy merasa bahwa peluang bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan mudah walaupun dirinya mau.Dulu, dia tidak keberatan menyakiti hati Agnes karena sudah memperkirakan bahwa apa pun yang dirinya lakukan, Agnes akan menunggunya di sana.Sampai Nova memberikan surat perjanjian cerai ....Baru pada saat itulah Jimmy menyada
Ketika mendengar suara yang familier ini, Agnes berhenti makan dan menoleh ke TV di samping.Orang yang berdiri di antara sekumpulan kamera adalah Yuri!Hari ini, Yuri memakai riasan tipis, seluruh auranya terlihat berbeda, sedikit lebih dingin dan kuat.Agnes merasa sedikit bingung. Apa yang ingin Yuri katakan setelah memanggil begitu banyak reporter?Jimmy tidak menganggapnya serius lalu segera membuang muka dan mulai makan."Aku berdiri di sini hari ini karena aku punya sesuatu yang sangat penting untuk diumumkan pada kalian. Aku sudah menyimpan rahasia ini selama bertahun-tahun, benar-benar sangat sulit dan melelahkan. Namun sekarang aku menyadari bahwa rasa bersabarku ini nggak akan membuat orang itu sadar. Sebaliknya, dia semakin nggak menganggapku.""Cepat makan, makanannya akan dingin." Jimmy memperhatikan bahwa Agnes sepertinya fokus pada berita, jadi segera mendesak, "Hal-hal membosankan seperti itu terjadi setiap hari.""Kamu makan dulu, aku nggak terburu-buru," jawab Agnes