Agnes dengan Jimmy sudah menikah tiga tahun, Agnes menyatakan dirinya tak mau melayaninya lagi, jadi membawa anaknya pergi! Namun, setelah memberikan surat cerai, Jimmy terus mengganggunya! Ketika Agnes pergi makan, pria itu akan duduk di samping untuk menatapnya. Ketika Agnes ikut lomba, Jimmy akan menjadi juri, bahkan menatapnya dengan senyum. Ketika Agnes berencana mencari pria muda, Jimmy langsung marah, "Agnes! Bisakah kamu jangan semena-mena lagi? Cepat pulang, anakmu mau ganti popok!"
View More"Apa dia yang menyuruhmu mencariku?" Jimmy duduk di sofa sambil bertanya dengan santai."Jimmy, bagaimanapun, kita adalah sekeluarga, apa perlu berbuat seperti ini? Kondisi Ayah sekarang ... benar-benar sangat sulit." Jordan berkata secara terbuka.Jimmy tersenyum sinis, "Saat dia melakukan hal-hal itu, apa pernah memikirkan orang lain juga sangat sulit?""Aku tahu bahwa tindakan Ayah terhadap Kakek telah melampaui garis kesabaranmu, tapi sekarang gara-gara kamu berbuat seperti ini, perusahaan Ayah sudah nggak dapat beroperasi lagi dan setumpuk proyek mangkrak. Kalau semua proyek ini nggak bisa dijalankan sesuai jadwal, Ayah juga harus menghadapi ganti rugi akibat pelanggaran kontrak. Saat itu ... kemungkinan akan bangkrut." Jordan menatap Jimmy tanpa mengedipkan mata.Dia ingin melihat apakah kata-kata ini dapat membaut Jimmy tersentuh.Akan tetapi, ekspresi Jimmy malah sangat tenang."Jimmy, selama ini aku yang sebagai kakakmu juga nggak pernah memohon padamu. Kamu setujui hal ini, o
"Kalau melakukan sesuatu yang membuat kamu timbul ilusi seperti ini, aku bakal mengubah." Agnes berkata dengan ekspresi datar.Ketika terjatuh ke dalam bak mandi, rambutnya basah kuyup. Saat ini air merendam pipinya malah membuat ekspresinya tampak cuek dan asing."Kalau begitu, kenapa kamu peduli sama aku yang sedih? Kenapa khawatir sama aku?" Jimmy menatap Agnes dengan tatapan yang membara dan hendak saja membaca hatinya, lihat siapa isi hatinya."Aku hanya sekadar nggak mau berutang padamu! Apalagi membuat kalu melekat padaku karena hal ini! Hanya sesederhana itu!" Ekspresi Agnes tetap dingin dan tegas seperti biasa.Jimmy mengangakan mulut, tetapi tak kunjung berkata.Ketika dia menundukkan kepala, tatapannya penuh kesedihan.Agnes menyadari dia tidak percaya, sehingga segera berdiri dari bak mandi.Saat dia ingin keluar dari kamar mandi, Jimmy bertanya lagi, "Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan agar dalam hatimu ada aku?"Suaramu agak ringan, juga agak serak.Agnes tidak yaki
Setelah selesai berbicara, Agnes melihat ke dokter dan bertanya dengan serius, "Apa ada yang perlu aku perhatikan?"Dokter melirik Jimmy dan bekerja sangat kooperatif untuk mendapatkan lebih banyak manfaat bagi Jimmy. "Aku akan memberikan perawatan rehabilitasi untuk luka-luka Pak Jimmy. Sedangkan untuk memar lainnya, aku harus meminta Nona Agnes untuk membantu mengoleskan obatnya."Dokter berkata sambil menyerahkan sebotol obat. "Oleskan obat ini dua kali sehari. Pijat setelah mengoleskannya untuk hasil yang lebih baik."Jimmy tersenyum senang,Sebenarnya saat dipukul oleh orang-orang itu hari ini, Jimmy tidak terlalu merasakan rasa sakit.Semua pikirannya tertuju pada Agnes.Jimmy mendengar teriakannya.Dari teriakan itu, Jimmy mendengar kekhawatiran dan kepeduliannya terhadapnya.Jimmy berpikir mungkin dia menghindarinya dan mendorongnya menjauh karena ikatan yang menjerat hatinya.Jika demikian, Jimmy bersedia menemukan cara untuk melepaskan ikatan di hatinya dan membuat Agnes rela
"Yang ingin aku dengar bukanlah kamu mengatakan hal seperti itu," ujar Jimmy dengan marah."Lalu apa yang ingin kamu dengar?" Agnes berpikir, aku bukan cacing pita di perutmu, bagaimana aku bisa tahu begitu banyak."Dibandingkan dengan kata-kata nggak berguna itu, aku lebih suka melihat tindakanmu," kata Jimmy dengan serius."Tindakan?""Ya."Agnes terdiam. Bisakah orang ini berbicara lebih jelas?Namun, ini semua karena Agnes berhutang budi padanya. Sekarang Agnes hanya bisa melayani Jimmy. "Tindakan apa?""Selama beberapa hari ke depan, kamu akan bertanggung jawab atas kehidupan sehari-hariku sampai aku dapat melanjutkan aktivitas normal," kata Jimmy dengan serius.Permintaan seperti itu wajar dan Agnes tidak bisa menolaknya."Kalau begitu kita sudah sepakat sebelumnya bahwa aku hanya akan bertanggung jawab mengurus kehidupanmu dan nggak ada yang lain." Agnes meliriknya dengan tidak wajar."Lainnya? Misalnya?" Jimmy jelas mengerti, tapi sengaja berpura-pura bingung."Kamu nggak boleh
"Uh ...." Batang besi itu menghantamnya sekaligus, menyebabkan Jimmy mengeluarkan suara teredam.Ketika melihat ini, Agnes sama sekali tidak peduli dengan keselamatannya sendiri, tapi langsung membujuk, "Jimmy, pergilah! Aku nggak butuh bantuanmu! Pergilah! Apa kamu dengar?"Dia tidak berani melihat, tidak sama sekali.Mendengar suara batang besi yang menimpanya saja sudah cukup untuk membuatnya sedih."Aku datang ke sini hanya untuk membawamu pergi. Mana mungkin aku bisa pergi sendirian?" Jimmy mengangkat kepalanya dan menatap sosok di balkon dengan mata menyala.Jimmy benar-benar harus mengakui bahwa dirinya tidak bisa lagi melepaskan Agnes.Hari itu, setelah tersakiti oleh kata-kata Agnes, Jimmy memberi tahu Jared bahwa jika terus peduli dengan hidup dan mati Agnes, Jimmu sendiri akan menjadi budak cinta.Namun barusan, setelah melihat foto Agnes memasuki kediaman Erick, Jimmy masih tidak bisa duduk diam.Beberapa orang mungkin benar-benar ditakdirkan sebagai bencana dalam hidupmu.
Akhirnya, pelayan itu berhenti di depan sebuah kamar di lantai dua dan berkata dengan sopan, "Tuan ada di ruangan ini. Silakan masuk.""Oke." Agnes menjawab dengan lembut, lalu memutar kenop pintu dan masuk.Begitu masuk ke dalam, Agnes terkejut.Tepat di depannya, ada sebuah papan arwah.Di papan arwah itu, tampak ada gambar seorang wanita muda.Namun karena cahaya di dalam ruangan terlalu redup, Agnes tidak bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas.Agnes hanya merasakan hawa dingin muncul dari telapak kakinya, membuat kulit kepalanya mati rasa.Tepat ketika ragu ingin segera meninggalkan tempat ini, Erick muncul."Apa kamu kenal orang di foto itu?" Erick memegang sebatang rokok di antara jari-jarinya. Asap mengepul di sekitar wajahnya hingga menutupi ekspresi aslinya."Apa sebenarnya yang ingin kamu katakan? Kenapa nggak terus terang saja? Jangan bertele-tele seperti ini."Erick berdiri diam di depan papan arwah. Setelah menatap papan arwah selama beberapa detik, Erick berbicara la
Saat menyebutkan hal ini, mata Yuri juga ditutupi dengan lapisan rasa sakit. "Itu karena aku nggak merawatnya dengan baik saat aku hamil. Oleh karena itu, kesehatannya sangat buruk setelah dilahirkan. Selama bertahun-tahun, aku merawat Halpin sendirian, aku sebenarnya sangat takut ... takut sesuatu yang berbahaya akan terjadi.""Dokter juga baru saja bilang dalam penyakit Halpin, yang terbaik adalah mengatur operasi," kata Agnes dengan cemas.Halpin sudah sangat menderita.Kenapa Halpin harus menderita seperti itu?Pantas saja Halpin diam-diam memberitahunya saat ulang tahunnya bahwa dirinya sangat ingin pergi ke taman hiburan, di mana dia bisa berlari dan melompat seperti anak-anak, tapi tidak bisa pergi karena itu tidak sesuai dengan kondisinya.Agnes tidak terlalu memikirkannya saat itu, mengira itu karena Yuri memang tidak mengizinkannya pergi ke taman hiburan.Namun, tidak disangka ... kondisi fisiknya tidak memungkinkan dia pergi ke tempat seperti itu sama sekali.Di usia yang se
Agnes mengira itu Jimmy lagi.Jadi, Agnes membuka pintu dengan marah. "Bisakah kamu berhenti ...."Namun, saat melihat orang di depannya dengan jelas, semua kata-katanya terhenti.Bukan Jimmy.Halpin mengedipkan matanya yang cerah dengan bingung dan bertanya, "Kak Agnes, ada apa denganmu?""Nggak ada apa-apa." Agnes segera memperhatikan kaki Halpin dari sudut matanya dan bertanya dengan gembira, "Apa plesternya sudah dilepas?"Halpin segera berputar-putar beberapa kali, melompat beberapa kali dan berkata sambil tersenyum, "Ya! Pagi ini baru dilepas!"Yuri memandang Halpin dengan tersenyum lalu berkata tanpa daya, "Aku baru saja melepas plesternya, dia ingin kamu melihatnya."Agnes dengan cepat menekan emosi yang masih melekat di hatinya dan berkata dengan ramah, "Masuklah dulu, duduk di dalam saja.""Aku nggak masuk." Yuri meletakkan satu tangannya di bahu Halpin dan berkata dengan rasa malu, "Seperti ini saja, sekarang aku masih ada urusan. Bisakah kamu membantuku menjaga Halpin seben
Jimmy samar-samar merasa firasat buruk.Dia mengambil satu langkah lebih dekat ke arah Erick dan memberikan peringatan dengan gigi terkatup, "Sebaiknya kamu jangan mendekatinya. Kalau nggak, kamu akan membayar harga yang sangat menyakitkan untuk itu. Ingat, aku akan melakukan apa yang kukatakan."Erick masih terlihat tidak peduli dan tersenyum tanpa perasaan, "Setelah mendengarmu mengatakan itu, aku ingin tahu seberapa menyakitkannya harga yang harus kamu bayar untukku.""Kalau begitu, coba saja dan jangan menyesal setelah mencobanya." Tatapan Jimmy terlihat sangat dingin.Erick tidak berkata apa-apa lagi. Dia masih tersenyum begitu percaya diri dan yakin akan kemenangan.Kemudian dia masuk ke mobil sport merahnya dan pergi.Saat ini Darlin datang.Jimmy memerintahkan, "Utus seseorang untuk mengawasi setiap gerakan Erick. Selain itu, utus seseorang untuk melindungi Agnes dan jangan biarkan orang gila itu mendekati Agnes.""Baik, Pak Jimmy."Awalnya Jimmy sudah siap untuk masuk ke dalam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.