Beberapa jam berlalu.Tidak ada kabar sama sekali dari Halpin.Agnes menyadari bahwa Yuri sudah berada di ambang kehancuran.Yuri benar-benar berpikir, apa dirinya melakukan kesalahan? Jadi Tuhan ingin menghukumnya seperti ini?Kenapa Tuhan begitu kejam padanya?Hanya tersisa Halpin di hidupnya?Haruskah Tuhan mengambil satu-satunya kerabatnya?"Di mana lagi aku bisa menemukannya?" Yuri memandang ke jalan yang ramai dengan bingung.Agnes ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus berkata apa.Kata-kata apa pun tampak terlalu mengenaskan saat ini."Halpin, kamu di mana? Jangan menakuti ibu ... segera kembali ke ibu, oke?" kata Yuri sambil berjongkok sambil memeluk lututnya dan menangis.Agnes memandang Yuri seperti ini dengan sedih. Saat hendak mengangkat tangannya untuk menghiburnya, Agnes mendengar ponsel Yuri berdering.Yuri segera mengeluarkan ponselnya untuk menjawab dengan suara yang bergetar, "Halo? Polisi ....""Benarkah? Oke! Oke! Aku akan segera ke sana!" jawab Yuri sambil berd
Keesokan malanya.Kendaraan yang dikirim oleh Erick datang menjemput Agnes tepat waktu.Kendaraan itu akhirnya berhenti di depan sebuah klub pribadi.Seseorang membawa Agnes ke ruangan tertentu dan Erick ada di ruangan ini.Agnes melihat sekeliling dengan hati-hati, tapi melihat Erick melemparkan tas ke arahnya. "Gantilah."Agnes tidak menjawab, tapi mengambil tas itu dan memeriksanya.Di dalamnya ada gaun kuning angsa.Gaunnya sangat umum.Modelnya bahkan terlihat agak kuno.Agnes tidak memahami maksud Erick dan bertanya, "Kenapa aku harus memakai ini?""Ganti saja!" Erick menatap Agnes dengan tidak sabar.Agnes tahu betul bahwa dirinya sekarang berada di bawah kendali orang lain.Selama permintaannya tidak terlalu berlebihan, Agnes akan menurutinya.Namun, Agnes melihat sekeliling dan tidak menemukan kompartemen terpisah untuk mengganti pakaian, jadi segera berkata, "Kamu keluar dulu.""Apa?""Aku perlu berganti pakaian, aku nggak nyaman kamu di sini," jawab Agnes dengan tegas.Erick
"Agnes!" Pada saat ini, ada sesosok tubuh yang juga berlari ke sisi ini.Ternyata Simon.Tentu saja, Sally tidak akan melewatkan kesempatan apa pun yang dapat meningkatkan hubungan antara Simon dan Agnes.Dia mengirimkan lokasi Agnes ke Simon dan meminta Simon menjadi pelindung Agnes.Begitu datang, Simon melihat dua orang berdiri di halaman.Pemandangan seperti itu membuatnya merasa tidak berguna, awalnya Simon siap untuk pergi dengan diam-diam.Namun, Agnes tiba-tiba pingsan, mana mungkin Simon langsung pergi begitu saja?Jimmy melihat Simon dan segera berkata, "Bawa dia dulu! Antarkan ke rumah sakit! Aku harus mencari seseorang!"Simon agak terkejut karena Jimmy akan membuat keputusan seperti itu.Biasanya, bukankah Jimmy akan menjaganya lebih dulu?Sebelum Simon sempat bereaksi, sosok Jimmy sudah menghilang di malam hari.Simon menatap wajah pucat Agnes dan tidak berani menyia-nyiakan waktu. Simon segera menggendongnya dan berjalan keluar dari taman dengan cepat.Melihat Agnes sepe
Tak lama kemudian, amplop itu jatuh ke bawah.Sama sekali tidak masalah jika akan mengadakan konferensi pers.Jimmy bertanggung jawab atas hal itu.Setelah kejadian itu, Jimmy tidak pernah menyentuh desain lagi.Meski kemampuannya diakui, ada rintangan di hatinya yang tidak bisa diatasi.Namun, penyesalan ini ....Jimmy merasa dia berhutang pada Merry, tapi Merry sudah mati, jadi untuk apa melakukannya?Bukankah lebih baik membiarkan Merry beristirahat dengan tenang?"Kalau kami sudah membereskan masalah ini, aku akan memberimu obatnya." Erick tersenyum dan segera pergi.Jimmy menarik napas dalam-dalam, melihat amplop di bawah dan akhirnya mengambilnya.Jimmy belum membaca isi amplop itu.Namun, isinya tidak penting.Yang penting sekarang Jimmy tidak punya pilihan lain.Jimmy mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Darlin, segera atur konferensi pers."Darlin tentu saja agak terkejut.Sudah larut malam, kenapa tiba-tiba perlu mengadakan konferensi pers?Namun, Darlin tidak pernah bertan
Habis bicara, Jimmy perlahan mengangkatkan kepala ke arah televisi di depan.Saat melihatnya, Erick selalu merasa Jimmy sedang menatapnya.Tidak hanya itu, apakah ini adalah ilusinya?Kenapa dia seperti melihat senyuman dari bibir Jimmy?Akan tetapi, dengan segera Erick telah melupakan hal ini.Dia sudah sangat menyesalinya, bagaimana mungkin masih bisa tersenyum?"Kalau hal ini berkaitan dengan Pak Erick dari Perusahaan Hermina," ujar Jimmy secara perlahan.Kata-kata ini membuat ekspresi Erick sontak berubah.Irene juga menoleh ke arah Erick dengan ekspresi terkejut dan bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi? Bukannya kamu suruh dia tobat?"Erick juga tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi dalam hatinya sudah muncul semacam firasat buruk.Hanya saja dia terpaksa menenangkan diri."Mungkin orang ini sedang mengada-ada!"Para wartawan di bawah panggung menyunggingkan ekspresi bingung dan sedang menunggu tanggapan berikutnya dari Jimmy.Jimmy melirik jam tangan, lalu berkata dengan
Simon menyambut obat itu tanpa ragu-ragu, lalu menuangkan obat di tepi meja.Dia mendengar Jimmy di belakangnya berkata pada Agnes, "Maaf, aku telat."Simon merasa agak terkejut. Ternyata Jimmy juga ada sisi selembut ini.Setelah menuangkan obat, Simon menyerahkan obat itu kepada Jimmy.Agnes berbaring di pelukan Jimmy dengan tenang. Dia mengerutkan kening dan tampak sedang menahan kesakitan, serta dahinya berkeringat tipis.Setelah menyambut cairan obat, dia menyuap Agnes, "Mari, buka mulutmu, minum obat ini."Agnes membuka matanya. Dia ingin meminum obat dengan patuh, tetapi karena kesakitan, sehingga mulut kehilangan kendali.Mungkin Jimmy menyadari hal ini. Dia mengerutkan kening dan sepertinya sedang memikirkan solusi.Simon mengusulkan, "Bagaimana kalau aku pergi membeli sendok di mini market rumah sakit?"Habis bicara, dia segera berbalik pergi.Jimmy malah berkata, "Aku ada solusi."Simon menoleh ke belakang dan melihat Jimmy meminum seteguk cairan obat, lalu menyuap Agnes dega
Jimmy tidak menyetujuinya, hanya tertegun menoleh ke arahnya."Agnes adalah seorang yang sangat serius. Kalau kamu mau memperlakukannya dengan baik, kamu harus melakukannya untuk seumur hidup. Jangan berhenti di tengah jalan dan membuat harapan yang tumbuh dengan nggak mudah hancur lagi." Simon menatap Jimmy dengan serius."Terkadang cukup salah satu kali dalam hal tertentu. Aku nggak bakal bersalah untuk kedua kalinya." Jimmy juga menunjukkan sikap dirinya dengan sangat tegas.Akhirnya Simon mengangguk dengan tenang, "Baiklah kalau begitu. Aku berharap kamu bisa ingat kata-katamu hari ini.""Kalau suatu hari kamu membuatnya sedih lagi, aku pasti nggak bakal mengampunimu," lanjut Simon."Nggak bakal ada hari itu," ujar Jimmy dengan berani.Setelah mengantar Simon, Jimmy masuk ke ruang pasien.Agnes meliriknya, lalu suasana mereka berdua tiba-tiba berubah menjadi agak aneh.Awalnya Agnes merasa mungkin dia akan menegurnya dengan kejam atas kejadian malam ini, tetapi hal di luar dugaan a
"Setelah mengetahui statusmu sebagai arsitek pada Kompetisi Desain Alena kali itu ... sebenarnya aku sudah mencari beberapa karyamu di internet." Agnes menatapnya dengan tatapan yang agak mengembara.Dia tidak akan memberitahunya bahwa dia terkejut dalam waktu lama karena karya-karya itu.Jika desain Simon lebih penuh kehidupan, desain Jimmy membuat orang sangat menakjubkan dan terkejut.Struktur bangunan itu tidak bisa kamu bayangkan.Justru karena itu, karya-karya itu dinobatkan sebagai legenda.Agnes sangat terkejut dengan Jimmy yang seperti itu.Ternyata selain pandai mencari uang, dia juga seorang arsitek yang sangat terampil."Lalu?" Jimmy ingin mendengarkan pandangan Agnes terhadap dirinya."Aku pikir ... kamu bisa coba untuk mendesain lagi," ujar Agnes dengan lembut.Agnes tidak memujinya.Dia takut setelah memujinya, Jimmy mulai menyombongkan diri lagi.Jelang waktu ini, sepertinya Jimmy makin tidak tahu malu."Maksudmu, kamu yakin padaku? Kamu merasa aku bisa melakukan hal in