Pertama kali Agnes melihat Sally, dia tidak mengagumi dengan kecantikan Sally hari ini, tapi memperhatikan senyumnya yang dipaksakan.Jelas sekali, pernikahan akbar ini bukanlah yang diinginkan Sally."Sally ...." Agnes melihat dia seperti ini, tapi tidak tahu harus berkata apa.Dia tidak pernah membayangkan Sally akan berpenampilan seperti ini di hari pernikahannya.Dia masih ingat saat Sally dan Benny masih saling mencintai, Sally berkata dengan penuh semangat di hadapannya, "Di hari aku dan Benny menikah, aku pasti akan berdandan yang cantik dan mengenakan gaun pengantin yang cantik, lalu tersenyum bahagia ....""Omong-omong, aku juga ingin memasangkan cincin kawin padanya! Yang kami rancang sendiri! Sungguh, itu romantis sekali! Aku juga ingin Benny menyanyikan sebuah lagu untukku di pesta pernikahan!""Dia itu pandai menyanyi, apa kamu tahu? Kalau dia memakai jas, menatapku dengan penuh kasih sayang, lalu menyanyikan lagu untukku dengan suara magnetis itu .... Ya Tuhan, kebahagiaa
"Sally, jangan tersenyum terlalu kaku, oke? Pada acara seperti itu, setidaknya beri aku muka, oke? Jangan biarkan orang lain berpikir aku memaksamu." Jayden berbisik pada Sally.Sally berusaha sekuat tenaga untuk tersenyum, tapi senyumnya masih sangat kaku.Keengganan serta kesedihan tipis Sally terlihat oleh Jayden.Dia pun mengatakan ini pada Sally.Sally meliriknya, menarik napas dalam-dalam beberapa kali dan mencoba tersenyum lebih ceria.Jordan sudah memberikan bantuan besar padanya.Tentu saja dia tidak boleh menyinggung Jordan di depan umum.Kalau tidak, bukankah itu berarti habis manis sepah dibuang?Setelah kedua orang tersebut naik ke panggung, prosesi pun dimulai.Tak lama kemudian, tibalah waktunya bagi kedua mempelai untuk mengucapkan sumpah mereka.Pembawa acara bertanya kepada Jayden, "Mempelai pria, apakah kamu bersedia menikahi pengantin wanita, mencintainya sampai mati, merawatnya dengan baik dan menghabiskan sisa hidupmu bersamanya, nggak peduli seberapa kaya atau mi
Lenna yang berdiri di samping berkata dengan antusias setelah bersiasat dalam hati, "Keterampilan fotografi Benny sangat rata-rata, bagaimana kalau aku yang ambil foto untuk kalian! Nanti kucetak fotonya dan berikan pada Sally""Kalau begitu terima kasih banyak," ucap Jayden sambil meletakkan tangannya di bahu Sally.Lenna mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret.Melihat Jayden merangkul bahu dan pinggang Sally, hati Benny terasa sedikit sesak.Dia mengalihkan pandangannya tanpa jejak apa pun.Tapi, gerakan dia itu masih terlihat Jayden.Usai mengambil foto, Sally segera berpindah ke samping.Sejujurnya dia masih sedikit risih dipeluk begitu erat oleh Jayden.Beberapa waktu lalu, mereka pergi untuk mengambil foto pernikahan bersama.Fotografer meminta Jayden untuk menciumnya, tapi ketika dia hendak menciumnya, dia menghindar tak terkendali.Mungkin, dia masih belum bisa seintim itu.Tapi, Jayden tak memaksanya, keduanya hanya mengambil beberapa foto pernikahan yang kurang mesra."Sal
Suara Jayden yang agak berat terdengar di telinganya, "Jangan khawatir, aku pasti akan menepati janjiku padamu. Aku hanya ... sangat ingin memelukmu."Biarpun hanya dipeluk seperti ini, Sally masih merasa sedikit tidak nyaman.Tapi, kalau dipikir-pikir, dia sudah menjadi istri Jayden, dia tidak mungkin menolak pelukan Jayden 'kan?Sally pun perlahan menurunkan tangannya yang berada di udara."Sally, aku akan menghabiskan seluruh hidupku untuk bersikap baik padamu. Jadi, jangan tinggalkan aku seumur hidup ini, oke?" Nada bicara Jayden ada permohonan yang samar-samar.Dihadapkan pada permintaannya, Sally tidak tahu bagaimana menjawabnya.Dia tersenyum dan berkata, "Kita baru saja menikah, kenapa kamu bicara soal berpisah? Bukankah ini sangat sial?"Jayden akhirnya melepaskan dia.Matanya penuh kelembutan, "Oke, kamu juga lelah hari ini, tidurlah lebih awal. Ini kamarmu.""Bagaimana denganmu?" Sally bertanya dengan santai."Kalau kamu berharap, aku juga bisa tidur sekamar denganmu," ucap
Agnes tahu ini adalah keputusan yang diambil Jimmy dengan sangat serius.Tapi, di balik ekspresinya yang tampak kesal dan tenang, hatinya pasti sakit.Dia pasti tidak pernah membayangkan suatu hari nanti, dia dan kakaknya akan berdiri di sisi yang berlawanan."Jimmy ...." Agnes hanya bisa menatapnya dengan sedih, tapi tidak tahu harus berkata apa.Jimmy tidak ingin dia khawatir, jadi Jimmy merangkul bahunya dan berkata, "Aku akan segera kembali. Kamu tidur dulu, oke?""Kalau begitu kamu harus perhatikan keselamatan, jangan terlalu impulsif dan jangan terlalu gegabah, dengar?" Agnes mengingatkan."Kamu dan bayi kita tunggu aku pulang di rumah. Tentu saja aku akan lindungi diri sendiri." Setelah Jimmy selesai berbicara, dia mencium kening Agnes lalu berjalan keluar kamar.Setelah Jimmy pergi, hati Agnes agak resah.Mungkin karena terlalu mengkhawatirkan Jimmy, Agnes pun memimpikan Jimmy setelah tertidur.Itu adalah mimpi buruk.Agnes begitu ketakutan hingga dia terbangun dari mimpinya da
Tapi, Jordan tampaknya tidak menganggap serius kata-katanya.Dia memiliki ekspresi acuh tak acuh dari awal sampai akhir.Bahkan tiada tanggapan.Mungkin Jordan sudah siap mental untuk menerima akhir seperti itu.Kalau ingin mendapatkan sesuatu, dia harus kehilangan sesuatu.Kasih sayang keluarga adalah taruhan yang dibuat Jordan dalam pertaruhan besar ini.Setelah kembali dari lamunannya, Jimmy hanya menggelengkan kepalanya dan tidak berniat untuk berbicara lebih banyak."Jangan sebut dia lagi, ayo tidur." Jimmy tidak ingin hal-hal ini memengaruhi suasana hati Agnes.Agnes masih sedikit khawatir, "Ayah ....""Dia mungkin hanya memenjarakan Ayah di tempat lain. Biarpun hanya jasa membesarkan dia, dia seharusnya nggak akan menyakiti Ayah." Jimmy mengatakan ini untuk menghibur diri sendiri.Mudah-mudahan Jordan masih memiliki rasa kemanusiaan.Tapi, kini dengan ayahnya masih di tangan Jordan, dia tidak berani melakukan apa pun yang akan membuat Jordan kesal sehingga dia hanya bisa menungg
Arlyn sudah terbiasa menghadap kamera.Tapi, dia tidak ingin ibunya terekspos di depan kamera.Bagaimana kabar ibunya dirawat di rumah sakit bisa bocor?Kenapa begitu sulit baginya untuk mendapatkan ruang pribadi?Orang-orang ini harus membongkar semua urusan dia baru merasa puas!Tapi, mereka tidak bertanya apakah dia bersedia atau tidak?Melihat orang-orang ini mengarahkan kameranya ke arah ibunya, kemarahan membara di hatinya.Dia segera melindungi ibunya di belakangnya dan menghentikan mereka, "Jangan foto! Kalau aku mengarahkan kamera ke wajah keluarga kalian, bagaimana perasaan kalian? Selain itu, apa kalian nggak lihat, dia nggak tahan sama sekali."Kondisi mental ibunya memang tidak stabil.Ketika melihat banyak orang, dia merasa sedikit takut.Tapi, para reporter ini sepertinya tidak memiliki empati sama sekali.Mereka masih terus menanyakan pertanyaan.Arlyn sangat marah, tapi sepertinya tidak ada yang bisa dia lakukan terhadap para reporter ini.Bagaimana dia sebagai seorang
Jared melirik Arlyn melalui kaca spion dan tersenyum tipis, "Yang aku tahu lebih dari sekedar tempat tinggalmu, aku tahu lebih banyak lagi ...."Arlyn sudah lama bergelut di industri ini.Dia juga tahu semua tipu muslihat anak orang kaya seperti Jared.Begitu mengincar seorang wanita, mereka akan menggali informasi wanita tersebut kemudian mengambil tindakan.Karena memahami, mereka bisa fokus pada hobi para wanita.Sejujurnya, dia tidak terlalu menyukai cara mengejar wanita seperti ini.Dia bahkan tidak suka dengan sikap orang-orang itu yang asal-asalan dan cuek terhadap cinta.Oleh karena itu, dia biasanya menjauhi tuan muda seperti Jared."Tapi, aku selidiki semua ini bukan demi alasan lain. Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik," jelas Jared karena dia takut Arlyn berpikir terlalu banyak.Kendaraan dengan cepat memasuki komunitas dan berhenti di depan gedung tempat tinggal Arlyn."Lalu setelah kamu kenal?" Arlyn berkata dengan serius, "Pak Jared, kalau kamu ingin menemukan teman un