Share

20. Keputusan Berat

"Mama pulang ...," teriak Faro menyambut kepulanganku malam ini.

"Nggak asyik ah, Mama pulang tapi Papa pergi," keluh Safia tampak kecewa. Tapi ia mendekat juga memeluk tubuhku.

Sedang Hamid keluar kamar begitu mendengar suara adik-adiknya. Dia ikut mendekat dan mencium tanganku meski tanpa ekspresi.

"Papa tadi kemari, Ma. Papa juga memberi kita semua uang jajan," ucap Safia penuh bahagia.

"Alhamdulilah, simpan uangnya untuk keperluan mendadak ya, Nak."

"Papa ngasih ke Mas Hamid lebih banyak, Ma."

Aku menatap uang di tangan Hamid. Sepertinya ada lima lembar uang seratus ribu. Sedang Safia dan Faro hanya memegang uang selembar seratus ribu.

"Yaudah Mama simpan empat ratusan untuk kebutuhan wisuda kamu ya, Nak. Biar sama kayak adik-adik. Seratus ribunya simpan di celengan masing-masing. Ayo, bantu adik-adikmu memasukkan uang ke celengan ya, Nak," pintaku pada Hamid.

Dia masih terdiam dalam berdirinya.

"Kenapa Nak, ada yang mau kamu bicarakan?"

"Besok Papa mau berangkat ke Kalimantan, M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status