Share

44. Ijab Qabul Kedua

Hari ini aku beranikan diri menelpon Bu Laras, dia menyambut dengan sangat baik. Kuutarakan apa yang menjadi maksud hati tentang lamaran Mas Farhan.

"Saya mau membicarakan mengenai lamaran Mas Farhan, Bu."

"Oh iya Dil, gimana? Udah mantap belum pilihanmu, Dila?"

"In Syaa Allah sudah Bu, saya bersedia ta'aruf sama Mas Farhan."

"Alhamdulillah, saya beritahu Farhan ya, Dil. Pasti dia senang banget."

Selarik senyum terkembang begitu saja di bibir ini.

"Baik, Bu."

Setelah menutup telpon, ada perasaan lega bercampur deg-degan. Aku menarik napas dalam. Lalu bangkit membuka lemari dan mengambil sesuatu yang sudah kusimpan baik di dalam sebuah kotak.

Surat perceraianku dengan Mas Wisnu.

Maafkan aku, Mas. Jujur, sampai detik ini, meski kamu sudah mengkhianati dan menghancurkan perasaanku, tapi sebagai lelaki yang pernah hidup bersama-sama dan bersamamu putra dan putriku terlahirkan. Jujur, rasa sayang itu masih ada.

Aku tahu dan bisa membaca penyesalanmu, tapi aku tak mungkin menanggapi semua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Windi Sumarni
hahahaha Wisnu kasian
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status