Share

Bagian 8

“Dari mana kau!” bentak Alex saat Stela Wen baru saja masuk kamar.

Karena sudah merasa lelah, Stela Wen hanya menghela napas dan melengos. Alex lantas mendekat dan meraih tangan Stela Wen.

“Aku tanya, kenapa kau diam saja?”

Stela Wen menepis dan berdecak. “Bukankah kau sendiri yang tidak mau bicara? Kenapa sekarang kau bertanya?”

Alex menguatkan rahang lalu terdengar helaan napas. “Aku minta maaf,” katanya kemudian.

Stela menoleh dan menatap diam wajah sang suami. “Untuk apa?”

“Semuanya.” Alex meraih tangan Stela hingga posisinya saling berhadapan.

Yang namanya wanita memang tidak bisa dipungkiri jika menyangkut soal perasaan. Jika masih ada rasa cinta, memandang wajah pun langsung mulai luluh.

“Apa kau mengakui tentang perselingkuhanmu dengan Emma?” tanya Stela.

Alex melepas genggaman tangan, lalu mundur dan duduk di tepian ranjang. Stela yang awalnya sudah mulai luluh, kini kembali merasakan kecewa. Apalagi racauan kedua orang itu saat di atas ranjang hampir setiap hari melintas di pikiran Stela.

“Kenapa diam?” Stela mengamati dengan jeli. “Kau tidak mau mengakui hal itu?”

Alex mendongak dan membalas tatapan Stela Wen. “Aku tidak berniat melakukan hal itu. Aku hanya sedang stres dengan pekerjaan kantor, dan Emma selalu datang menghibur.”

Napas Stela mulai sesak mendengar penjelasan Alex yang begitu santai. Stela baru teringat kalau Alex dan Emma memang bekerja dalam satu perusahaan. Dan mungkin inilah awal mereka semakin dekat.

“Apa aku termasuk membuatmu stres?” tanya Stela Wen kemudian.

“Apa maksudmu?”

Stela merasakan tubuhnya mulai terasa panas. Dia matanya mulai berkedut-kedut menahan air mata.

“Kau sampai mencari hiburan di luar sana, padahal kau memiliki istri di rumah. Kau terhibur oleh perlakuan Emma, itu artinya kau sudah tidak tertarik dengan istrimu sendiri.”

“Siapa bilang!” Alex berdiri. “Tentu saja aku tertarik padamu. Kau adalah istriku.”

Stela tersenyum getir lalu membuang muka. “Sudahlah, jangan mengelak. Kalau kau mencintai Emma, katakan saja. Toh dia mantan kekasihmu kan? Aku ini hanya wanita yang dijodohkan denganmu.”

Alex merasa iba melihat raut wajah Stela yang sendi. Bagaimana ia bisa menikah dengan Stela, memang karena sebuah perjodohan. Dulu, ibunya yang memaksakan untuk menikahi Stela. Padahal saat itu sudah Jelas kalau Alex sudah memiliki kekasih.

Karena terus didesak oleh sang ibu, akhirnya Alex setuju menikah dengan Stela Wen. Meski awalnya tidak ada rasa, tapi kemudian rasa cinta muncul saat usia pernikahan sekitar dua bulan lebih.

Semua terasa indah hingga tiba-tiba beberapa bulan terakhir setelah satu tahun pernikahan, Alex mulai menjauh. Semua seperti ada jarak yang saat itu Stela tidak tahu apa penyebabnya.

“Besok aku akan membawa Emma kemari.”

Belum juga mengakui tentang hubungan gelap bersama Emma, perkataan Alex membuat Stela kebingungan.

“Apa maksudmu?”

Meski ada rasa sesal, tapi Alex akhirnya bicara sesuai permintaan Emma waktu itu.

“Maaf membuatmu kecewa, tapi sudah waktunya aku jujur.”

Stela hanya tertegun diam mendengarkan penjelasan Alex yang mungkin akan membuat hati terluka.

“Kau tahu kekasihku saat kita dijodohkan adalah Emma, kan?”

Ya, memang benar, Stela tahu itu. Keduanya bersahabat dan mulai renggang karena perjodohan itu. Namun, ini bukanlah kesalahan Stela sepenuhnya. Semua karena perjanjian kedua orang tua. Saat itu terjadi, Emma memutuskan untuk pergi ke luar negeri.

“Lalu?” Stela menatap Alex dan membutuhkan penjelasan yang lebih panjang.

“Aku tidak bisa memilih. Jika Emma tidak muncul, mungkin aku tidak akan teringat masa lalu kita lagi. Tapi tiba-tiba Emma datang dan itu membuatku merasa senang.”

Pengakuan itu membuat Stela tersenyum getir. Jadi semua ini tentang cinta lama kembali bersemi? Benarkah begitu? Ah, Stela sungguh ingin marah.

“Kalau begitu, kau harus memilih. Aku atau Emma?” Stela mundur satu langkah, tapi bola matanya masih tajam menatap Alex.

“Sudah aku katakan, aku tidak bisa memilih.” Alex membuang muka. “Orang tua Emma sudah tahu dengan hubungan ini. Mereka memintaku untuk segera menikahi Emma.”

Mata Stela membelalak sempurna. Ini adalah berita yang benar-benar membuat raganya terasa dihantam ombak besar. Menikah? Alex? Lalu aku bagaimana? Stela Wen tidak terasa sudah menitikkan air mata.

“Lalu aku bagaimana?” lirih Stela Wen.

Alex maju lalu memeluk Stela, “Kau tetap menjadi istriku. Aku juga mencintaimu.”

“Shit!” umpat Stela yang langsung mendorong tubuh Alex.

“Kalau kau memang mencintaiku, kau tidak akan berselingkuh!” tekan Stela.

Alex tidak berkata lagi. Ia hanya mendesah lalu meninggalkan Stela di kamar tersebut. Alex memutuskan untuk tidur di kamar lain.

“Tega sekali kau ...” Stela terduduk di bawah ranjang. Ia memeluk ke dua lututnya lalu menyembunyikan wajah yang sudah banjir air mata.

Satu tahun pernikahan, haruskah berakhir seperti ini? Stela Wen sungguh sangat kecewa.

“Kau kenapa?” tanya Angela saat Alex hendak masuk ke kamar tamu. “Tidak tidur dengan istrimu.”

Alex urung membuka pintu dan beralih duduk di sofa ruang tengah. Angela juga ikut duduk.

“Bertengkar?” tanya Angela.

Alex mendesah lalu menyandarkan kepala pada sandaran sofa. “Aku bingung mengenai Emma.”

“Jadi, kau sungguh akan menikahinya?”

Alex duduk tertegak lagi dan menatap serius ke arah Angela. “Dari mana kau tahu tentang ini?”

“Aku sudah lama tahu tentang perselingkuhanmu. Jadi tidak perlu terkejut begitu.”

“Apa ibu juga tahu?”

“Tentu saja,” jawab Angela enteng.

“Dia tidak marah?”

Angela menggeleng. “Untuk apa marah? Sepertinya ibu lebih suka kau menikah dengan Emma. Untuk saat ini Stela Wen yang katanya keturunan keluarga kaya dari Hongkong, ternyata sudah bangkrut. Jadi untuk apa dipertahankan?”

“Apa maksudmu?” Alex tidak mengerti.

“Apa kau tidak tahu kenapa Ibu menikahkanmu dengan Stela?”

“Tentu karena ibu dan keluarga Stela dekat.”

Angela sontak tertawa mendengar jawaban dari Alex.

“Mana begitu.” Angela masih tertawa. “Ibu menjodohkan kalian berdua karena keluarga Stela waktu itu masih kaya raya. Tapi setelah mendengar keluarga Stela bangkrut, ibu dan aku jadi membenci Stela. Selain dia tidak hamil-hamil, dia juga sudah tidak bisa diharapkan lagi.”

“Jahat sekali mereka padaku!” tidak sengaja mendengar pembicaraan itu, Stela Wen nampak marah. Ia mengepalkan kedua tangan dengan kuat lalu beranjak pergi ke kamar lagi.

Jika bukan karena mendadak merasa haus, mungkin Stela Wen tidak tahu mengenai kebusukan ibu mertuanya. Ternyata kebaikan mereka selama ini hanya tersumpal oleh kekayaan saja. Cih! Tidak jauh seperti layar drama.

“Aku tidak menyangka kalian jahat padaku!” Stela membanting pintu kamar cukup keras.

Sementara dua orang di bawah, tidak tahu kalau pembicaraan mereka sudah didengar oleh Stela Wen.

“Kau buat Stela tidak lepas meski kau mau menikahi Emma. Jujur saja aku masih ingin Stela di sini.”

“Caranya?”

***

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yanie Abdullah
cukup stella yang bodoh jangan ada lagi wanita wanita lain yang bodoh sprti stella
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
paling malas baca klw istri membodh kek cerita satu ne..maaf lh thor,sampai dsini aja gua baca novel lo.semoga yg lain gk bosan bacanya..lihat istri bodoh kek cerita lo ini.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status