Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 15. Sebuah Jebakan untuk Maxim

Share

Bab 15. Sebuah Jebakan untuk Maxim

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-10-09 10:25:39

Maxim membantu Marieana berdiri dengan gaunnya yang kini kotor dan penampilannya berubah kacau, mengundang bisik-bisik sekaligus gunjingan dari para tamu lainnya.

"Apa kau terluka?" tanya Maxim, menelisik wajah sendu Marieana.

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, Paman."

Maxim menoleh pada Camila. Wajah wanita itu pucat pasi melihat Maxim menatapnya dengan sorot mata dingin, dan sedikit menunjukkan kekesalan.

Marieana tersentak saat pria tampan berbalut tuxedo hitam itu mencekal lengannya dan menariknya meninggalkan ruangan itu tanpa kata.

Namun, Marieana tidak menolak. Gadis itu mengikuti Maxim, sambil melirik Camila saat ia lewat di hadapan wanita licik itu.

Guratan geram di wajah Camila membuat Marieana ingin tertawa terpingkal-pingkal. Sekali lagi, wanita itu gagal menjerumuskan Marieana ke dalam masalah, karena perisainya datang di waktu yang tepat.

Marieana tersenyum tipis, nyaris tak terlihat saat ia menatap punggung Maxim yang kokoh dan lebar.

Cekalan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
sudah pasti nih kak(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)
goodnovel comment avatar
Mutaharotin Rotin
pasti Maxim akan milih SM marieana bukan SM ular betina Camila heeehee
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 34. Kepanikan Maxim

    Maxim terbangun dari tidurnya saat merasakan hangat cahaya matahari menyinari wajahnya dari celah jendela kamar. Kedua matanya terbuka, tangannya meraba ranjang dan menyadari Marieana tidak ada di sampingnya. Pria itu langsung terbangun dan bingung. "Marie, ke mana dia?" gumam Maxim. Ia segera beranjak dari atas ranjang dan bergegas membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Maxim berpikir, mungkin Marieana ada di lantai satu bersama pelayan, atau gadisnya itu pergi melihat pemandangan di sekitar vila. Beberapa menit setelah membersihkan tubuhnya, Maxim keluar dari dalam kamarnya dengan pakaiannya yang rapi. Pria itu berjalan menuruni anak tangga dan melihat pelayan di sana sendirian menata sarapan. Wanita setengah baya itu menundukkan kepalanya. "Selamat pagi, Tuan," sapanya. "Di mana Nyonya?" tanya Maxim pada wanita itu. Ia menanyakan Marieana. "Apa dia pergi melihat pemandangan di luar?" Wajah pelayan itu tampak bingung dan pucat pasi. "Sekitar satu jam yang lalu, Nyonya per

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 33. Malam yang Bergejolak Gairah

    "Ahh—Paman—" Marieana tanpa sadar menancapkan ujung kuku jemari kedua tangannya di punggung kekar Maxim, memeluknya erat saat tubuh mereka menyatu. Pelukan erat itu membuat tubuh mereka semakin melekat, berbagi peluh dan gairah yang membuat keduanya seolah melayang hingga ke nirwana. Pikiran Marieana seolah kosong saat pria itu terus menyentuhnya dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang tak pernah sekalipun ia dapatkan dari pria lain, termasuk suaminya sendiri. Napas hangat mereka saling beradu bersama gerakan seirama yang membuat Marieana semakin melambung dan hampir kehilangan kewarasan. Marieana menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher Maxim, pria itu mendekapnya erat dan tubuh Marieana terus merespon tiap sentuhan Maxim yang memabukkan. "Kau milikku, Marie," bisik Maxim, nada rendahnya terdengar begitu posesif dan lembut. Marieana mengangguk cepat tanpa menarik wajahnya dari ceruk leher Maxim. "La-lakukanlah," jawab gadis itu terbata-bata. Suara rintihan gadis itu memb

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 32. Malam ini Kau Menjadi Milikku

    "Aku akan ikut ke manapun Paman membawaku..." Isak tangis pilu di wajah cantik Marieana membuat hati Maxim seperti diremas. Pria itu melepaskan pelukannya pada Marieana. Tanpa berkata-kata, Maxim kembali masuk ke dalam kamarnya, pria itu menyahut kunci mobil dan dua mantel hangatnya, sebelum ia memakaikan salah satunya pada Marieana. "Ayo kita pergi," ajaknya, merangkul Marieana. Gadis itu mengangguk dan memeluk tubuh Maxim dengan satu tangannya. Mereka berdua menuruni anak tangga rumah dan bergegas pergi. Tak peduli hujan deras mengguyur bumi di tengah malam begini, Maxim tetap membawa Marieana pergi ke tempat di mana sekiranya gadis itu bisa merasa tenang. Sepanjang perjalanan, Marieana tampak termenung menatap ke arah luar kaca pintu mobil. Maxim memperhatikannya sekilas. "Kau ingin pergi ke mana, Marie?" tanya pria itu sembari mengemudikan mobilnya. "Ke manapun, Paman," jawab gadis itu sebelum menatapnya. "Bawa aku ke manapun kau pergi." "Ke vila milikku," ujar M

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 31. Paman Maxim, Bawa Aku Pergi Bersamamu

    "Apa yang terjadi pada David, hah?! Kenapa dia semalaman tidak pulang?!" Suara pekikan keras itu terlontar dari bibir Arzura pada Marieana yang kini berdiri di hadapannya di dalam ruangan keluarga. Marieana sudah menduga kalau wanita tua menyebalkan dan cerewet itu akan mengomelinya, dan hal ini membuat Marieana ingin sesekali memberontak dan menutup mulut wanita tua itu. Tapi, Marieana menahannya demi berjalannya misi yang ia bawa ke rumah ini. "Aku tidak tahu, Ma. David tidak mengatakan padaku dia akan pergi ke mana," jawab Marieana, berusaha menjelaskan sebaik mungkin. "Dan kau tidak membujuknya untuk tetap di rumah, kan?! Kau ini istri macam apa, Marieana?!" bentak Arzura, wajah wanita itu memerah dan kedua matanya melotot lebar. Marieana tahu, Arzura sedang memanfaatkan hal ini untuk mencelanya. "Kalau saja Maxim tidak memberikan restu waktu itu, aku tidak akan sudi memiliki menantu sepertimu! Kau itu miskin, jangan semena-mena pada anakku yang baik padamu!" lanjut w

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 30. Tak Sanggup Menahan Diri

    Dia hampir tidak pernah tidur di rumah. Padahal aku sebagai seorang istri juga ingin ditemani setiap malam seperti istri-istri pada umumnya." Marieana menundukkan kepalanya, bercerita pada Maxim tentang hari-harinya. Itu semua memang jujur, hanya saja perasaan Marieana yang berbohong. Marieana tampak sedih, tapi kenyataannya hatinya sangat berbunga-bunga bila David pergi. Marieana menoleh dan menatap Maxim yang masih diam memperhatikannya. "Apakah aku kurang sempurna untuknya, Paman? Apa aku masih banyak kurangnya?" lirih gadis itu bertanya-tanya. "Tidak, Marie," jawab Maxim tenang. Pria itu menatap Marieana dalam-dalam. Marieana tampak tertekan. Maxim tidak menduga kalau David akan seperti itu pada istrinya. Dan Maxim menduga kalau sikap David berubah setelah tahu kalau Marieana menjadi asistennya. Di sisi lain, Maxim juga mulai curiga apa yang David lakukan di luar sana tanpa sepengetahuan Marieana. "Lebih baik sekarang kau istirahat, ini sudah malam," ujar Maxim, meng

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 29. Pelukan Erat dan Hangat

    Memasuki musim penghujan, jalanan kota Balden menuju kota Fratz diguyur hujan deras disertai kilat dan petir petang ini. Marieana dan Maxim yang baru saja kembali dari meeting, mereka berdua duduk di dalam mobil yang melaju berkecepatan sedang. Setiap cahaya kilat menyala, Marieana selalu tersentak kaget dan meringkuk mendekati Maxim. Pria tampan itu terus memperhatikannya hingga sadar kalau Marieana ketakutan. Tanpa aba-aba, ia melingkarkan satu lengannya di pundak gadis itu. "Kenapa, Marie?" tanyanya. Marieana memeluk meremas kuat mantel yang Maxim pakai dan kedua matanya terpejam erat. "Suara petir di luar sangat menakutkan, Paman," jawab gadis itu, suaranya gemetar. Maxim membuka bagian depan mantel yang ia pakai dan menyelimuti Marieana, membiarkan gadis itu memeluknya. Bahkan ia menutup telinga kiri Marieana dengan telapak tangannya, dan menyandarkan kepala gadis itu pada dada bidangnya. Maxim merasakan detak jantung Marieana yang berpacu. Gadis itu sangat ketakut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status