Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 182. Bayi Perempuan dan Kepulangan Maxim

Share

Bab 182. Bayi Perempuan dan Kepulangan Maxim

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-12-20 10:42:31

Di dalam ruangan pemeriksaan, Margaret terbaring saat Dokter mulai mengecek kondisi kandungannya secara menyeluruh.

Sejak masuk ke dalam ruangan Dokter Dora, Margaret merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Karena hari ini, ia akan tahu apakah bayinya nanti akan terlahir sebagai anak laki-laki, atau anak perempuan.

"Bayinya sangat sehat, Nyonya," ujar Dokter Dora menatap sebuah layar hitam putih di atas meja kecil di samping ranjang pemeriksaan.

Margaret ikut menoleh dan menatap gambar itu.

"A-apakah dia anak laki-laki, dok?" tanya Margaret penasaran.

Dokter Dora terkekeh. "Bukan Nona, Bayinya perempuan. Nona bisa perhatikan di sini.” Dokter Dora menukik sebuah gambar dalam layar hitam putih di samping Margaret. “Dia sudah aktif bergerak, menyikut dan menendang. Di bulan-bulan yang akan datang, gerakannya akan semakin terasa," jelas dokter itu. "Tetapi, Nona harus tetap memperhatikan waktu yang cukup untuk istirahat. Supaya Nona tidak gampang sakit dan merasa nyeri, karena l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 187. Semua orang-orang yang Menyayangi Margaret

    Berbagai macam barang-barang bayi dari kereta, ranjang ayun, hingga berbagai macam baju dan aksesoris kini tertata rapi di ruang tamu. Margaret terkejut saat seseorang mengantarkan barang-barang itu atas nama pemesan Tuan Maxim Valdemar. Barang-barang kecil yang didominasi warna merah muda cerah, mencerminkan bahwa pemiliknya nanti adalah anak perempuan yang lucu. 'Jadi ... dia memesan semua ini saat tidak bisa pergi denganku?' batin Margaret sambil mengusap boneka gajah berwarna merah muda yang kini ia bawa. Di samping Margaret, Pelayan Letiti tampak begitu gemas dengan banyaknya perabotan-perabotan bayi yang menggemaskan ini. "Ya ampun, Nona ... bajunya sangat lucu sekali. Nona kecil pasti akan sangat cantik memakai baju ini," seru Pelayan Letiti bersama dua pelayan di sampingnya. Margaret tersenyum manis. "Iya, Bi. Warna merah muda pasti cocok untuknya nanti. Apalagi ... dia anak perempuan, pasti menggemaskan." "Ngomong-ngomong, Nona memberi nama siapa untuk Nona kecil nant

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 186. Berjanjilah Untuk Segera Kembali

    "Tuan, Anda harus kembali ke Fratz malam ini juga. Besok pagi polisi akan mendatangi kediaman Brian dan melakukan penyergapan. Malam ini semua berita sudah menyebar luaskan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Brian sepuluh tahun lalu, sesuai yang Tuan rencanakan." Kalix berdiri di hadapan meja kerja Maxim. Laki-laki itu baru saja datang, di malam-malam buta pikul tiga dini hari. Maxim menatapnya tajam dan lekat. "Jadi... berita itu sudah disebar luaskan di media?" "Sudah, Tuan. Saya mendapatkan laporan langsung dari gedung tempat berita itu dimuat dan diunggah," jelas Kalix. Belum satu detik Kalix menghentikan ucapannya, ponsel milik Maxim sudah berdenting beberapa kali. Maxim melirik ajudannya itu, dan ia kini percaya. Berita itu benar-benar telah tersebar luas. Maxim meraih ponselnya dan ia membaca semua isi berita yang kini muncul di semua media. Semua sesuai dengan yang ia rencanakan. Tertulis jelas detail kronologi pembunuhan Julian Linton dan Dahlia Linton yang dilakuka

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 185. Janji yang Harus Kupegang Erat

    Malam ini terasa berbeda dari malam-malam kemarin saat ini kesepian. Kini, Maxim ada bersamanya dan menemaninya makan malam bersama. Meskipun ini semua hanya untuk sementara waktu saja sebelum laki-laki itu kembali pergi entah besok ataupun lusa. "Makan yang banyak, Sayang," ujar laki-laki itu menatapnya. "Heem," gumam lirih Margaret menjawabnya. Gadis itu memperhatikan Maxim yang menikmati menu makan malamnya dengan nikmat. "Maxim," panggil Margaret pelan. Laki-laki itu menatapnya dan mengangkat kedua alisnya tanpa membuka suara. Margaret terdiam sejenak. "Emmm ... berapa hari kau akan tinggal?" tanya gadis itu. "Kapan kau akan kembali ke Fratz?" "Entahlah," jawab Maxim pelan. "Mungkin, bisa sampai beberapa hari." "Benarkah?" Margaret tersenyum mendengarnya. Laki-laki itu terkekeh. "Iya, Sayang." "Aku ingin mengajakmu pergi membeli beberapa kebutuhan bayi kita. Dua bulan lagi, dia akan segera lahir. Jadi ... aku ingin membeli baju-baju bayi, kaos kaki, bedak dan yang lain-l

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 184. Pelukan dan Kehangatanmu

    Kebahagiaan menyelimuti Maxim begitu ia tahu kalau anaknya nanti seorang bayi perempuan. Seperti yang Maxim duga sejak awal, ia akan memiliki seorang anak perempuan. Laki-laki itu memeluk Margaret dengan sangat erat. Mendekapnya dengan penuh rasa suka cita. Bahkan, senyuman Maxim masih terus terlukis indah sejak beberapa menit yang lalu, lebih tepatnya setelah Margaret mengatakan padanya. "Beberapa bulan lagi, dia akan lahir, Maxim. Kita akan memiliki seorang bayi perempuan," ujar Margaret sambil menyandarkan tubuhnya dalam pelukan Maxim. "Iya, Sayang. Terima kasih banyak sudah memberikan kebahagiaan ini untukku," bisik Maxim, ia mengecup pucuk kepala Margaret dengan penuh kasih sayang. Margaret meletakkan telapak tangannya di atas punggung tangan Maxim yang kini mengusap perutnya. Wajah Margaret menjadi sendu dan sedikit muram. Ia tetap menatap perutnya saat ini."Sejujurnya ... kami sangat ingin marah padamu," ujar Margaret. Kedua iris mata Maxim melebar mendengar ucapan Marg

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 183. Buah Hati Kita, Maxim

    Margaret masih enggan mendengarkan semua ucapan Maxim. Kedatangannya memang yang paling ia nanti-nantikan, tetapi begitu melihat laki-laki itu, rasanya, Margaret ingin memarahinya habis-habisan. "Ayo, kita masuk ke dalam mobil," ajak Maxim merangkulnya dengan hangat. Mau tidak mau, Margaret pun patuh dan ikut. Seorang sopir berwajah asing yang tak Margaret kenali, kini membukakan pintu mobil. Sepasang iris birunya melebar saat ia melihat beberapa kotak hadiah yang dominan berwarna merah muda, dan buket bunga Peony berukuran besar di dalam sana. "Itu untukmu," bisik Maxim. Margaret kembali menatap wajah tenang Maxim. Meskipun dadanya naik turun, Margaret berusaha untuk tidak mengomel lebih panjang. Tanpa membalas ucapan laki-laki itu, ia segera masuk ke dalam mobil dan duduk tertunduk meremas jemari tangannya. Maxim tersenyum memandangnya dengan lega. Hal yang mengecewakan bagi Maxim, saat menyadari kalau tubuh gadis ini jauh lebih kurus dibandingkan saat Margaret ia tinggal beb

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 182. Bayi Perempuan dan Kepulangan Maxim

    Di dalam ruangan pemeriksaan, Margaret terbaring saat Dokter mulai mengecek kondisi kandungannya secara menyeluruh. Sejak masuk ke dalam ruangan Dokter Dora, Margaret merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Karena hari ini, ia akan tahu apakah bayinya nanti akan terlahir sebagai anak laki-laki, atau anak perempuan. "Bayinya sangat sehat, Nyonya," ujar Dokter Dora menatap sebuah layar hitam putih di atas meja kecil di samping ranjang pemeriksaan. Margaret ikut menoleh dan menatap gambar itu. "A-apakah dia anak laki-laki, dok?" tanya Margaret penasaran. Dokter Dora terkekeh. "Bukan Nona, Bayinya perempuan. Nona bisa perhatikan di sini.” Dokter Dora menukik sebuah gambar dalam layar hitam putih di samping Margaret. “Dia sudah aktif bergerak, menyikut dan menendang. Di bulan-bulan yang akan datang, gerakannya akan semakin terasa," jelas dokter itu. "Tetapi, Nona harus tetap memperhatikan waktu yang cukup untuk istirahat. Supaya Nona tidak gampang sakit dan merasa nyeri, karena l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status