Share

Terjebak

Kayla menatap rumah besar di hadapannya dengan perasaan gamang. Seumur hidupnya dia belum pernah sekalipun bermimpi untuk tinggal di rumah sebesar ini. Tapi mulai sekarang, ia akan tinggal di rumah mewah ini bersama suaminya.

Akmal Ghaisan. Itu nama dari laki-laki yang sudah menikahinya. Laki-laki pilihan orang tuanya, anak dari sahabat ayahnya. Akmal usianya 5 tahun di atas Kayla. Dia laki-laki yang tampan dengan tubuh tinggi semampai. Jika orang tidak tahu dia, pasti akan mengira bahwa Akmal adalah seorang model karena gayanya yang sangat modis.

"Kayla!" sebuah panggilan membuyarkan lamunan perempuan berusia 23 tahun ini. Sentuhan di punggungnya membuat Kayla segera menoleh ke arah belakang. Mertuanya, bu Fatma, sedang tersenyum lembut menatapnya.

"Kenapa tidak masuk?" tanya bu Fatma pada Kayla yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

"I-iya, tante." jawab Kayla gugup.

"Kok, tante? Mulai sekarang, kamu harus memanggilku mama, okay?"

"O-okay, tan. Ah... M-maksudku, M-ma." jawab Kayla canggung. Bu Fatma tertawa pelan.

"Jangan gugup begitu. Mulai sekarang kita adalah keluarga. Anggap mama seperti ibumu sendiri." kata bu Fatma lembut. Membuat Kayla akhirnya tersenyum menatap mama mertuanya.

"Ayo, masuk. Jangan sungkan. Mulai hari ini, ini adalah rumahmu, Kayla." kata bu Fatma.

"Iya, ma." jawab Kayla sambil mengikuti langkah bu Fatma memasuki rumah Akmal.

Begitu memasuki rumah, kekaguman Kayla semakin bertambah melihat keindahan rumah yang akan di tempatnya itu.

"Masyaallah!" ucap Kayla tanpa sadar.

"Akmal!!" panggil bu Fatma agak kencang.

"Iya, Ma!" jawab Akmal dari lantai dua. Wajah tampannya terlihat dari lantai satu. Ia sedang melongok dengan tangan dan tubuhnya bersandar di pagar pengaman lantai dua.

"Kamu ini bagaimana? Kenapa Kayla kamu biarkan saja di luar rumah?" tanya Bu Fatma menegur putra pertamanya.

"Aku tadi mendapat telepon dari kantor, Ma. Ada beberapa berkas yang harus aku tandatangani jadi ada berkas yang di kirim via faksimiles." jawab Akmal tanpa mengubah posisinya.

"Meskipun begitu, bukan berarti kamu boleh bersikap seenaknya pada istrimu." tegur bu Fatma lagi.

"Iya, Ma." jawab Akmal.

"Sudah, turun sini!" kata bu Fatma sambil melambaikan tangan kanannya menyuruh Akmal turun ke lantai satu.

Kayla menatap sosok suaminya yang langsung turun. Dia begitu patuh pada mamanya.

"Antar istrimu ke kamar, lalu ajak Kayla berkeliling." kata Bu Fatma.

"Ti-tidak usah, Ma. Mas Akmal sedang menunggu pekerjaan dari kantornya. Aku..." ucapan Kayla terhenti saat Akmal mengulurkan tangan kanannya. Dengan isyarat dari kedua mata dan mimik bibirnya, Akmal meminta Kayla untuk meraih jari tangannya.

Dengan sedikit ragu-ragu, Kayla meraih tangan sang suami. Laki-laki itu tanpa ragu-ragu segera menarik tangan kiri Kayla dan menggandengnya. Akmal membawa sang istri berkeliling rumah. Menunjukkan tempat-tempat yang harus Kayla ketahui.

Saat sampai kamar utama di lantai dua, Akmal mendorong tubuh Kayla dengan kasar. Ia segera menutup pintu dan menguncinya. Kayla melihat suaminya dengan bingung. Mengapa suaminya tiba-tiba bersikap begitu?

Kayla menatap Akmal yang berjalan santai menuju ke arah jendela dengan dahi berkerut. Laki-laki itu bahkan tak memandangnya sama sekali.

"Berpura-pura itu ternyata membuatku sangat capek." ujarnya sambil merenggangkan tubuhnya. Pura-pura?

Saat bersandar di jendela, Akmal menatap Kayla tajam. Ekspresinya berubah menjadi lebih dingin dari pada tadi.

"Hebat juga papa dan mama memilihkan perempuan cantik sepertimu untuk menjadi istriku?" ucapnya dengan ekspresi mengejek.

"M-mas?" desis Kayla bingung. Akmal melangkah mendekati Kayla. Saat ia berada di depan Kayla, tiba-tiba tangan kanannya mencengkeram dagu Kayla dengan kasar.

"Dengar! Aku menikah denganmu bukan karena aku suka padamu. Aku menikah denganmu hanya demi menyenangkan papa dan mamaku. Kamu dengar itu? Jadi jangan bersikap sok akrab denganku." kata Akmal lalu melepaskan dagu Kayla dengan kasar. Membuat istrinya itu terdorong dan merasakan sakit akibat cengkeraman tangannya.

"A-apa maksudnya?" tanya Kayla tak mengerti.

"Papa dan mamaku selalu menuntutku untuk segera mempunyai istri. Sedangkan aku masih belum ingin menikah. Aku masih ingin bebas, tapi tiba-tiba saja papaku memutuskan pernikahanku secara sepihak."

"Huh??" jantung Kayla kini berdebar-debar mendengarkan ucapan suaminya.

"Papa tiba-tiba ingin menikahkan ku dengan anak dari sahabatnya. Dan papa tidak suka dibantah. Apapun alasanku, papa tidak akan mendengarkan. Aku juga tidak ingin berdebat dengan ayah. Jadi aku menerima keputusan papa untuk menikahi mu."

"M-mas Akmal membohongi keluargaku???" tanya Kayla nyaris berteriak tapi segera menutupi bibirnya. Akmal hanya tersenyum tipis.

"Aku tidak pernah membohongi keluargamu. Sejak awal aku tidak pernah mengatakan jika aku mencintaimu." jawab Akmal dingin.

"Aku mau pulang!!" ucap Kayla lalu berbalik hendak meninggalkan Akmal. Tapi Akmal menangkap tangan Kayla dan melemparkan perempuan itu ke atas ranjang. Akmal mengunci gerakan Kayla dengan berada di atas tubuh perempuan itu. Kedua tangannya memegangi tangan Kayla dengan kuat dan menguncinya di samping kepalanya.

"Jangan berani-berani kamu meninggalkan rumah ini, Kayla. Kamu akan menyesal jika melakukannya." ucap Akmal dengan suara rendah.

"Aku akan lebih menyesal jika hidup bersama laki-laki pembohong sepertimu!" kata Kayla dengan kesal.

Akmal tersenyum mengejek melihat Kayla yang terlihat begitu marah kepadanya. Matanya yang lentik itu terlihat begitu berapi-api.

"Kita lihat saja apa yang akan kamu lakukan setelah mengetahui semuanya." kata Akmal lalu mencium bibir Kayla. Membuat perempuan itu terkejut dan meronta-ronta.

"Apa yang kamu lakukan??" tanya Kayla setelah berhasil mendorong tubuh Akal menjauh dari tubuhnya. Kedua matanya berkaca-kaca dengan punggung tangan kanan menutupi mulutnya. Sementara Akmal yang masih berlutut di atasnya hanya tertawa melihat reaksinya.

Dada Kayla naik turun dengan cepat saat melihat Akmal beranjak dari posisinya dan turun dari tempat tidur. Segera setelah laki-laki itu berdiri, Kayla bangun dari posisinya dan berdiri di samping tempat tidur.

"Kenapa kamu tiba-tiba melakukan itu? Bukankah tadi kamu mengatakan bahwa kamu sama sekali tidak menyukaiku?" tanya Kayla dengan jantung berdebar kencang.

"Heh! Ini hanya sekedar ciuman. Tak perlu perasaan apapun untuk melakukannya." jawab Akmal yang membuat perasaan Kayla kesal. Saat hendak mengucapkan sesuatu, tiba-tiba Akmal mendekatinya. Kayla segera mundur.

"Kenapa? Apa jangan-jangan itu adalah ciuman pertamamu?" tanya Akmal menebak yang membuat wajah Kayla memerah. Tebakan laki-laki itu memang benar karena ia selama ini tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lebih dari batas pertemanan.

"Huh? Kamu serius? Polos sekali kamu!!" tanya Akmal tak percaya. Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. Membuat Kayla merasa begitu direndahkan.

"Memangnya kenapa kalau itu adalah ciuman pertamaku?" tanya Kayla dengan kedua telapak tangannya mengepal.

"Kamu! Lucu sekali! Hahaha...! Jaman sudah canggih begini ciuman saja belum pernah." Akmal terus tertawa sambil memegangi perutnya. Lalu sambil menahan tawanya Akmal sedikit membungkuk mendekati telinga Kayla yang tertutup kerudung warna abu-abu. Ia berbisik...

"Jangan-jangan sampai sekarang kamu juga masih perawan?" tanya Akmal yang membuat Kayla langsung melayangkan tangan kanannya menampar pipi laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.

"Aku memang masih perawan. Apa yang aneh dengan itu? Selama ini aku memang selalu menjaga kehormatan ku. Tidak seharusnya kamu mengejekku seperti itu!! Aku bukan perempuan murahan yang bisa dengan mudahnya disentuh laki-laki yang bukan mahram ku." kata Kayla membela diri. Kedua matanya berkaca-kaca karena ucapan laki-laki di hadapannya itu.

"Apa kamu baru saja menamparku?" tanya Akmal sambil menyentuh pipinya dengan tangan kiri.

"Apa salahnya menampar laki-laki yang tidak bisa menjaga etika sepertimu?" tanya Kayla sambil menatap kedua Mata Akmal dengan tajam.

Melihat reaksi Kayla yang begitu berani melawannya, entah mengapa itu justru membuat perasaannya senang. Tanpa sadar, bibir Akmal tersenyum lebar. Sepertinya hidup bersama perempuan pilihan orang tuanya ini akan sangat menarik. Baru kali ini ada perempuan yang berani melawannya seperti ini.

Kayla dan Akmal saling menatap selama beberapa saat. Tak ada yang bersuara di antara keduanya sampai sebuah ketukan terdengar mengagetkan pasangan itu.

"Akmal? Kayla?" terdengar suara bu Fatma disertai dengan suara ketukan pintu.

Kayla terlihat gugup saat mendengar suara mama mertuanya. Sementara Akmal justru tersenyum miring melihatnya perempuan di hadapannya itu gugup.

"Ku peringatkan padamu, Kayla! Jangan sekali-kali kamu menceritakan tentang hal ini pada mama jika kamu tidak ingin menyesal." kata Akmal sambil menatap mata Kayla dalam-dalam.

"Apa yang aka...?" ucapan Kayla terhenti saat suaminya itu tiba-tiba mencium bibirnya lagi. Kayla yang terkejut hanya bisa melebarkan kedua matanya. Begitu ia sadar, Akmal sedang memandangnya dengan senyuman mengejek penuh kemenangan. Wajah laki-laki itu seolah menyatakan bahwa sampai Kapan pun Kayla tidak akan berani mengatakan apa-apa kepada keluarganya.

"Kita nikmati pernikahan kita, Sayang!" ucapnya sambil menepuk bahu Kayla. Setelah itu ia melenggang menuju pintu. Membukanya dan membiarkan sang mama masuk ke dalam kamar.

Kayla merasa kesal sekali. Ia tidak menyangka jika sifat suaminya seperti itu. Berbanding terbalik dengan laki-laki yang ditemuinya kemarin. Senyum manis yang Akmal tunjukkan saat menemuinya di rumah tak lebih hanyalah sebuah topeng untuk menutupi sifat aslinya.

"Kalian tiba-tiba menghilang. Mama cari di belakang tidak ada." kata bu Fatma setelah masuk kamar.

"Maaf, ma. Kayla ingin melihat kamar yang akan dia tempati. Jadi aku membawanya ke kamarku." jawab Akmal sambil tersenyum.

"Iya kan, Sayang?" tanya Akmal sambil tersenyum yang membuat Kayla mendengus. Dasar laki-laki pembohong!

Kayla menghela napas. Ia melangkah mendekat sambil berusaha tersenyum kepada mama mertuanya.

"Maaf, ma. Tadi aku ingin melihat kamar Mas Akmal." kata Kayla begitu berdiri di hadapan Bu Fatma.

"Tidak perlu minta maaf, Sayang. Oh iya, itu di bawah, keluarga mama baru saja sampai. Mereka ingin menemui mu, Kayla." kata bu Fatma.

"Menemui ku?" tanya Kayla heran.

"Iya.  Dari kemarin-kemarin mereka sangat ingin bertemu dengan istri Akmal. Begitu tahu hari ini kamu mulai tinggal disini, mereka langsung menuju kemari." jawab bu Fatma antusias.

Melihat wajah mama mertuanya yang begitu berseri-seri, hati Kayla seketika terasa sakit. Bagaimana mungkin dia sanggup mengatakan kenyataan bahwa Akmal menganggap pernikahan ini sebagai sebuah permainan kepada beliau? Atau pada keluarganya? Bu Fatma maupun Ayah dan Ibunya pasti akan sangat bersedih karena hal ini. Akhirnya perempuan itu mengerti mengapa Akmal begitu yakin Kayla akan tutup mulut. Sudah tentu bahwa Kayla tidak akan sanggup melukai hati banyak orang demi melindungi dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja sebuah sentuhan mendarat di lengan Kayla. Saat Kayla menoleh, rupanya Akmal sedang merengkuh bahunya. Kayla hampir saja menepis tangan Akmal jika tidak mengingat di hadapannya ada sang mama mertua.

"Kita temui mereka, Kayla." kata Akmal lembut sambil tersenyum yang membuat bu Fatma ikut tersenyum. Kayla tak menjawab. Ia hanya menatap wajah suaminya yang sedang tersenyum lembut itu dengan alis yang nyaris bertaut. Rasa sedih di dadanya semakin menjadi-jadi.

"Ya. Aku akan menemui mereka." jawab Kayla lirih sambil menunduk. Hatinya sakit. Mengapa dia bisa terjebak dalam situasi seperti ini? Apa yang akan terjadi padanya jika ia tidak bersikap jujur pada keluarganya tentang apa yang terjadi? Apakah dia sanggup menghadapi sifat suaminya yang ternyata sangat berbeda dari harapannya?

Kayla meremas baju gamisnya demi menguatkan perasaannya. Hatinya benar-benar hancur saat ini. Selain karena ia tiba-tiba sudah menikah, kenyataan bahwa laki-laki yang berada di sampingnya ini sama sekali tak mencintainya membuat hatinya sungguh terluka. Kayla sama sekali tak menyangka kehidupannya akan menjadi seperti ini. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Hidup bersama laki-laki yang sama sekali tak menginginkannya menjadi ketakutan tersendiri bagi Kayla yang tidak pernah berhubungan dengan laki-laki. Sanggupkah ia melakukannya?

@@@

Bab 2 segini aja dulu ya. Semoga teman-teman menyukainya. (^_^)(^_^)

.: 10 Juni 2021 :.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status