Home / Romansa / Seumur Hidup Terlalu Lama / 23. Membuat Laporan Polisi.

Share

23. Membuat Laporan Polisi.

Author: Suzy Wiryanty
last update Last Updated: 2025-08-19 14:34:06

KANTOR POLISI SEKTOR SELATAN – 02.40 WIB

Suara derik pintu kaca terdengar lirih di tengah ruangan yang sepi. Uma dan Arumi melangkah masuk. Wajah Uma seputih kapas dengan kerudung yang sobek di bagian belakang. Sisa debu dan darah kering masih menempel di kulit dan bajunya. Arumi memapah Uma dengan hati-hati, tangan kirinya tak lepas menghela bahu sahabatnya itu.

Di balik meja resepsionis, seorang petugas jaga malam menoleh dengan kening berkerut.

"Selamat malam. Ada yang bisa dibantu?" tanyanya, nada suaranya waspada saat melihat kondisi Uma.

Arumi menjawab cepat, "Kami ingin melaporkan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Teman saya ini baru saja lolos dari penyekapan dan penganiayaan oleh suaminya sendiri."

Petugas itu segera berdiri. "Silakan ikut saya ke ruang pengaduan."

Mereka dibawa ke ruangan dengan meja kayu dan dua kursi yang menghadap ke arah petugas penyidik. Seorang polisi berpakaian dinas lengkap menyambut mereka dengan sigap.

"Silakan duduk, Bu. Bisa diceritakan apa ya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   28. Mari Kita Berjuang.

    "Oke gue percaya. Tolong urus juga perceraiannya sekaligus. Arumi bilang, Uma cerita kakau dia udah nggak tahan menjadi istri Arya." "Oke. Ntar gue bantu buat gugatannya setelah gue bertemu langsung dengan Uma. Tapi inget pesen gue ; lo jangan beredar di sekitar dia dulu. Paham?""Oke. Gue ngerti." Genta mengangguk. "Oh ya, mengenai honor lo—" Genta menghentikan pembicaraannya karena Daniel mengangkat tangan."Stop. Gue nggak mau hitung-hitungan sama lo. Di waktu gue susah, lo udah banyak banget bantuin gue. Anggap aja jasa gue ini adalah sedikit balas budi gue untuk lo," ucap Daniel tulus. "Terima kasih banyak, Dan. Gue sangat menghargai bantuan lo ini," tukas Genta sungguh-sungguh. "Oke. Sekarang gue mau ngomong satu hal penting dulu. Denger, dalam kasus KDRT, nggak mudah menyeret si pelaku ke meja hijau. Kurangnya bukti serya maju mundurnya penggugat, sering membuat kasus terhenti di tengah jalan. Entah karena penggugat mencabut perkara atau keduanya berbaikan. Bisa juga pihak

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   27. Isi Hati Genta.

    Kafe tidak terlalu ramai pagi ini. Hanya ada beberapa orang yang sibuk menatap layar laptop, dan suara mesin espresso yang sesekali menderu. Genta duduk di pojok, matanya terus memandangi pintu masuk. Setiap pintu didorong, harapannya membuncah. Sayangnya bayangan Daniel belum terlihat. Sejurus kemudian tampak sosok lelaki berjas abu-abu memasuki ruangan dengan langkah percaya diri. Daniel memang terkenal selalu tepat waktu.“Gue nggak nyangka lo ngajak ketemuan pagi-pagi begini,” ujar Daniel Nasution begitu duduk. Ia meletakkan map coklat di meja, lalu melirik Genta dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Oke, straight to the point aja. Lo mau gue menangani kasus rumit apaan pagi-pagi?"Genta tersenyum miring. Sahabatnya ini terlalu mengenalnya."Kok lo tahu kasusnya rumit? Gue kan belum ngomong apa-apa."Daniel menyandarkan punggung. “Dari nada bicara lo di telpon tadi dan desakan harus bertemu saat ini juga. Gue langsung tahu kalau masalah lo pasti ribet. Ayo, ceritain. Penasaran gu

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   26. Bertemu Orang Baik.

    Jeritannya menggema di ruangan. Sejurus kemudian terdengar suara langkah-langkah kaki mendekati kamar. Pintu kamar langsung terbuka. Tampak Arumi, Bik Iyah, dan Bik Sumi berdiri di ambang pintu dengan ekspresi kaget bercampur lucu. Melihat Uma menjadikan selimut tameng dan Genta yang shock, menjadi hiburan tersendiri bagi mereka."Apa-apaan ini? Kenapa kamu bisa berada di kamarku?!" Suara Genta menggelegar setelah rasa kagetnya hilang. "Tadi... tadi aku membantu Bik Sumi membersihkan kamar... lantas ketiduran. Maaf!" aku Uma serba salah. Dengan wajah merah padam, Uma langsung bangkit. Menutupi rambutnya yang tidak berkerudung dengan tangan dan tertatih-tatih keluar. Di belakangnya Arumi CS terus menertawainya. Di dapur, Uma menatap Bik Sumi setengah protes."Kenapa Bibik, tidak membangunkan saya pas ketiduran? Malu sekali saya jadinya, Bik." Uma yang telah berkerudung mengubur wajahnya di meja makan. Ia masih merasa sangat malu. "Bibik kasihan melihat Mbak Uma semalaman tidak bis

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   25. Kejutan Di Pagi Hari.

    Pagi belum sepenuhnya datang. Langit masih berwarna abu pucat, dan udara dini hari menyelinap lewat jendela. Udara dingin terasa menggigit kulit.Uma belum memejamkan mata sedetik pun. Alih-alih tidur, benaknya terus dipenuhi oleh segala kemungkinan. Mungkinkah Arya mengetahui persekongkolannya dengan Tini? Atau bahkan tahu bahwa dirinya bersembunyi di sini. Uma melirik ke samping. Terdengar suara dengkur halus dari mulut Arumi. Berbeda dengan dirinya, Arumi telah tertidur dengan lelapnya. Sahabatnya ia pasti kelelahan setelah mengurus tetek bengek di kantor polisi dan rumah sakit. Tidak bisa tidur, Uma memutuskan untuk ke dapur saja. Secangkir teh hangat mungkin akan membantunya mencari kantuk. Di dapur, Bik Iyah dan Bik Sumi sedang sibuk membersihkan dapur dan menyiapkan sarapan. Aroma lezat nasi goreng yang sedang dimasak memenuhi ruangan. Melihat kehadiran Uma, Bik Iyah langsung menoleh."Wah, Mbak Uma tidak tidur dari tadi? Apa mau sarapan dulu?" tawar Bik Iyah ramah. "Saya ti

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   24. Mencari Keadilan.

    KANTOR POLISI SEKTOR SELATAN – 04.20 WIBMereka kembali ke kantor polisi. Udara dini hari yang dingin terasa menusuk kulit. Tapi Uma lebih merasa dingin di dalam hatinya. Petugas tadi malam menerima berkas visum dan langsung menambahkannya ke dalam laporan."Sekarang kami akan melanjutkan proses laporan ke Unit PPA. Mereka yang akan membantu ibu untuk pendampingan hukum dan psikologis. Terkait anak Ibu, tim kami sedang menuju rumah untuk memastikan kondisinya," jelas sang petugas.Uma menatap Arumi dengan cemas. "Adek harus cepat dibawa pergi dari rumah itu…"Arumi menggenggam tangannya erat. "Tenang, Ma. Polisi sudah turun tangan."Petugas menutup map berkas lalu berkata, "Ibu jangan kembali ke rumah dulu. Tetap di tempat aman bersama saksi atau keluarga. Kami akan hubungi jika ada perkembangan."Uma mengangguk. "Terima kasih, Pak."Saat meninggalkan kantor polisi dan dalam perjalanan menuju Gang Mawar, Uma meminta Pak Jejen mampir ke apotik yang buka 24 jam. Ia ingin membeli masker.

  • Seumur Hidup Terlalu Lama   23. Membuat Laporan Polisi.

    KANTOR POLISI SEKTOR SELATAN – 02.40 WIBSuara derik pintu kaca terdengar lirih di tengah ruangan yang sepi. Uma dan Arumi melangkah masuk. Wajah Uma seputih kapas dengan kerudung yang sobek di bagian belakang. Sisa debu dan darah kering masih menempel di kulit dan bajunya. Arumi memapah Uma dengan hati-hati, tangan kirinya tak lepas menghela bahu sahabatnya itu.Di balik meja resepsionis, seorang petugas jaga malam menoleh dengan kening berkerut."Selamat malam. Ada yang bisa dibantu?" tanyanya, nada suaranya waspada saat melihat kondisi Uma.Arumi menjawab cepat, "Kami ingin melaporkan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Teman saya ini baru saja lolos dari penyekapan dan penganiayaan oleh suaminya sendiri."Petugas itu segera berdiri. "Silakan ikut saya ke ruang pengaduan."Mereka dibawa ke ruangan dengan meja kayu dan dua kursi yang menghadap ke arah petugas penyidik. Seorang polisi berpakaian dinas lengkap menyambut mereka dengan sigap."Silakan duduk, Bu. Bisa diceritakan apa ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status