Langkah Uma terhenti di lorong. Ia memeluk nampan berisi gelas-gelas dan piring kecil, sementara dari ruang tamu terdengar gelak tawa dan obrolan penuh kehangatan. Hari ini mertuanya kedatangan teman-teman masa sekolahnya."Menantuku, si Lasmaida, sekarang jadi dokter jantung, lho," ujar Bu Lamtiur bangga. "Banyak rumah sakit-rumah sakit swasta yang antre meminta dia kerja di sana.""Hebat! Nur Hayati juga, menantuku," timpal Bu Iyet. "Sekarang jadi hakim. Dengar-dengar para politikus pada gemetar kalau sidangnya dipimpin dia.""Kalau Savitri, menantuku, sekarang membuka perusahaan garmen yang laris manis. Otak bisnisnya begini." Bu Wisni mengacungkan jempolnya.Uma menelan ludah. Menantu-menantu teman ibu mertuanya sungguh hebat-hebat semua.Uma menunduk. Hatinya menciut seiring terdengarnya suara ibu mertuanya."Kalian semua beruntung punya menantu yang bisa dibanggakan," katanya sembari mendecakkan lidah. "Menantuku, si Uma, cuma tamatan SMA. Kerjanya hanya makan, tidur, dan shoppi
Terakhir Diperbarui : 2025-08-04 Baca selengkapnya