Share

"4-My Mom!"

Aвтор: Lexie Lee
last update Последнее обновление: 2021-06-13 22:32:53

Pulau O.

Dan masih di hotel mewah.

Kedatangan tak terduga Leon ke pesta peresmian hotel kakek Sean benar-benar mencuri perhatian para tamu undangan.

“Kau. Siapa kau?” tanya Sean, dingin.

Leon lalu menatap Sunny, si bocil tampan.

Masih dengan senyum aneh yang sesekali singgah di bibirnya. Leon berkata: “Aku...”

“Daddy-ku!!!” si bocil Rose, menatap angkuh wajah tampan Leon.

Ramos keget setengah mati.

Jasmine sesak napas!.

“Rose,” Jasmine yang panik lalu menarik tubuh putrinya menjauh dari Leon.

Leon hanya terdiam menatap wajah cantik Jasmine yang mendekati si bocil Rose. Leon terlihat menahan amarah dan rasa rindu yang bercampur aduk.

“Bebie...,” batin Leon, menahan diri.

*

LEON POV

Sesaat setelah kepergian si bocil Rose dari kedai es krim.

“Dalam 30 menit. Temukan semua tentang si bocil kurang ajar, barusan!” perintah Leon pada X, mafioso bayangan di telepon.

Dan benar saja! Kurang dari 30 menit lebih tepatnya 29 menit kemudian.

Mobil Leon sudah berjalan pelan di depan sebuah Villa yang di huni si bocil Rose selama liburan.

Sambil mengingat semua informasi yang di berikan X, Leon terus menatap Villa tanpa pagar yang pintunya terbuka lebar.

Dari kejauhan, tampak si bocil Rose di sambut pelukan hangat dari seorang wanita cantik.

Ketika wanita cantik yang memeluk si bocil Rose menoleh menatap jalan, betapa terkejutnya Leon.

“Rose!” Leon seketika bag tersambar petir.

*

 “Bos, sepertinya si bocil Rose ini bukan bocah dari keluarga yang sederhana. Dari apa yang ku temukan, hanya ada keterangan tentang si bocil Rose yang tinggal bersama kakek dan ibunya. Juga tak ada satupun foto keluarga mereka beredar di internet. Seoalah mereka adalah keluarga yang baru dilahirkan. Karena tak ada apapun di jejak digital tentang keluarga bocil itu sebelum 6 tahun lalu” jelas X panjang lebar.

*

“ 6 tahun, 6 tahun kau menghilang tanpa kabar apapun dan kini muncul seorang bocil yang berwajah sama denganku! Rose, kau memang luar biasa!” Leon yang kesal menyeringai iblis.

*

Back to Hotel mewah.

“Sayang, sepertinya kau lelah. Ayo kita pulang.” Jasmine menggandeng tangan mungil Rose dan berjalan keluar.

Si bocil Rose menurut saja. Saat  Jasmine dan si bocil Rose sampai di depan pintu keluar.

Tiba-tiba Leon datang dan langsung menyambar tubuh mungil si bocil Rose dan menggendongnya.

Jasmine terkejut setengah mati. Si bocil Rose dan Leon saling tatap sembari tersenyum penuh isyarat licik.

“Yak! Apa yang kau lakukan?” bentak Jasmine, melotot marah pada Leon.

“Menggendong putriku lah. Kau tak liat kah?” jawab Leon, santai.

“Ya! Siapa putrimu. Kau sudah gila kah. Lepaskan putriku?” bentak Jasmine lagi, naik darah.

Leon tak menggubris ocehan Jasmine.

“Aku lapar, temani aku makan malam.” Leon dengan cueknya lalu menggandeng tangan Jasmine dan menyeretnya pelan.

“Ya! Kau!” Jasmine terus mengomel sepanjang jalan.

Leon benar-benar mempelakukan Jasmine dan si bocil Rose seenaknya.

Ketika di dalam mobil. Si bocil Rose yang terus menempel pada Leon membuat  Jasmine makin kesal.

Jasmine terus cemberut sepanjang jalan.

Leon dan si bocil Rose sesekali melirik wajah cantik Jasmine sembari tertawa lucu.

“Ya! Kalian berdua, kalian menertawakan ku hah!” Jasmine menatap kesal Leon dan si bocil Rose.

“TIDAK!” jawab serempak Leon dan si bocil Rose.

Dan benar saja, tingkah lucu Leon dan si bocil  Rose juga wajah kesal Jasmine, membuat si tangan kanan Leon yang sedang menyetir cekikikan menahan tawa.

“Ya! Kau tertawa apa!” bentak Jasmine kini menatap marah si tangan kanan Leon yang sedang menyetir.

Seketika Je, tangan kanan Leon bungkam seribu bahasa. Mobil melaju dengan suasana hening yang membahagiakan.

Si bocil Rose terus menepel di pangkuan Leon.

Jasmine yang kesal buang muka sembari menatap jalanan malam pulau O.

*

30 menit kemudian, di sebuah Resto masakan laut.

Beberapa hidangan seafood telah tersedia di atas meja.

Kepiting rebus, Kerang saus pedas, Udang bakar, ikan bakar, cumi bakar yang lengkap dengan sambal dan sayurannya siap di santap.

“Makanlah, kau belum makan malam kan?” ucap Leon sambil menatap wajah cantik Jasmine yang masih cemberut.

“Kenyang!” jawab Jasmine, sewot.

Tapi, sial. “kruyuuuk,” piaraan di perut Jasmine berkata lain.

“Hais, cacing sialan.” gumam Jasmine pelan sambil menutup matanya sedetik karena malu.

“Sudahlah mom, ayo makan. Rose lapar.” ucap si bocil Rose, polos.

“Em, sini Daddy ambilkan nasinya,” Leon dengan penuh kasih sayang mengisi piring kosong di hadapan si bocil Rose dengan nasi dan lauk pauknya.

“Ya! Kau sebut apa dirimu barusan!” Jasmine yang mendengar Leon mengklaim dirinya sebagai Daddy Rose, tak senang hati.

“Yang ini kan, juga ini. Makanlah yang banyak sayang. Supaya kau tumbuh menjadi gadis cantik yang berani dan tak sering lari dari kenyataan” bukannya menjawab kemarahan Jasmine, Leon melirik sekilas wajah kesal Jasmine sembari menyindirnya halus.

“Ya! Apa-apaan lirikan mu barusan?” Jasmine yang kesal melotot ke arah Leon.

“Daddy, ini terlalu pedas”

“Benarkah, berikan pada Daddy.”

Leon dan si bocil Rose tak menggubris kemarahan Jasmine, ayah dan anak itu sibuk dengan kebahagiaan mereka sendiri.

“His!” Jasmine yang tak tahan melihat kedekatan si bocil Rose dengan Leon, buang muka dan memilih menatap laut.

30 menit berlalu. Jasmine tak memakan apapun. Jasmine yang memilih memakan ANGIN terlihat kelelahan.

“Kau lelah?” tanya Leon yang melihat wajah Jasmine mulai lesu.

Jasmine hanya menoleh malas tanpa menjawab.

Namun tiba-tiba, sesuatu menarik perhatian Jasmine.

“Tunggu dulu! Ini?” Jasmine terlihat bingung melihat makanan di meja yang seolah tak tersentuh.

Kecuali Kepiting rebus yang memang tinggal cangkangnya.

“Kenapa? Baru sadar? Tak usah heran. Bukankah semua makanan ini adalah kesukaanmu. Kecuali kepiting ini. Dan ah, sesuai dugaan ku. Putriku pasti juga mengikuti selera makanku.” Leon mengedipkan satu matanya pada si bocil Rose.

Si bocil tersenyum imut sambil mengunyah makanannya.

Karena memang benar, semua hidangan yang di pesan Leon adalah makanan yang di sukai Jasmine. Kecuali kepiting yang justru sangat di gemari Leon. Menurut  Jasmine, makan kepiting sangat melelahkan. Yang bisa di makan hanya sedikit, banyak yang di buang dari binatang yang memiliki capit keras itu.

Jamine sebenarnya keheranan dengan selera Leon yang memilih kepiting sebagai makan favoritnya.

“Ah sudahlah. Aku sungguh lelah dengan semua yang terjadi hari ini. Tapi sebelum aku menutup mata lelahku,  alangkah baiknya kita perjelas situasi ini.” Jasmine terlihat serius dengan ucapannya.

“Emm.” Leon menarik bibirnya, cuek.

“Baiklah tuan, aku kan mulai. Sebelumnya, bisakah kau memperkenalkan dirimu terlebih dulu.” pinta Jasmine, sopan.

“Hm? Ya! 5 tahun berlalu dan kau melupakanku begitu saja.Tak kusangka, Kau sungguh wanita berhati dingin Rose. Kau masih saja berakting saat hanya ada kita berdua disini! Bukankah kau berhutang penjelasan padaku?” Leon yang merasa kesal melepaskan satu kancing kemejanya, kasar.

“Hm. Rose? Kau mengenal kakak ku?” Jasmine menatap bingung Leon.

“ya... Rose. Kau bahkan bersikap seperti ini terhadapku. Tidakkah kau keterlaluan Rose Frikstos. Hm! Tunggu dulu! Barusan kau bilang apa. KAKAK?” Leon yang lambat loading memastikan pendengarannya.

Leon lalu menatap wajah bingung Jasmine kemudian menatap wajah polos si bocil Rose. Si bocil Rose lagi-lagi tersenyum aneh sembari balik menatap Leon.

“Jasmine Frikstos, Mommy ku!” ucap si bocil Rose, tenang.

Leon lagi-lagi bag tersambar petir.

Bagaimana tidak, wanita di hadapannya yang di kira adalah Rose kekasih gelapnya dahulu, ternyata adalah Jasmine adik perempuan dari kekasihnya. Dan lebih parahnya, putri cantik yang di yakini Leon adalah darah dagingnya ternyata adalah anak dari adik kekasihnya.

Leon...,

HABIS KATA!!!

*

*

*

To be continued....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "20-BUGH"

    "Oh, kalian pulang," Jasmine yang sedang duduk santai ditemani Leon menatap kedatangan dua bocah berparas elok, Sean dan si bocil Rose. "Hai Dad, kau tidak bekerja?" si bocil Rose menghampiri Leon sembari mencium pipi kanan kiri di Daddy. "Bekerja, tentu saja Daddy bekerja. Kalo tak kerja, bagaimana bisa Daddy memberikan yang terbaik untuk dua bidadari di hadapan Daddy ini," Leon melirik sekilas Jasmine yang cuek bebek kemudian mencoel pipi chubby si bocil Rose. Jasmine pura-pura tuli. "Ayo ke atas. Kau bau. Kau harus mandi dan istirahat." Sean yang sejak tadi menatap tak senang pada Leon meraih tangan si bocil Rose dengan wajah dinginnya. Si bocil Rose hanya tersenyum, meski tau kondisi sebenarnya yang mana Sean sedang cemburu buta. Sambil berjalan cepat meninggalkan Leon dan Jasmine yang berduaan di ruang keluarga. "Oh ayolah, kami anak dan ayah. Kau tak harus menunjukkan hal ini terlalu je

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "20-BUGH!"

    "Oh, kalian pulang," Jasmine yang sedang duduk santai ditemani Leon menatap kedatangan dua bocah berparas elok, Sean dan si bocil Rose. "Hai Dad, kau tidak bekerja?" si bocil Rose menghampiri Leon sembari mencium pipi kanan kiri di Daddy. "Bekerja, tentu saja Daddy bekerja. Kalo tak kerja, bagaimana bisa Daddy memberikan yang terbaik untuk dua bidadari di hadapan Daddy ini," Leon melirik sekilas Jasmine yang cuek bebek kemudian mencoel pipi chubby si bocil Rose. Jasmine pura-pura tuli. "Ayo ke atas. Kau bau. Kau harus mandi dan istirahat." Sean yang sejak tadi menatap tak senang pada Leon meraih tangan si bocil Rose dengan wajah dinginnya. Si bocil Rose hanya tersenyum, meski tau kondisi sebenarnya yang mana Sean sedang cemburu buta. Sambil berjalan cepat meninggalkan Leon dan Jasmine yang berduaan di ruang keluarga. "Oh ayolah, kami anak dan ayah. Kau tak harus menunjukkan hal ini terlalu je

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "19-KAKAK IPAR"

    Di sebuah taman yang tak jauh dari mansion Jasmine. Tampak si bocil Rose dan Sean sedang duduk sambil marahan. Lebih tepatnya Sean yang marah sich. "Ya, kau ini kenapa? Kau cemburu kah?" tanya si bocil Rose, polos. Sean melirik tajam tunangan kecilnya. "Iya!" jawab Sean sambil melotot kesal. "Oh," si bocil Rose hanya ber "Oh" ria kemudian menatap santai penjual es krim keliling yang tak jauh dari tempat mereka duduk. Sean cukup terkejut dengan jawaban tunangan kecilnya. Sean melirik lagi wajah cantik si bocil Rose tak terlihat tak merasa berdosa itu. Si bocil Rose yang sadar Sean sedang sedang menatap kesal padanya, pura-pura cuek dan tak butuh. "Mau kemana?" tanya Sean cepat. Si bocil Rose rupanya angkat bokong dan hendak berjalan entah kemana. "Beli es krim, mau?" tawar si bocil Rose polos. "Mau, yang coklat!" ucap Sean badas dengan tak tau malu. Si bocil Rose menyembunyikan senyuman gelinya. "Menggemaskan sek

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "18-REBUTAN ROSE"

    Di sekolah Elite tempat si bocil Rose dan Sean, Kenzo belajar.Bunyi bel jam istrirahat berbunyi. Semua siswa dengan teratur, berhambur keluar ruang kelas. Tak terkecuali Sean dan Kenzo. Dua bocah tampan itu berjalan angkuh dengan satu tangannya masuk ke kantong celana.Sean berjalan cuek mendahului Kenzo. Kenzo tak acuh dengan keberadaan Sean. Lagi, lagi dan lagi. Puluhan pasang mata kembali menyorot kedua sosok anak baru itu. Sepanjang perjalanan, Sean dan Kenzo benar-benar mencuri perhatian murid lain yang kebanyakan adalah seorang wanita.Sampailah Sean dan Kenzo di depan pintu ruang kelas si bocil Rose."Sudah selesai?" tanya Sean sesaat setelah mendekati meja si bocil Rose.Si bocil Rose yang sedang beberes mejanya,mendongak. "Hm? Sean?" ucapnya polos.Sean tak menjawab. Hanya menatap datar si bocil Rose. Dan si bocil Rose yang sudah terbiasa dengan sikap dingin Sean, biasa saja."Sudah, mau ke kantin ya?""Hm," jawab sin

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "17-CEMBURU BUTA"

    Di karenakan Sean lebih tua dari si bocil Rose dan Kenzo yang sekolah melalui jalur Akselerasi, membuat kedua bocah tampan itu duduk di kelas yang sama. Kelas senior, dua tingkat di atas si bocil Rose yang masih duduk di kelas 2.Sebenarnya, sekolah yang kini dihuni tiga anakkan monster itu, bukanlah sekolah biasa. Sekolah itu adalah sekolah Elite, tempat para Genius saling adu kecerdasan. IQ dan EQ para siswa nya pun tak main-main. Jelas harus diatas rata-rata anak normal baru bisa menjadi murid disana. Tapi tidak melulu sesulit itu kok, asal orang tua berduit, maka semua akan mudah tergantung nominalnya. Ha ha ha....Sean dan Kenzo memasuki kelas mereka. Suasana kelas dengan murid yang hanya 15 ekor itu, terasa begitu tegang. Ya bagaimana tidak! Dengan 10 murid murid laki-laki yang ketampanannya jelas jauh di bawah Kenzo dan Sean, membuat 5 pasang mata elang itu seperti hendak menelan Kenzo dan Sean hidup-hidup.Maklum, kalah saing ya gitu! Ha ha

  • Sexy And Deadly (INDONESIA)    "16-Sean Vs Kenzo"

    Si bocil Rose dan Sean akhirnya sampai di sekolah mereka diantar supir Sean. Hari itu adalah hari pertama Sean bersekolah di tempat yang sama dengan si bocil Rose.Sean dan si bocil Rose jalan berdampingan memasukki kawasan sekolah Elite, para anak orang kaya.Dan benar saja, ketampanan Sean yang bag ukiran Dewa Yunani versi mini, berhasil membuat puluhan pasang mata menatapnya, kagum. Sepanjang perjalanan, murid yang berpapasan dengan Sean, secara otomatis akan terbius dengan pesona Sean yang sungguh menawan.Sean biasa saja, karena tatapan seperti itu, adalah makanan hari-hari baginya saat di tempat umum. Tapi tidak demikian dengan si bocil Rose.Entah apa yang dirasakannya, yang pasti, perasaannya saat ini ingin marah dan mengamuk saja. Wajah cantiknya mulai cemberut. Sesekali manik emeraldnya melirik tajam ke arah Sean. Sean yang tak mengerti, cuek saja. Toh si bocil Rose memang sering menatapnya seperti itu."His!" si bocil Rose menghentakkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status