“Ternyata kau disini. Kenapa kau pergi menjauh dariku? Apa kau tidak tahu kalau aku mencarimu dari tadi?”
Zeera dan Shean sama-sama kesal. Tapi Zeera tidak ingin mengatakan alasannya pergi meninggalkan Shean ketika sedang mengobrol dengan wanita lain.
“Siapa dia?” tunjuk Shean pada Sasaki.
“Dia Sasaki, aku baru mengenalnya,” jawab Zeera ketus.
Zeera semakin kesal, karena Naomi masih saja merangkul lengan Shean.
‘Apa wanita ini tidak tahu kalau Shean sudah menikah? Atau Shean sendiri tidak memberitahunya?’
“Hallo, my name Sasaki. Im just little talk with her,” Sasaki mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Shean.
Shean tidak mengulurkan tangannya, wajahnya semakin kesal melihat pria yang baru berkenalan dengannya.
“Shean-san, doshite? (Shean, ada apa?)” panggil Naomi.
Sasaki melihat Naomi, akhrinya dia tahu kalau Naomi adalah orang Jepang, sama seperti dirinya.
Shean
Hallo teman-teman, jangan lupa KLIK BINTANG 5 nya ya. Terima kasih
Malam itu pasangan suami isteri itu sedang melakukan hubungan in**m. Tentu saja yang memulai lebih dulu adalah Shean. Awalnya dia hanya mencumbu menciumi Zeera, tapi karena terbawa suasana dan hasrat, akhirnya Shean melanjutkan hingga akhir. “Aku… aku sudah capek… aahh….” rintih Zeera yang masih berada dibawah tubuh Shean. “Se… sebentar… lagi, Sayang… tang… tanggung….” jawab Shean sembari mendesah. “Sebentar lagi kapan? Ini… ini sudah.. 4… kali, aku… ngantuk dan… capek,” “Ini… ini yang… terakhir… lagipula… ini kon**m yang terakhir.” Zeera pasrah menunggu suaminya menyelesaikan penyalurannya. Sejujurnya, berangsur-angsur dia memang sudah mulai menyukai dan menikmati hubungan itu, hanya saja ketika ronde pertama sampai kedua saja, kalau lewat dari itu, dia akan kesakitan dan kelelahan. Shean sangat bisa membuat suasana nakal. Setiap sentuhannya yang sangat lembut, membuat siapapun ingin di sentuh lagi. Dia tidak bermain kasar dan t
Dua hari kemudian… “Shean… bagaimana kalau… kalau ada orang yang masuk..?” "Diamlah Sayang. Tidak akan ada yang masuk kesini.” “Ke… kenapa?” “Itu karena aku sudah menyewa satu tempat ini, khusus untuk kita berdua saja, jadi tidak akan ada yang berani masuk.” Sekarang mereka berdua sudah berada di kolam pemandian air hangat. Zeera hanya memakai cel**a da**m dan bra yang ditutupi dengan kemben berwarna putih, juga handuk kecil untuk bagian bawah Zeera. Saat ini Zeera duduk berada diantara kedua kaki Shean, membelakangi suaminya. Zeera risih, karena suaminya selalu mencumbunya disetiap ada waktu. Seperti sekarang, lehernya menjadi incaran Shean untuk dicium hingga bagian punggungnya. Sedangkan kedua tangannya mengusap, mengelus bagian perut Zeera, terkadang naik sampai keda*a, meremasnya pelan. Karena Shean semakin liar mencumbunya, Zeera panik, “Shean, kau tidak berniat melakukan ‘itu’ disini kan?” tanya Zeera men
Shean membantu Zeera memakai kimononya. “Sudah kencang belum?” tanya Shean yang sedang memasangkan Obi, atau sabuk pinggang untuk Kimono Zeera. “Sudah.” “Kamu terasa sesak tidak? apa aku perlu melonggarkannya sedikit?” “Jangan… jangan dilonggarkan lagi. Aku masih bisa bernapas kok,” jawab Zeera. “Pppfft..” Shean menahan tawa mendengar jawaban isterinya. ‘Kenapa dia tertawa?’ “Baiklah, semuanya sudah lengkap,” ucap Shean setelah memastikan Kimono Zeera sudah terpasang dengan rapi dan aman. “Kita mau kemana?” tanya Zeera, sembari menerima dompet kecil dari Shean yang terbuat dari bahan kain sutera yang sama warnanya dengan Kimononya. “Kita akan melihat kembang api,” jawab Shean. Sentuhan terakhir dari Shean adalah, memasangkan bunga disisi kanan telinga Zeera. “Fix. Ayo kita jalan,” ajaknya menggandeng tangan Zeera. Mereka sengaja memakai pakaian Kimono berwarna m
“Sayang, padahal aku masih memiliki 2 kond*m lagi, harusnya kita habiskan saja,” ucap Shean memakai pakaiannya lagi. “Kau mau aku mati? Mati karena nafsu s*x suaminya sendiri?” protes Zeera yang juga sedang memakai pakaiannya. “Hahaha… iya juga ya. Masuk akal. Aku juga pasti di cap sebagai suami yang menyiksa isterinya sendiri,” tawa Shean menggaruk kepalanya. “Sini biar aku bantu kamu memasang sabuknya,” Shean membantu Zeera berdiri, dan memasangkan sabuk. “Apa masih sakit?” tanya Shean merapikan Kimono Zeera terlebih dahulu sebelum dipasangkan sabuknya. “Tentu saja masih sakit. Kau pikir punyamu itu tidak besar,” jawab Zeera kesal. “Hahaha… ayolah, Sayang, kenapa masih sakit sih? Kan kita melakukannya sudah beberapa kali, aku kan jadi tidak tega sebagai suami,” ledeknya. ‘Apaan sih?’ ‘Apa dia tidak sadar dengan bentuk dan ukuran miliknya sendiri?’ “Nah, sudah selesai. Pakai sepatumu. Apa kau
“Shean….” Teriak Naomi menyambut kedatangan Shean, mengabaikan Zeera. Shean dan Zeera baru saja memasuki restaurant untuk makan malam dengan dua sahabatnya sewaktu mereka remaja. Naomi berdiri, keluar dari kursinya menyambut kedatangan Shean. Dia langsung memeluk lengan Shean, tidak perduli dengan tatapan Zeera yang tidak suka. “Naomi… lepaskan!” Shean melepaskan tangan Naomi dari tangannya. Naomi terlihat kecewa. “Wah, akhirnya kalian datang juga, aku pikir isterimu tidak mau datang kesini,” ucap Riyusake berdiri ingin menyapa mereka berdua. “Bukan isteriku yang tidak mau, tapi aku sendiri yang tidak mau!” jawab Shean. “Masa sih?” Riyu yang tidak percaya. Shean menarik satu kursi untuk Zeera, “Terima kasih Shean,” tiba-tiba Naomi langsung duduk dikursi yang disediakan Shean. ‘Ih, tidak tahu malu banget sih nih cewek!’ gerutu Zeera dalam hati. “Hm, Naomi-" “Sini duduk!” Naomi menarik Shean untuk duduk di
“Nah, itu mereka!” tunjuk Alpha pada Abert. “Bos!” teriak mereka berdua agar Shean dan Zeera melihat mereka disana yang sudah menunggu sedari tadi. Dengan 2 troli besi, mereka membawa ketiga kopernya. Mereka menyadari bahwa karyawannya sudah datang. “Bos, akhirnya anda sudah pulang,” ucap Aplha langsung mengambil alih troli besi milik Shean, dan Albert mengambil troli yang dipegang Zeera. “Apa kau pikir kami akan menetap disana? Mobilnya dimana?” tanya Shean menggenggam tangan Zeera. “Disana bos, mereka juga sudah menunggu diluar,” jawab Alpha menunjuk. “Bos, bukankah waktu kalian pergi hanya ada satu koper? Kenapa jadi ada tiga koper, bos?” tanya Alpha melihat dua koper yang cukup besar, hanya satu saja berukuran sedang. “Berisik! Terserah aku dong mau bawa berapa banyak koper, ada masalah?” jawab Shean ketus. “Maafkan saya Alpha, itu karena saya membawa beberapa hadiah kecil untuk teman-teman saya.” Sahut Zeera
Dokter sudah selesai memeriksa dan memberikan obat untuk Shean. Zeera juga sudah beberapa kali mengganti handuk basah untuk mengurangi demam suaminya. Semalaman Zeera tidak bisa tidur dengan lelap karena khawatir dengan Shean. “Cepatlah sembuh,” ucap Zeera mengusap kepala Shean. Ujung bibir Shean tersenyum sekilas, sangat cepat seperti mendengar dan bereaksi dengan ucapan Zeera. ‘Apa dia tadi tersenyum? Apa dia dengar apa yang aku katakan?’ Satu jam kemudian… 'Suami seperti apa dirimu ini?! Kau tidak pernah perduli dengan isteri dan anakmu! Kau hanya perduli dengan selingkuhanmu saja!’ ‘Apa? Apa kau bilang? Bagaimana dengan dirimu sendiri? Hah? Kau juga sibuk dengan arisanmu, kau juga punya ‘berondong’ kan? Dan kau hanya menyalahiku saja?’ Plak… ‘Bren***k! kau berani menamparku? Wanita sialan! Tidak tahu diri!’ ‘Mati saja kau! Suami tidak berguna!’ “Hmp…
“Banyak juga, berarti yang bekerja disini, sekitar 50? Waduh, itu bayarannya berapa setiap bulan hanya untuk membayar pelayan dirumah saja.” Zeera masih terkejut.“Bisa sampai ratusan juta nyonya, itu hanya pelayan dirumah saja ya, belum lagi dengan listrik, air atau fasilitas lainnya.”“Nah, ini susu hangatnya nyonya, rotinya sebentar lagi selesai saya hidangkan,” Ajeng meletakkan segelas susu hangat.“Terima kasih Ajeng,” ucapnya meraih gelas, ingin meminumnya.“Tapi anda jangan khawatir, karena tuan memiliki banyak perusahaan, hotelnya kan ada diluar negeri juga nyonya, salah satunya di Jepang, pasti anda sudah pernah kesana. Ini yang saya tahu saja nyonya, di Jepang saja ada puluhan hotel milik tuan Shean, belum lagi di negara-negara lain.” Ajeng membanggakan majikannya.Zeera mengangguk kagum.‘Pantas saja dia menahanku disini dan mengatakan akan memberikan apapun yang ak