“Nyet, udah ngapa gawenya, jangan rajin-rajin, lah. Percuma lo rajin kerja. Gak bakal naik pangkat juga, kok.”
Asem!
Aika langsung menggeplak kepala Bianca saat gadis bahenol itu, seenaknya buka mulut tanpa saringan.
Apa dia gak tahu, kalau omongan itu doa? Karena itulah, Aika langsung kesal mendengar celotehan Si Kunyuk Bianca.
“Bacot<
“Halo ...” Kiranya, Kairo akan sama seperti pria yang sedang selingkuh pada umumnya. Mereject telepon istrinya, atau malah mematikan ponselnya langsung. Tapi yang terjadi malah, Kairo mengangkat panggilan dari Aika begitu saja. Bahkan, tanpa mempedulikan tatapan penasaran dari wanita yang ada di hadapannya. Apa ini artinya, Aika terlalu su’udzon pada suaminya sendiri. “Halo, Pak.” Tadinya, Aika juga mau langsung menghentikan panggilannya saja. Pikirnya, buat apa dia menelepon? Toh yang dikhawatirkannya ternyata sedang makan, iya ‘kan? Bersama wanita
Kairo kira, marahnya Aika hanya sampai mengisenginya saja di bill saat di kafe. Ternyata, marahnya Aika berlanjut dengan mendiamkan Kairo. Apa ya? Lebih tepatnya nyuekin gitu lah. Soalnya kalau bilang mendiamkan, Kairo dan Aika, ‘kan, memang jarang berinteraksi di kantor. Tempat kerja mereka jauh. Aika lantai tiga, sedangkan Kairo lantai lima belas. Jadi, kata mendiamkan nggak efektif untuk menggambarkan kondisi mereka saat ini. Yang paling tepat itu ya nyuekin. Kenapa Kairo bisa bilang begitu? Karena Aika itu benar-
“Ngapa muka Lo begitu, Nyet? Asem bener kek keteknya Si Jupri Kang Gorengan depan kantor,” celetuk Bianca. Dilihatnya wajah Aika yang tertekuk berlipat-lipat hari ini. Padahal biasanya, Aika ‘kan suka ngobral senyum, ceria, dan pokoknya murah banget deh. Tapi hari ini, Bianca merasa ada yang beda sama Si Gesrek ini? “Gak papa, kok.” Aika menjawab
“Gila aja!” Aika berseru lantang menyuarakan protesnya akan saran yang Bianca kemukakan, untuk dijadikan solusi dari masalahnya saat ini.“Ck, nggak percayaan banget sih Elo mah, cowok ‘kan emang gitu. Nggak bisa jauh-jauh dari yang begituan,” balas Bianca enteng. Aika menggeleng tak percaya.“Ya, tapi
Gara-gara informasi dari Bianca. Hari Aika jadi kacau. Kerjaannya amburadul, dan nggak bisa fokus pada apapun. Sampai-sampai bikin kopi di pantry pun. Bukannya nuangin kopi dan gula, malah kopi dan .... mending kalau garam mah, nah ini micin! Coba bayangin tuh rasa kopi jadinya. Sialan emang! Semua gara-gara Bianca, nih. Eh-- salah, info dari Bianca maksudnya. Yang itu berarti gara-gara Kairo. Ya! fix Kairo emang biang masalahnya. “Aika! Kamu Becus kerja nggak, sih!
Kairo: Mantan? Siapa? Kairo tak serta merta mengakui tuduhan itu. Kairo masih berharap kalau Aika hanya bercanda. Tapi, apa iya becanda setepat ini? Kok rasanya mustahil, ya? Aika: Pura-pura gelo sia teh! Ya jelas mantan Bapak dong. Masa mantan saya? Orang pacaran aja saya mah, gak pernah. Mana bisa punya mantan? Aika pun, menjawab dengan kepolosan seperti biasa. Kairo kadang bingung. Harus bersyukur atau menangis
Tadi pagi Bianca bilang, cara cepat merayu pria itu ya, dengan cipok-cipokan atau langsung aja perang di atas ranjang. Stres yang dirasakan kepala pria berpengaruh dengan tegangnya kepala bagian lainnya, yang ada di pangkal kaki bagian atas. Maka dari itu, memuaskan si kepala kecil bagian itu, sangat berpengaruh pada semuanya. Jika si kepala kecil itu selalu bisa muntah dan tidur manja setelahnya, maka otak pria pun tak akan stres dan bisa diajak kompromi dalam segala hal. Termasuk memberikan kata maaf, yang kadang terhalang ego seorang pria. Kalaupun nggak mau sampai kebablasan. ‘Kan masih bisa dengan cara lain menyenangkan si botak kecil itu. Misal, dengan permainan tangan atau mulut. Yan
“Asalamualaikum Mamah ... Princess Aika yang cantik jelita coming. Yuhu!” seru Aika heboh. Saat memasuki pintu rumahnya. “Waalaikumsalam.” Salam Aika pun langsung disambut Mama Desi, yang tengah menonton sinetron di televisi. Apalagi kalau bukan sinetron kesayangannya, yang selalu tayang di TV Ikan Terbang. Sinetron yang jadi kesayangan ibu-ibu baperan ka Mama Desi. “Eh, anak mama yang