*Happy Reading*
Aika menarik selimutnya lebih tinggi, demi menutupi tubuhnya yang polos. Merapatnya diri pada Kairo, seraya mendesah penuh rasa bersalah.
"Maaf," cicitnya kemudian, menyembunyikan wajah pada dada bidang Kairo.
Kairo yang mendengar lirihan Aika pun diam-diam menghela napas panjang, sebelum kemudian mengeratkan pelukannya pada Aika.
"Tidak apa-apa, Ka. Kamu gak salah apa-apa, kok," hibur Kairo.
Akan tetapi, itu memang benar. Di sini, bukan Aika yang salah. Melainkan dirinya sendiri, yang terlalu memaksa Aika.
Kairo lupa, meski Aika sudah mengingat dirinya, namun Aika yang sekarang juga sudah ingat pada masalalunya, pun kejadian nahas itu.
Alhasil, trauma gadis itu pun kembali muncul disela cumbuan panas mereka.
Ya. Untuk kalian yang sudah berharap lebih pada part ini. Maaf saja, kalian harus kecewa. Karena kenyataanya
*Happy Reading* "Asalamualaikum. Aika pulang ...." seru Aika dengan riang, seraya memasuki Rumahnya. "Waalaikumsalam." Terdengar sahutan dari beberapa orang dengan kompak, sebelum kemudian orang-orang itu menoleh ke arah datangnya Aika. Orang-orang itu adalah Mama Desi, Papa Heru, dan Bang Aaron tentu saja. "Alhamdulilah ya Allah ...." seru Mama Desi lantang. "Aika, kamu kemana aja, Nak? Kok, baru pulang jam segini? Katanya tadi cuma beli sate? Tapi kok lama banget! Kamu beli satenya di mana, sih? Di Madagaskar, ya? Gak pulang-pulang gitu! Baru Mama mau umumin di masjid, siapa tahu kamu nyasar, yee kan?" cecar Mama Desi kemudian, seraya menghampiri dan memindai penampakan Aika dengan seksama. Bukan apa-apa, Ini tuh sudah masuk waktu maghrib, takutnya yang berdiri saat ini bukan Aika, melainkan jelmaan setan cantik yang ngefans sama anaknya. Makanya Mama Desi harus mematikan semuanya dengan seksama. Mama Desi bahkan sengaja
*Happy Reading* "Cek rahim? Pengobatan selanjutnya? Maksud Abang apa?" Akibat kecerobohan Aaron yang tidak bisa menjaga mulutnya. Tidak heran, jika setelahnya Aika langsung meminta penjelasan dengan tegas pada Abangnya itu. Aaron yang sadar sudah melakukab kesalahan pun terlihat kikuk di tempatnya, bingung harus menjawab apa pada tanya tanya Aika yang syarat akan tuntutan itu. Aika saat ini mungkin sudah ingat kembali tentang apa yang sempat dia lupakan. Tapi kenyataan soal rahimnya paska insident itu tentu saja tidak masuk dalam ingatannya. Karena ya ... Aika memang tidak tahu apa-apa soal itu. Saat Dokter menjelaskan kondisi Rahimnya, Aika dalam keadaan koma, lalu akhirnya depresi setelah sadar dan mengalami trauma akibat kejadian nahas itu. Jadi, wajar saja jika dia begitu penasaran akan ucapan abangnya itu. "Bang?!" desak Aika, saat masih belum mendapatkan jawaban dari Aaron. "Uhm ... itu, em ... maksud Abang.
*Happy Reading* "Mas Bos, kita cerai aja, yuk!" Kiranya, setelah mendengar permintaan Aika yang tiba-tiba, Kairo akan terkejut, marah, ngomel, atau menghardiknya seperti dalam sinetron yang Biasa Mama Desi tonton tiap pagi dan malam. Siapa sangka? Ternyata Kairo hanya menanggapi pinta Aika dengan helaan napas panjang dam berat, sebelum kemudian menyentil kening wanita itu dengan gemas. "Jangan bicara sembarangan," tegurnya. Lalu merangkul Aika dan membawanya untuk duduk di sofa ruang tamu. Diikuti keluarga Aika, yang turut duduk di sana. "Tapi Aika serius, Mas Bos!" protes Aika kemudian. Merasa tersinggung dengan jawaban Kairo barusan. Padahal dia tidak sedang bercanda. Dia serius, dan memikirkan masa depan Kairo. Kenapa pria ini malah menganggapnya bicara sembarangan? Aneh banget! "Mas Bos tahu kan, kondisi Aika? Aika ini sakit Mas Bos! Ya itu rahimnya, juga jiwanya. Aika bahkan bisa dibilang gila. Lalu, buat apa lagi Ma
*Happy Reading* Ken dan Bunda Karin terpingkal cukup keras saat mendengar keluhan Kairo, yang meminta rekomendasi Dokter Kandungan lain, hanya karena tak ingin Aika berpaling pada Kennet, kembarannya. Sungguh! Mereka berdua tidak menyangka, jika ternyata Kairo sudah sebucin ini terhadap istri gesreknya. Ugh ... dulu aja sok ngenes dan menganggap Aika musibah. Sekarang? Lihat saja, pria itu bahkan repot-repot mengumpulkan Bunda dan adiknya pagi-pagi sekali, hanya untuk mendiskusikan hal yang ... astaga! Yang benar saja! "Lo kira gue gila, Bang? Sampai harus ngembat bini Abang sendiri. Kek gak ada cewek lain aja!" tukas Ken sengit, tak terima dengan dugaan Abang beda tiga menitnya. Namun seperti Biasa, Kairo hanya menanggapi Ken dengan wajah datarnya. "Lagian, Kakak ipar bukan tipe gue, Bang. Gak mungkin gue ajak main api." Kennet kembali menambahkan. Demi apa? Abangnya ini sejak nikah jadi konyol. Sering sekali mengkhawatirkan h
*Happy Reading* "Menurut lo, gimana, Bi? Gue bisa sembuh gak ya?" keluh Aika, setelah selesai menceritakan masalahnya pada Bianca. Tidak, tolong jangan salah paham dulu. Sebenarnya, Aika awalnya tidak mau meceritakan apapun pada si gesrek Bianca. Bukan karena kini dia sudah ingat bagaimana sifat kawannya itu. Tapi lebih ke ... ini kan urusan dapur rumah tangganya, yee kan? Jadi gak mungkinlah di umbar-umbar. Malu? Tentu saja. Begini-begini, Aika juga masih punya kemaluan. Eh, rasa malu maksudnya. Meski seringnya malu-maluin, sih. Makanya, awalnya Aika mau menyimpan semuanya sendiri saja. Akan tetapi, entah karena hormon datang bulan yang sebentar lagi akan nongol. Atau karena terlalu stress memikirkan hal itu. Alhasil, kerjaan Aika pun hari ini kacau sekali. Itulah yang akhirnya membuat Bianca curiga, dan memaksa Aika untuk curhat dadakan. Tidak tanggung-tanggung, gadis itu bahkan menyeret Aika dari divisinya ke Roof top, dengan alasan yang ti
*Happy Reading* Aika [Mas Bos. Kangen ....] Senyum manis sontak terulas di bibir Kairo. Saat melihat satu chat yang baru saja muncul di ponsel pintarnya, dari istri gesrek yang sudah kembali ingatannya. Kairo [Ya, udah. Ke Ruangan saya sekarang] Pria itu membalas singkat, disela kegiatan mendengarkan persentase dari Alvaro. Tring! Tak sampai 15 menit, balasan dari Aika sudah muncul. Aika [Mana boleh! Mas Bos lupa kita masih backstreet di kantor ini!] Putaran mata jengah pun hadir dari Kairo, yang gemas sekali dengan alasan sang istri yang tidak masuk akal. Dia lupa kalau sebelum pergi ke Gemawang, Novia membuat huru hara, hingga status Aika terbongkar. Kairo [Kamu ingat Novia?] Aika [Eh, apa maksudnya tuh? Kenapa jadi bahas mantan? Mas Bos mau balikan ya sama wanita itu?] Aika pun langsung ngegas, karena tersinggung dengan bahasan yang dibawa Kairo. Kairo [Bukan gitu, Aika]
*Happy Reading*Setelah mendengar keputusan Aika, Kairo pun tak membuang waktu lagi. Pria itu langsung menghubungi Bunda Karin dan Ken. Kemudian mengatur segala sesuatu yang Aika butuhkan.Bahkan, Kairo dengan senang hati mengambil cuti panjang hanya untuk menemani istri tercinta. Sebagai bentuk dukungan sebagai suami.Tidak masalah, perihal pekerjaan masih ada Alvaro yang bisa diandalkan. Meski untuk itu, Kairo tentu saja harus memberikan bonus lebih, dan mendapat wajah berlipat dari pria yang akan menjadi Kakak ipar dari Ammar, sahabatnya.Udah pada tahu, kan, hal itu? Yang belum tahu, bisa baca Novel 'Kanjeng Ratu Minta Mantu'. Atau ikutan PO buku cetaknya di sosmed Author.Okeh, mari kita lupakan Alvaro, Ammar dan calonnya. Kita kembali pada Aika dan pengobatannya. Dimulai dari cek kesehatan rahim, berakhir dengan debat kusir yang tak kunjung selesai dari gadis itu dan kembaran Kairo, Kenneth.Yes! Ternyata ketakutan Kairo tidak terbukti
*Happy Reading*"Mas Bos sama Ken tuh beneran kembar, gak, sih?" Aika masih menggerutu kesal di dalam mobil yang melaju meninggalkan Rumah sakit, karena keisengan Ken yang memang sangat menyebalkan hari ini.Mendesah pelan sejenak, Kairo pun menjawab dengan singkat. "Kamu liat wajah kami sama, kan?"Aika pun makin cemberut mendengar jawaban suaminya, sebab ... rasanya tidak rela saja, suaminya yang ganteng dan kalemnya Naudzubillah. Harus punya kembaran modelan si Kenneth yang nyebelin itu.Ih, pokoknya Aika gak rela!"Iya, sih. Wajah kalian memang mirip. Tapi kenapa sifat dan wataknya jauh bet, ya? Seperti dari sini ke alam surga."Apapula itu pepatah? Di mana-mana orang menggambarkan perbedaan tuh pake siang-malam, langit-bumi, atau apa gitu yang masuk akal.Aika doang memang yang selalu punya istilah unik. Yah ... maklumin saja. Orangnya juga ajaib begi