Share

Membujuk Lisa

last update Last Updated: 2025-07-11 18:01:04

Lisa telah menyelesaikan studinya. Ia sudah benar-benar pulang dari Amerika. Pagi hari Minggu itu Lisa terlihat di rumah keluarga Sudarmaji. Ia tengah sibuk di dapur bersama Bu Sudarmaji dan Bik Suminah.

"Nanti Tante mau ke rumah Eline, hari ini kami akan senam dan yoga. Mamamu juga ikut," kata Bu Sudarmaji pada Lisa.

"Saya mau ajak Jayadi jalan, Tante. Sudah dua hari sejak pulang dari Amerika hanya di rumah saja. Mulai merasa bosan," kata Lisa sambil tersenyum.

"Mana anak itu? Belum bangun juga," kata Bu Sudarmaji menggerutu karena belum melihat Jayadi dari tadi.

Jayadi masih tiduran di kamarnya. Ia memang telah ditelpon Lisa kemaren. Lisa merengek minta ditemani pergi nongkrong dan nonton.

"Bik, bangunkan Den Jayadi," kata Bu Sudarmaji pada Bik Suminah. Bik Suminah segera bergegas naik ke lantai dua.

"Den, Den. Disuruh bangunkan sama, Ibuk."

"Iya, Bik." Jayadi bangun dengan rasa malas. Ia kemudian mandi dan setelah itu memakai celana pendek dan kaos oblong hitam. Ia turun dari lant
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Siasat Cinta Big Bos    Pekerjaan Baru untuk Natasya

    Lena dan Wika sampai di kantor Pak Dunan sudah pukul delapan belas lewat tiga puluh.“Hai, apa kabar Mbak Lena?” sapa Talisa saat melihat kedatangan Lena dan Wika.“Kabar baik, Mbak Talisa gimana kabarnya?”“Baik juga.”Keduanya saling cium pipi kiri dan kanan.“Ada apa ya, Mbak? Tiba-tiba ingin ketemu?” kata Talisa sambil mempersilahkan Bu Lena dan Wika duduk di sofa ruang tamunya. Talisa memiliki ruangan khusus untuk para tamu. Ia merupakan direktur bagian perencanaan dan anggaran di perusahaan Pak Dunan.“Yang jelas kali ini bukan urusan proyek, Mbak,” kata Bu Lena sambil tersenyum.“Sebentar, Mbak Lena mau minum apa? Kopi instan? teh melati atau yang lainnya?” Talisa menawarkan minuman pada Lena dan Wika.“Terserah Mbak Talisa saja deh,” jawab Lena.“Kalau begitu teh saja ya,” kata Mbak Talisa sambil tersenyum. “Mita bikin teh untuk tamu kita!” kata Talisa pada salah seorang staf yang ada di ruangannya.“Baik, Bu,” jawab staf cewek yang bernama Mita. Mita kemudian keluar dari ruan

  • Siasat Cinta Big Bos    Mencari Pekerjaan Baru untuk Natasya

    Bu Lena memarkir mobilnya di restoran yang sudah jadi langganannya. Petugas parkir membantu Bu Lena mencarikan tempat parkir yang masih kosong. Restoran memang tidak terlalu ramai sore itu. Bu Lena dan Wika keluar dari mobil dan melangkah ke arah restoran.“Kita duduk di lesehan yang ada gazebo di belakang itu!” kata Bu Lena pada Natasya. Kebetulan tempat duduk yang selalu jadi favorit Bu Lena itu masih kosong.“Baik, Bu.” Wika melangkah mengikuti Bu Lena. Bu Lena merasa nyaman kalau harus berbicara hal-hal yang bersifat rahasia di restoran ini. Apalagi tempat duduk lesehan yang terdiri dari gazebo-gazebo itu letaknya terpisah-pisah. Jadi kalau berbicara hal yang rahasia atau sensitif tidak akan terdengar pengunjung lain. Suara bising pelayan dan peralatan makan juga tak terlalu berisik seperti di ruangan utama.Sesaat setelah mereka duduk dan mencatat menu yang hendak dipesan, seorang pelayan restoran menghampiri.“Kamu ada tambahan pesanan lainya?” tanya Bu Lena pada Wika.“Emm, say

  • Siasat Cinta Big Bos    Tugas dari Big Bos

    Bu Lena kembali ke ruangannya. Ia kembali melanjutkan pekerjaan. Ia kemudian mengirim pesan pada Wika.“Habis kerja nanti kita nongkrong di kafe yang dulu. Kita pergi dengan mobil saya,”“Baik, Bu,” jawab Wika. Wika menduga-duga tentang hal penting apa yang membuat Bu Lena ingin ngobrol di luar. Wika kembali melanjutkan pekerjaannya.Saat jam pulang kerja, Wika telah dihubungi Bu Lena agar langsung ke parkiran belakang. Wika melihat Bu Lena telah memasuki mobilnya. Ia melambaikan tangan pada Wika. Sekretaris Jayadi itu telah menyalakan mesin mobilnya. Mobil berwarna merah yang dia beli sepuluh tahun yang lalu.Wika segera bergegas ke arah mobil Bu lena. Ia naik dan duduk di sebelah Bu Lena.“Motor kamu dititip saja sama, Pak Gunadi. Bilang sama dia besok diambil”“Baik, Bu.” Wika kembali turun dan menemui Pak Gunadi yang lagi asyik minum kopi dan merokok.“Pak saya nitip motor di kantor. Besok saya ambil. Soalnya sekarang mau pergi sama Bu Lena.”“Baik, Mbak,” jawab Gunadi sambil ters

  • Siasat Cinta Big Bos    Siasat Baru Jayadi dan Lena

    Lena melangkah menuju pintu ruangan Jayadi. Ia mengetuk pintu dan tak mendengar jawaban dari dalam. Lena membuka sendiri pintu. Ia melihat Jayadi ketiduran di kursi eksekutifnya. Terbersit rasa kasihan di hatinya melihat bos nya itu. Ia tetap saja masuk dan duduk pada salah satu kursi yang ada dimeja bundar besar. Ia menunggu Big Bos terbangun sambil memainkan handphone. Sekitar sepuluh menit Lena duduk menunggu Jayadi terbangun. Ruangan itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Handphone Lena juga disenyapkan sehingga tak ada bunyi notifikasi.Jayadi membuka mata perlahan dan melihat Lena duduk tanpa bersuara. Jayadi mengusap matanya. Ia tersenyum pada Lena. “O, aku ketiduran. Entah kenapa beberapa hari bawaannya capek dan mudah ketiduran,” kata Jayadi sambil meluruskan punggungnya. “Kamu sudah lama masuk?” tanya Jayadi.“Baru sepuluh menit, Pak,” jawab Lena sambil tersenyum.“Oh, ya bagaimana kabar Natasya? Jadi Wika bertemu dengannya?” kata Jayadi membersihkan layar handphonenya dengan

  • Siasat Cinta Big Bos    Ruwet

    Wika datang lebih awal di kantor pagi ini. Ia segera mencari Bu Niar di lantai enam. Wika belum melihat Bu Niar. Ia bertanya pada Norin. "Bu Niar sudah datang?" "Sudah Mbak. Kayaknya lagi monitor pekerjaan cleaning service." "Kamu punya nomor handphone Bu Niar?" "Punya, Mbak." Norin mengeluarkan handphonenya dari kantong celana. Ia melihat layar handphone dan menyebutkan nomor handphone Bu Niar. Wika mencatat nomor itu dan langsung menghubungi Bu Niar. "Hallo Bu Niar, ini Wika. Bu Niar dimana?" "Saya di lantai empat, Mbak. Lagi monitor, Mbak. Ada apa ya?" "Saya ada perlu mau ketemu." "Ya deh, Mbak Wika tunggu saja di ruangan itu. Sebentar lagi aku ke sana." "Oke, kutunggu ya." "Oke, Mbak." Wika segera turun ke lantai tiga kembali. Ia menunggu Bu Niar. Sekitar sepuluh menit Wika duduk dan mulai bekerja, ia melihat Bu Niar datang. "Pagi Bu Niar." "Pagi, Mbak Wika? Ada apa?" "Aku mau menyampaikan surat dari Natasya." "Surat minta izin sakit ya, Mbak?" "Bukan

  • Siasat Cinta Big Bos    Kesedihan Dua Sahabat

    Wika sampai lebih duluan dari Natasya di kafe itu. Wika naik ke lantai dua kafe dan mengambil tempat duduk agak di pojok. Dari lantai dua bisa melihat ke arah jalan. Ia memesan minuman terlebih dahulu dan duduk menunggu Natasya. Sekitar sepuluh menit Wika duduk, dia melihat kedatangan Natasya dari arah gerbang pelataran parkir kafe. Natasya bergegas ke arah kafe karena ia melihat Wika melambaikan tangan padanya. Ia menuju tempat Wika duduk. “Hai, tak ada kabar berita darimu Nona cantik,” kata Wika sambil memandangi wajah Natasya. “Kamu benar-benar sakit ya kemaren?” Wika terus memandangi wajah Natasya seakan ingin memastikan apakah Natasya benar-benar sakit. “Benar kok. Aku memang demam dan batuk selama dua hari yang lalu.” “Terus mengapa tak berkabar?” Wika masih saja menyelediki sesuatu yang disimpan di balik senyuman Natasya. “Aku memang sakit dan baru mulai pulih hari ini.” Natasya membetulkan duduknya. “Kamu sudah pesan makanan?” tanya Natasya sambil melihat minuman yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status