Beranda / Romansa / Siasat Cinta Big Bos / Natasya Pura-pura Demam

Share

Natasya Pura-pura Demam

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 18:00:08

Lena melaporkan hasil wawancara Jolien pada Jayadi siang itu. Ia dan Pak Agung tengah berbicara dengan Jayadi. Jayadi duduk sambil menyandarkan kepala di kursi eksekutif miliknya.

"Ya kalau memang sesuai kriteria yang kita butuhkan, ok kita terima. Berarti dia ditempatkan membantu bagian keuangan."

"Iya, Pak."

"Oke, berarti kita butuh beberapa orang pegawai lagi sesuai keperluan."

"Apa perlu kita buat pengumuman lowongan pekerjaan, Pak Agung?" tanya Bu Lena.

"Saya kira kita lihat dulu, mana tau ada yang seperti Jolien ini. Soalnya kita butuh tak juga banyak sih."

"Heran juga ya, kok Jolien bisa tahu persis kita lagi membutuhkan orang seperti dia," kata Bu Lena pada Pak Agung. "Apa ada orang dalam yang beritahu kalau kita lagi butuh karyawan."

"Nggak tahu juga tuh," tanggap Pak Agung pada Bu Lena sambil tersenyum.

Jayadi sibuk dengan handphonenya setelah dia menyetujui penerimaan Jolien. Ia mendengarkan saja percakapan dua orang bawahannya.

"Kami izin mau ke ruangan lagi, Pak," kata Bu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Siasat Cinta Big Bos    Serba-serbi Dua Sahabat

    Jolien sudah jadi pegawai baru perusahaan. Dia ditempatkan di lantai sepuluh pada bagian keuangan. Ia memang lulusan akuntansi. Pernah bekerja sebagai staf keuangan di dua perusahaan. Ruangan Jolien berhadapan dengan ruangan Lena. Di ruangan bagian keuangan ada beberapa staf yang meja masing-masingnya dibatasi sekat setinggi satu setengah meter. Hanya ruangan kepala bagian keuangan yang berupa ruangan penuh namun tetap dikelilingi kaca."Pagi Bu." Jolien menyapa Lena yang kebetulan bersamaan datang di kantor pagi ini."Pagi Jolien."Jolien masuk ke ruangannya yang juga dikelilingi kaca sama seperti ruangan yang ditempati Bu Lena. Dari ruangan Bu Lena bisa melihat sebagian orang-orang yang ada di ruangan bagian keuangan, begitu juga sebaliknya. Hanya posisi duduk yang diberikan untuk Jolien agak sedikit ke pojok sehingga Jolien kurang kelihatan oleh Bu Lena. Wika terlihat memasuki ruangan Bu Lena. "Pagi Bu.""Hai Wika, pagi. Emm, bantu saya menyelesaikan kerjaan yang ini," kata Bu Len

  • Siasat Cinta Big Bos    Natasya Pura-pura Demam

    Lena melaporkan hasil wawancara Jolien pada Jayadi siang itu. Ia dan Pak Agung tengah berbicara dengan Jayadi. Jayadi duduk sambil menyandarkan kepala di kursi eksekutif miliknya."Ya kalau memang sesuai kriteria yang kita butuhkan, ok kita terima. Berarti dia ditempatkan membantu bagian keuangan.""Iya, Pak.""Oke, berarti kita butuh beberapa orang pegawai lagi sesuai keperluan.""Apa perlu kita buat pengumuman lowongan pekerjaan, Pak Agung?" tanya Bu Lena."Saya kira kita lihat dulu, mana tau ada yang seperti Jolien ini. Soalnya kita butuh tak juga banyak sih.""Heran juga ya, kok Jolien bisa tahu persis kita lagi membutuhkan orang seperti dia," kata Bu Lena pada Pak Agung. "Apa ada orang dalam yang beritahu kalau kita lagi butuh karyawan.""Nggak tahu juga tuh," tanggap Pak Agung pada Bu Lena sambil tersenyum.Jayadi sibuk dengan handphonenya setelah dia menyetujui penerimaan Jolien. Ia mendengarkan saja percakapan dua orang bawahannya."Kami izin mau ke ruangan lagi, Pak," kata Bu

  • Siasat Cinta Big Bos    Jolien

    Seorang gadis berambut panjang terlihat jelang siang itu di pos satpam. Ia tengah berbicara dengan Martono. Wajahnya mirip dengan seorang artis kenamaan Wulan Guritno. Tubuhnya padat berisi dan terlihat sangat ideal."Siang, Pak." "Iya, ada keperluan apa Mbak?" Martono seperti biasa bertanya keperluan setiap tamu yang datang."Saya mau melamar pekerjaan Pak." Ia terlihat membawa sebuah amplop coklat berukuran besar. "Oo, mau ngelamar kerja ya. Tolong diisi buku tamunya dulu ya mbak.""Iya, Pak."Gadis itu menuliskan namanya Jolien Mardian pada buku tamu yang disodorkan Pak Martono. Sesudah itu ia membubuhkan tanda tangannya."Baik, berkas lamarannya sudah dibawa?""Sudah, Pak.""Baik, Mbak. Tinggalkan berkasnya sama saya. Nanti saya sampaikan ke bagian personalia.""Baik, Pak." Gadis bernama Jolien itu menyerahkan amplop coklat besar yang dibawanya pada Martono."Ok, Mbak. Nomor handphonenya sudah ada di berkas ini ya, Mbak? Siapa tahu perlu untuk dihubungi pihak kantor nantinya."

  • Siasat Cinta Big Bos    Siasat Bu Sudarmaji (Bag.3)

    Tiga perempuan beda usia itu kembali ke rumah Eline. Mereka terlebih dahulu singgah di supermarket membeli bahan-bahan yang akan mereka masak. Ketiganya asyik dalam keseruan masak memasak jelang sore itu. Sedang asyik-asyiknya Lisa ditelepon Sri Astuti, mamanya. Lisa pindah ke ruang tengah. Saat Lisa masih sibuk menerima telepon mamanya, Eline tergelitik ingin membahas tentang Jayadi dan Lisa dengan Bu Sudarmaji."Kenapa nggak disegerakan saja Tante?" Eline memancing pembicaraan mereka."Apanya yang disegerakan?" "Ya itu Tante. Perjodohan Jayadi dan Lisa. Tante kan inginkan mereka dijodohkan?""Iya, tapi aku tuh lagi atur siasat.""Siasat gimana maksudnya, Tante?""Pokoknya Jayadi ini bikin aku pusing." "Pusing bagaimana, ah Tante malah aku ikut pusing dengarnya," kata Eline sambil mengiris sayur-sayur yang akan dimasaknya."Sebenarnya kalau Lisa itu sudah mau kok. Setidaknya bertunangan dulu. Nah aku sudah bicarakan hal itu dengan Sri Astuti mamanya Lisa. Kata Sri Astuti, Lisa udah

  • Siasat Cinta Big Bos    Siasat Bu Sudarmaji (Bag.2)

    Setelah ngobrol ngalor-ngidul tentang berbagai hal ketiga perempuan beda usia itu berencana pergi shoping. Mereka ingin menikmati dan memuaskan naluri hedon mereka. "Kita perginya pakai mobil Lisa saja," kata Bu Sudarmaji."Terus Pak Kosim gimana Tante? Di suruh menunggu di sini?""Dia saya suruh pulang dulu. Nanti baru jemput ke sini lagi.""Oke deh."Saat sudah di teras rumah Eline, Bu Sudarmaji memanggil Pak Kosim yang sedang duduk merokok di sebuah bangku taman. "Pak Kosim!" Bu Sudarmaji melambaikan tangannya."Ya, Bu." Pak Kosim bergegas menghampiri Bu Sudarmaji."Sekarang Pak Kosim pulang dulu. Kami mau pergi dengan mobil Lisa saja. Nanti jemput lagi saya di sini. Bisa jadi malam hari. Tunggu kabar dari saya.""Baik, Bu."Saat mereka hendak berangkat, dari arah paviliun yang terletak agak ke belakang muncul Tini dan Suaminya."Mereka tinggal di belakang ya. Ternyata ada paviliun di belakang sebelah kanan ya." Bu Sudarmaji sengaja melihat ke samping kanan rumah."Iya Tante. Mer

  • Siasat Cinta Big Bos    Siasat Bu Sudarmaji (Bag.1)

    "Hai kamu dimana, Eline?""Lagi di rumah, ayo main ke sini, Tante.""Oke, aku ke sana ya satu jam lagi. Kirim mapnya ya. Soalnya aku kan belum pernah ke rumahmu yang sekarang.""Oke, Tante."Selesai mandi, Bu Sudarmaji berdandan dan berpakaian. Ia mengenakan celana dan baju semi kebaya.Pak Sudarmaji jadi bertanya-tanya," Ayo mau ketemu siapa lagi nih?" "Ih, Papa mau tahu saja urusan orang." Bu Sudarmaji terkekeh sambil terus sibuk di depan cermin besar di kamarnya. Pak Sudarmaji lagi sibuk dengan handphone. Sesekali dia tertawa karena ada berita atau tontonan yang lucu."Eh, gimana kabar Lisa?""Oh ya, katanya bulan depan dia ke Amerika menyelesaikan studinya. Lisa ajak aku ke Amerika Pa. Gimana kita pergi yuk, sekalian liburan.""Gimana ya. Coba kita pikirkan dulu." "Kalau Papa nggak ikut, aku saja. Ingin jalan-jalan ke sana lagi.""Ya, boleh-boleh saja."Setelah rampung berdandan dan berpakaian Bu Sudarmaji pamit pada suaminya." Aku mau ke rumah Eline, Pa.""Oh, Eline. Gimana ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status