"Serahkan wanita penyihir itu!"Suara Sunke sudah menghentikan Nick yang membawa Quesha sampai di depan rumah. "Siapa kamu? Aku tidak akan menyerahkan istriku sama orang seperti kamu!"Sunke tertawa mendengar jika Quesha adalah istri seorang pria manusia itu. "Jangan bercanda manusia, dia itu penyihir, kamu tidak akan bisa membuatnya bahagia.""Kamu salah, dia manusia, sama seperti aku, jangan kamu pikir aku percaya padamu, sekali Quesha manusia, dia akan tetap menjadi manusia yang memiliki suami aku," balas Nick sangat berani di depan Sunke. Nick menegakkan cermin yang tergantung di luar rumahnya, dia memantulkan ke arah Sunke, cahaya cermin itu benar-benar membuat Sunke panas, dia menghilang dulu untuk sementara waktu. "Siapa dia? Bisa-bisanya dia mengaku menjadi penyihir, apalagi mengatakan istriku juga penyihir."Nick membawa masuk istrinya dari sana, dia harus membuat Quesha sadar terlebih dahulu, wajah istrinya sangat pucat. "Bangunlah sayang, kamu harus hidup, aku tidak ta
Menuju siang Nick dan Quesha pergi ke laut dengan menggunakan perahu kecil seperti biasanya, mereka harus mencari ikan untuk dijual hari ini. Begitu teriknya sinar matahari yang dirasakan keduanya. "Apa yang terjadi hari ini, kenapa panas sekali?"Nick tidak mengerti, dia tidak kuat menahan panasnya matahari siang ini. "Ada apa Nick? Jangan khawatir, nanti setelah jala sudah banyak tertangkap ikan, kita akan pulang," balas Quesha memberikan semangat pada Nick. "Aku tau, tapi panasnya tidak biasa, apa kita tidak pulang saja sekarang? Mungkin tidak bagus jika di sini terus, aku takut ada apa-apa."Firasat Nick sangat kuat, namun Quesha hanya terus melihat ke arah jala yang sudah disebar dan diturunkan ke laut, wanita itu tidak merasakan panas sama sekali, tubuhnya normal seperti biasanya, karena bangsa penyihir yang sudah membuat panasnya tidak seperti biasanya, jadi hanya manusia yang bisa merasakannya. "Sayang, aku tidak tahan lagi, aku mau menyelam dulu sebentar, rasanya tubuhku
Quesha sekarang tidak lagi terbang, dia sudah ada di darat karena ingin mencari keberadaan sang rembulan, wanita itu tidak menyadari jika ada yang mendekatinya dari laut. "Istriku, kamu tidak apa-apa?" tanya Nick memegang tangan Quesha. Dengan kasar wanita itu menarik tangannya begitu dirinya melihat Nick kurang ajar menurutnya. "Ada apa dengannya? Apa dia lupa tentang aku?" batin Nick bertanya. Quesha mengeluarkan kekuatan dari tangannya yang tidak terlihat jelas oleh Nick, hanya pergerakan tangan istrinya yang menuju ke arahnya. "Manusia kurang ajar! Rasakan ini!"Setidaknya Quesha bisa membalas orang yang hampir membuatnya dilecehkan, mau pangeran atau manusia, dia akan mengajarnya dengan kekuatan. "Quesha, ini aku suami kamu," ucap Nick memberitahu semuanya. Wanita itu tidak percaya dirinya sudah menikah, karena ingatannya murni tanpa sihir dari sang rembulan, dia belum menikah, yang ada dia sedang dikejar pangeran matahari. Tubuh Nick terpental jauh karena serangan dari Q
Quesha memundurkan diri, selama ini tidak ada kata suami di dalam hidupnya dan ingatannya masih berada di dalam kerajaannya. "Kamu bohong! Aku tidak pernah memiliki suami manusia, jangan membuat karangan cerita yang akan membodohi aku, semua yang kamu katakan sama aku itu, palsu."Nick ingin mendekati istrinya lagi, akan tetapi wanita itu memundurkan dirinya dari Nick. "Jangan mendekati aku!"Suara Quesha begitu tidak menyukai Nick yang masih berusaha untuk menyakinkan istrinya. "Ada apa dengan kamu sayang? Kita ini suami istri yang saling mencintai, kita pulang ya, kamu dan aku akan hidup seperti biasanya."Kata-kata manusia yang ada di depan Quesha semakin membuatnya tidak mau bicara lagi, mengeluarkan kekuatan adalah cara terbaik untuk menyingkirkan Nick dari sana. "Rasakan ini manusia gila!"Quesha menyerang suaminya sendiri, Ingatannya memang sedang normal, bahkan Nick memundurkan dirinya, dia harus mencari tempat perlindungan yang paling aman. "Hentikan sayang, kamu jangan
Pagi ini Quesha dan suaminya pergi laut lagi, memang kegiatan mereka setiap hari mencari tangkapan laut untuk dijual, kalau tidak, mereka tidak akan bisa makan. Quesha berharap dengan penuh percaya diri, dia memilih untuk berhenti detik ini juga menjadi penangkap ikan di laut. "Nick, apa bisa kita tidak lagi mencari ikan di sini? Kita bisa pindah rumah, kamu dan aku bisa mencari pekerjaan baru, apa kamu mau?"Quesha ingin hidup tenang, ada yang mengganjal di hidupnya selama Ingatannya selalu terakhir oleh sang rembulan. "Aku tidak akan bisa meninggalkan tempat ini, karena ini adalah tempat kelahiran aku," jawab Nick. Bukan masalah pekerjaan, akan tetapi dia memang terlahir di sana, apalagi banyak sekali kenangan dari keluarganya yang selalu tersimpan dalam dirinya selama ini. "Aku tau, nanti kita bisa sesekali pulang ke sini, lagipula aku merasakan kalau tempat ini tidak aman lagi," balas Quesha. Nick mengerti kalau istrinya takut, namun laki-laki nelayan ini tidak mau pergi dar
"Ayahanda, di mana jam pasir yang diberikan ibunda ratu untuk ku? Apa Ayahanda mengetahuinya?"Quesha memberanikan diri untuk bisa bertanya pada sang rembulan, karena itu sangat penting untuknya. "Apa yang kamu tanyakan itu? Di sini banyak tugas aku, dan untuk mengurus jam pasir kamu, rasanya hanya dayang yang tau."Quesha tidak yakin kalau yang dibicarakan raja jujur kepadanya, karena saat ada jam pasir itu, ada kekuatan apa pun, maka akan terpental untuknya. "Ayahanda, aku bertanya serius, sungguh penting jam itu untuk aku."Quesha tetap menginginkan jam tersebut, tidak peduli kalau jam itu memang dibuang, dia akan mengambilnya lagi. "Sedikit yang aku tau, waktu itu pangeran matahari yang masuk ke dalam kamar."Raja berbohong pada anaknya lagi, ada rencana busuk yang tidak dibicarakan kepada Quesha. "Tidak mungkin dia bisa masuk kalau aku tidak mengizinkannya, karena yang memiliki kunci itu adalah Ayahanda dan aku, kunci gaib yang sulit dibuka," kata Quesha mengingatkan itu. Sa
"Kami tidak tau, bahkan tidak mengingat apa-apa selama ini, mungkin ada yang memberikan pengaruh Sihir kepada kami," balas salah satu kakaknya itu. Quesha sulit menjelaskan apa yang terjadi kalau mereka saja tidak mengingat semuanya. "Baiklah, sebaiknya kalian istirahat di kamarku, kita bisa tidur bertiga, besok baru kita bangun dan memulai kehidupan lagi.""Iya, kamu memang adik kita yang paling baik."Kedua kakaknya masuk ke dalam kamar Quesha, sekali melihat kamar itu begitu rapih, mereka bisa tidur di atas tempat yang empuk dan nyaman, karena keduanya terbiasa tidur di dalam penjara bawah tanah yang kotor dan gelap, walaupun mereka dalam pengaruh Sihir, mata mereka selalu melihat itu. Sebuah tangisan air mata menetes begitu saja, karena kebebasan keduanya sudah lama mereka inginkan, pagi ini merupakan hari pertama untuk ketiganya bisa bersama, Quesha masih bisa berada di dalam kerajaannya selama sang rembulan belum menyihirnya kembali. "Apa kalian mau makan enak?""Boleh, tapi
"Di mana aku?"Quesha sudah bangun karena ada pria yang sudah beberapa kali memberikan nafas buatan kepadanya, saat ini juga dia masih bingung atas apa yang terjadi, tubuhnya basah kuyup dan tidak mengingat apa-apa. Nick sudah lemah karena harus menyelamatkan Quesha dari air laut, tubuhnya tiba-tiba terjatuh ke air. "Eh, kenapa orang itu jatuh?!"Quesha menjatuhkan dirinya ke laut, memegang tangan pria yang tidak dikenalnya itu, bahkan ingatan tentang pembunuh ibundanya sudah hilang dalam sihir sang rembulan. "Astaga, pria ini berat sekali, aku tidak tau dia makannya apa, tubuhnya menyulitkan aku untuk naik ke perahu kecil ini."Nick masih dalam keadaan pingsan, dia tidak mengerti kenapa ada pria di didepannya yang tiba-tiba terjatuh ke air laut. "Hey, bangun kamu. Jangan pingsan di laut seperti ini, aku juga tidak mengenali kamu, siapa kamu?"Quesha hilang ingatan, dia sama sekali tidak mengingat nIck adalah suaminya, dan dirinya adalah seorang penyihir, ini hukuman untuk Quesha