Share

Bab 274

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2025-09-11 11:00:06

“Ghea!! Ada apa?” tanya Lea.

Ia sangat terkejut saat melihat ponselnya terus berdering padahal ini sudah tengah malam. Lea semakin kaget begitu tahu ada nama sahabatnya tertera di layar ponsel.

“Lea … aku … aku kehilangan Arifin.”

Suara Ghea terdengar putus-putus di seberang sana. Lea kebingungan, mengernyitkan alis dengan mata menatap bingung.

Ia belum bisa tidur malam ini dan tidak menduga akan mendapat panggilan dari Ghea.

“Kamu kehilangan Arifin? Memangnya Arifin di mana? Bukannya dia di kantor Ghalib?”

Ghea menggeleng dengan mata berkaca.

“Aku gak tahu dia di mana. Tadinya aku mengundang dia untuk makan malam hari ini, tapi sampai sekarang dia tidak datang. Sebelumnya dia bilang datang agak terlambat. Katanya ada hal yang harus ia kerjakan.”

“Aku sudah meneleponnya tapi tidak aktif. Aku juga menelepon Ghalib dan Ghalib terus mereject-ku. Apa telah terjadi

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
penasaran ending nya n penasaran dgn pelaku yg licik n jahat diapain ya kira"
goodnovel comment avatar
Berkah Fijdal
biasanya,2 ban Thor
goodnovel comment avatar
Neneng Nilawaty
semakin berjaya yang jahat
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 292

    “Kamu masih mengingatku, Emilia,” ucap Nyonya Danira.Hingga saat ini, Nyonya Emilia masih belum tahu siapa nama asli Tania Wijaya. Ia juga belum tahu apa hubungannya dengan Lea.“Jadi kamu dalang di balik semua ini?” sergah Nyonya Emilia.Nyonya Danira langsung terkekeh mendengar ucapan Nyonya Emilia. Perlahan Nyonya Danira menarik kursi dan langsung duduk di sebelah Nyonya Emilia.“Kamu masih sama saja. Tidak mau mengakui jika kamu bersalah. Jika semua sumber permasalahan ini adalah dirimu.”Nyonya Emilia terdiam, bahunya naik turun mengatur napas. Wajahnya semakin tegang, dengan sorot mata tak bersahabat menatap Nyonya Danira.“Lalu, kalau bukan kamu siapa lagi? Kamu membenciku, kan? Kamu ingin melihatku menderita. Itu yang kamu mau, Tania!!!”Sebuah senyum terukir di wajah Nyonya Danira, kemudian perlahan ia menggeleng.“Kalau aku seperti itu, harusnya dari dulu aku laku

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 291

    “APA!!!”Seketika banyak suara yang berdengung di ruangan tersebut. Tuan Fandi tampak terkejut, menatap Nyonya Emilia kemudian berganti melihat Ghalib.Ghalib hanya terdiam sambil mempererat genggamannya di tangan Lea. Lea menatap pria tampan di sampingnya dan dia tidak melihat keraguan di matanya. Ia yakin, Ghalib tidak akan meninggalkannya.“Wah!! Apa ini artinya Keluarga Prasetya sudah jatuh miskin?” sahut salah seorang tamu.“Benar-benar licik gadis itu,” sambung yang lain.“Dia tidak licik, tapi pintar.”Aneka suara dan pendapat berseliweran mengisi seluruh ruang ballroom tersebut. Acara pesta pertunangan yang harusnya bersambung menjadi acara pernikahan tiba-tiba berubah menjadi acara yang menyedihkan seperti ini.Kenan yang mendengar dan menyaksikan semua itu hanya diam sambil sesekali tersenyum masam. Ia sudah tahu rencana Deasy dan tidak terkejut. Tuan Kris yang duduk di samping

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 290

    “APA!!!”Seketika semua yang hadir terkejut dengan permintaan Ghalib, apalagi Deasy yang berada di atas panggung. Matanya melotot menatap Ghalib penuh amarah.“Apa maksudmu, Ghalib?”Ghalib segera bangkit dari bersimpuh dan meminta Tuan Fandi untuk naik ke panggung. Nyonya Emilia yang duduk di samping Tuan Fandi hanya diam, tapi wajahnya merah padam. Urat wajahnya menegang dan tampak sedang menahan amarah.“Aku memang hendak melamarmu untuk ayahku, Deasy. Kasihan beliau sudah terlalu lama sendiri. Benar kan, Yah?”Tuan Fandi yang sudah berada di panggung langsung mengangguk dan tersenyum.“Iya, Deasy. Yang dikatakan Ghalib benar. Jadi, apa jawabanmu sekarang?”Deasy tampak marah, wajahnya menegang dengan rona merah padam menatap Nyonya Emilia yang duduk terdiam di posisinya.Semua tamu undangan yang hadir tampak bingung, banyak suara yang berdengung di sana membuat kesibukan sendi

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 289

    “Menggodanya? Aku gak menggodanya,” sangkal Ghalib.Nyonya Emilia berdecak sambil menggelengkan kepala.“Bukannya tadi kamu mengedipkan matamu ke arahnya. Kamu sedang menggodanya, Ghalib.”Ghalib tertawa kemudian mengucek matanya.“Astaga, Nek. Mataku gatal, makanya berulang kali mengedip. Sama sekali tidak bermaksud menggoda.”“Iya kan, Mbak?” Ghalib kini bersuara sambil menatap gadis WO itu.Tanpa suara, gadis itu mengangguk, kemudian sudah berpamitan menjauh dari sana. Nyonya Emilia hanya diam sambil menghela napas panjang.Tuan Fandi berdiri kemudian menghampiri Nyonya Emilia dan membimbingnya duduk kembali.“Mama mungkin tegang makanya berpikir aneh-aneh tentang Ghalib.”Nyonya Emilia terdiam, mendengkus sambil menganggukkan kepala. Kemudian ia menoleh ke Tuan Fandi dan tersenyum lembut.“Iya, kamu benar, Fandi. Mama sepertinya terlalu tegang m

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 288

    Pukul lima sore, kesibukan terlihat semakin rapat di apartemen Ghalib. Tuan Fandi tampak sudah bersiap dan berjalan menuju kamar Ghalib. Putranya sedang bersama MUA dan penata busana pesanan Nyonya Emilia.“Apa Ghalib sudah selesai?” tanya Tuan Fandi.“Masuklah, Yah!! Aku sudah siap,” sahut Ghalib dari dalam kamar.Seorang penjaga langsung menyilakan Tuan Fandi masuk. Pria paruh baya itu terdiam menatap putra semata wayangnya sedang berdiri di depan cermin.Tubuh tinggi tegap Ghalib sudah terbalut oleh jas berwarna putih dengan sebuah selipan bunga di sakunya. Tuan Fandi memperhatikan keadaan kamar Ghalib. Beberapa orang tampak sibuk merapikan peralatan make up.“Kamu tampan sekali, Ghalib.”Ghalib langsung tertawa mendengar pujian ayahnya.“Apa Ayah baru sadar jika aku tampan?”Tuan Fandi tersenyum kemudian berjalan mendekat dan menepuk bahu Ghalib. Mereka berdiri berhadapan sangat dekat, sehingga apa yang mereka bicarakan meski lirih terdengar dengan jelas satu sama lain.“Ayah suda

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 287

    Lea terdiam saat menikmati makan pagi ini. Nyonya Danira hanya melirik sekilas mengamati cucunya.“Apa semuanya baik-baik saja, Lea?” tanya Nyonya Danira.Bukan jawaban yang didapat malah helaan napas panjang yang terdengar.“Tidak, Nek. Semua tidak baik-baik saja.”Seketika Nyonya Danira, Tuan Iwan dan Nyonya Santi terkejut mendengar jawaban Lea.“Apa maksudmu, Lea?” tanya Tuan Iwan.Lea menghela napas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan.“Semalam Ghalib menelepon dan dia bilang Nyonya Emilia tidak hanya merencanakan pesta pertunangannya nanti malam, melainkan pesta pernikahan dia dan Deasy.”Seketika semua yang hadir di ruangan itu terkejut mendengarnya.“Sudah kuduga Emilia akan selicik itu. Dulu saat dia menjebak Kevin juga seperti itu. Bodohnya Kevin tidak bisa menolaknya,” ujar Nyonya Danira.Lea, Tuan Iwan dan Nyonya Santi hanya diam

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status