Share

Bab 94

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 11:00:32

Lea melotot dan terkejut setengah mati saat tunawisma itu bersuara. Spontan dia menarik tangannya.

“LEPASKAN!!!!”

Secepat kilat Lea mengibaskan tangan, berlari menuju mobil, masuk ke dalam dan melaju dengan kecepatan tinggi. Ia melihat tunawisma itu duduk bersimpuh di trotoar sambil sesenggukan.

Lea terdiam sambil terus fokus ke depan. Meski demikian matanya masih melirik ke kaca spion dan melihat tunawisma itu masih duduk bersimpuh tak bergerak sedikit pun.

Bahu Lea naik turun, mengolah udara. Ia tidak mengenali wajah dan rupa tunawisma itu, tapi dari suaranya Lea tahu itu suara Kenan.

“Bukannya dia masih di penjara dan akan bebas akhir bulan ini? Kenapa ada di sini? Apa jangan-jangan aku hanya salah dengar tadi,” monolog Lea.

Helaan napas panjang keluar dengan tergesa dari bibirnya. Sebenarnya dia siap jika menghadapi Kenan. Hanya saja ulah spontan tunawisma tadi membuat Lea ketakutan.

Sementara itu tunawisma

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 112

    “Ghalib, Nenek dengar kamu menempatkan Lisa sebagai office girl di kantormu. Apa benar?” tanya Nyonya Emilia di telepon sore itu.Ghalib yang baru saja selesai meeting hanya diam sambil menatap kosong ke depan. Ghalib yakin Lisa telah mengadu ke Tuan Fandi, kemudian Tuan Fandi mengadu ke neneknya. Tuan Fandi tahu jika Ghalib sangat menurut pada Nyonya Emilia. Itu sebabnya sengaja langsung mengadukannya.Ghalib menarik napas panjang sambil mengacak rambutnya.“Aku hanya menempatkan dia berdasarkan pendidikannya, Nek. Dia hanya lulusan SMP, masa mau aku taruh di manager.”Nyonya Emilia terdiam sambil menghela napas panjang. Ia sangat mengerti watak cucunya. Jika Ghalib sudah membenci seseorang pasti akan selamanya seperti itu.“Iya, Nenek tahu. Namun, kamu juga harus ingat status dia apa, Ghalib.”Ghalib membisu. Bahunya naik turun, sambil berulang kali menghela napas. Terlihat sekali jika dia sedang menahan

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 111

    “APA-APAAN INI!!! Kenapa malah jadi office girl? Aku mau jadi manager, bukan office girl.”Lisa terlihat kesal bahkan melempar baju yang baru saja diberikan Pak Jonas ke lantai. Pak Jonas terdiam, memungut baju sambil menatap datar Lisa.“Saya hanya menjalankan perintah saja, Nona.”Lisa terlihat murka. Ia membalikkan badan kemudian keluar dari sana dan berjalan menuju ruangan Ghalib. Ia sengaja melebarkan langkahnya agar bisa segera menemui Ghalib. Namun, begitu sampai di ruangan Ghalib, Lisa harus kecewa. Pria tampan itu sudah tidak ada di sana.“Sialan!!! Akan aku laporkan ke Ayah!!!”Lisa memilih berjalan keluar ruangan Ghalib menuju lift. Sepertinya dia akan meninggalkan kantor ini. Pak Jonas yang melihatnya dari jauh hanya mengulum senyum saja. Pria paruh baya itu sudah menduga, Tuan mudanya tidak akan bersungguh-sungguh mengizinkan Lisa bekerja di sana.Sementara itu Ghalib tampak tertawa terbahak-b

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 110

    “Tuan, ada Tuan Fandi ingin bertemu,” ucap Pak Jonas sore itu.Ghalib hanya diam sambil melirik asistennya sekilas. Ia sudah menduga ayahnya akan menemuinya lagi usai ulahnya tadi ke Lisa. Melihat tidak ada jawaban dari Ghalib, Pak Jonas kembali bersuara.“Tuan … .”Ghalib menghela napas panjang, mengangkat kepala sambil melihat Pak Jonas.“Suruh dia masuk!!”Pak Jonas mengangguk kemudian tak lama pria paruh baya itu sudah keluar dari ruangan Ghalib. Setelahnya terlihat Tuan Fandi yang masuk ke dalam ruangan.Ghalib masih menunduk dan terlihat sibuk dengan berkas di tangannya. Namun, meski demikian ia mendengar langkah kaki yang semakin mendekat menghampirinya.“Apa pelakor itu yang memintamu ke sini?” sapa Ghalib.Tuan Fandi terdiam, menghela napas dengan jakun yang naik turun.“Apa kamu bisa menghilangkan julukannya, Ghalib? Dia adikmu.”Ghalib mendengkus, mendongak menatap Tuan Fandi dengan tajam.“Dia anakmu, bukan anak ibuku. Jadi dia bukan adikku. Jangan paksa aku!!!”Tuan Fandi

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 109

    “LISA!!!??”Lea sangat terkejut saat melihat Lisa ada di sini. Penampilannya sudah berubah, bahkan Lea melihat perut Lisa sudah rata. Apa dia sudah melahirkan?“Kamu pasti terkejut melihatku di sini, bukan?”Seolah tahu dengan tanya di benak Lea, Lisa kembali bersuara. Lea hanya diam tidak berkomentar, tapi dia melihat reaksi berbeda yang ditunjukkan pria tampan di sampingnya.Lisa tersenyum miring sambil melihat Ghalib dengan sudut matanya.“Ghalib, kenapa kamu tidak jelaskan padanya tentang status kita?”Lea semakin terkejut dan menoleh ke Ghalib seakan meminta penjelasan. Ghalib hanya menyeringai sambil membalas tatapan Lisa.“Mau menjelaskan apa?”“Katakan saja jika kita adik kakak!!!”Sontak Lea terperangah saat mendengar ucapan Lisa. Sementara Ghalib hanya tertawa mendengar ucapan Lisa.“Adik kakak dari mana? Ayahku sudah mati dan bajingan itu

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 108

    Ghalib tersenyum menyeringai mendengar gertakan Lisa. Sedangkan Lisa terlihat kesal melihat reaksinya.“Membalas kami katamu?” ulang Ghalib.Lisa hanya diam, tidak menjawab. Dari awal bertemu sikap Ghalib yang superior membuat Lisa ketakutan bahkan ketika dalam situasi seperti ini pun, masih ada rasa takut itu. Hanya saja Lisa berusaha menyembunyikannya dengan baik.“Kamu bukan apa-apa, Lisa. Kamu tidak punya kuasa. Jangan bermimpi kamu semudah itu menjadi bagian dari keluarga ini.”Mata Lisa meruncing dan terlihat marah. Pertemuan pertamanya dengan Ghalib sudah menimbulkan kesan tak suka dan kini dia malah akan sering berinteraksi dengannya.“Sampai kapan pun anak pelakor adalah pelakor. Tidak punya status sah dan resmi dalam sebuah pernikahan. Jadi, jangan berharap kamu bisa membalasku apalagi Lea.”“Kalian itu hanya maling. Pertama maling suami orang, kemudian maling status lalu mau maling apa lag

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 107

    “APA!!!”Ghalib langsung berdiri dari kursinya dan menatap Lisa dengan tak percaya. Meski penampilan Lisa telah berubah, tapi wajah licik itu masih melekat di ingatan Ghalib. Bukannya dia bersama keluarga Kenan, kenapa tiba-tiba ada di sini dan menjadi adik tirinya?“Selamat siang, Nek. Selamat siang, Ghalib.” Lisa menyapa dengan senyum manisnya.“Permainan licik apa lagi yang kamu mainkan, Pelakor? Hingga masuk ke keluargaku?” sergah Ghalib.Semua yang hadir di sana tampak terkejut mendengar kalimat Ghalib. Nyonya Emilia kebingungan sambil menoleh ke Tuan Fandi seolah meminta penjelasan. Tentu saja melihat reaksi putra dan ibunya membuat Tuan Fandi mengambil sikap.“Ghalib!! Jaga sopan santunmu. Ayah tahu Ayah pernah melakukan kesalahan, tapi bagaimanapun Lisa adalah adikmu.”Ghalib mendengkus kesal, menatap tajam ke arah Tuan Fandi. Lalu tanpa berkata apa-apa meninggalkan ruang makan itu. Nyonya Emilia terkejut dan memanggilnya.“Gh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status