14. Sudah Jatuh Tertimpa ...
"Tasku yang diambil. Karena aku masih pertahanin, kami jadi tarik-tarikan ..." Gangga mengambil jeda. "Terus dia pake pisau buat mutusin slingnya."Kendrik menghela napas. "Barang apa aja yang diambil? Handphone kamu di mana sekarang?"
Saat menegangkan tadi membuat Gangga lupa akan keberadaan ponselnya. Untung dia meletakkannya di saku celana. Namun earphone yang sedari tadi terhubung ke telinganya turut terputus karena ayunan pisau si jambret.
"Yah, earphoneku rusak. Pisaunya tajem banget bisa langsung putus, nggak ketarik."
"Kenapa nggak mau diajak ke rumah sakit? Kalau ada luka dalam gimana?"
"Nggak ada uang buat bayar. Uangku ..." Gangga terdiam.
"Diambil jambret tadi? Tapi di kos masih punya, kan?"
Gangga menggeleng.
"Di ATM?"
Gangga menggeleng lagi. "Uangku cash semua."
Setelah mendapat kiriman uang bulan ini, dia langsung mengambil seluruh uangnya. Mesin ATM berada
15. Semakin Menjadi Minggu, 11 Juli 20xxRumah Stella, pagi hari Pukul 9 pagi Stella baru saja pulang dari pasar tradisional yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Dia menonton televisi sembari menikmati jajanan pasar yang dibelinya. Jajanan pasar itu rata-rata terbuat dari tepung, sumber karbohidrat, sehingga pas sekali untuk melebarkan badan. Tapi Stella tidak pernah melebar. Mungkin memang badannya tidak memiliki begitu banyak kelenjar lemak. Atau memang badannya kurang marketing skill sehingga lemak-lemak itu tidak ada yang sudi mampir ke badan ramping Stella. Dia memindah-mindah channel televisi untuk mencari acara yang pas. Sesungguhnya dia lebih suka drama-drama Korea. Sedangkan untuk acara televisi, dia sangat menyukai film kartun yang pada hari Minggu diputar di beberapa stasiun televisi. Akan tetapi, dia membutuhkan inspirasi untuk menulis novel yang hari ini baru 1 bab diunggah. Masih kurang 2 bab untuk mengejar pengh
16. Dua Pahlawan Kesiangan "Kok jongkok di sini?" "A-aku takut." Gangga terbata. Adam mematikan mesin motornya dan membantu Gangga berdiri. Akan tetapi, beberapa motor melalui jalan itu dan membuat Gangga kembali takut. "Kamu kenapa sih?" "A-aku ..." Belum sempat Gangga menyelesaikan kalimatnya, beberapa motor kembali melintas dan membuatnya takut. Adam pun mengajaknya ke HIMA sastra Jerman yang lebih sepi. Sesampainya di sana, markas HIMA itu sudah tertutup. "Duh, aku nggak bawa kuncinya." "Nggak apa-apa, Kak. Di emperan aja." Setelah mereka duduk, Gangga menceritakan kejadian yang dialaminya Sabtu malam kemarin. Dia juga menceritakan bahwa peristiwa itu membuat tugas terbengkalai. Untung saja Bu Eka berbaik hati memberikan perpanjangan waktu kepadanya. Adam mengeluarkan laptopnya dan membantu Gangga menyelesaikan tugas. Mahasiswa sastra Jerman semester 5 itu sangat cekatan dalam membantu Ga
17. Problem Is Almost Solved (((almost)))"Isnu, habis dari rumah nih ye, perbaikkan gizi," goda Gangga kepada Isnu yang sedang duduk di depan kamarnya sendiri itu."Ngga, ehm, maaf ya, aku mau nagih hutang yang 15.000 bulan lalu dong."Seketika pengen amnesia. (Gangga)."Anu, ehm, aku belum ada uang gimana dong, Is.""Yah, masalahnya waktu aku pulang kemarin, bapak ibuku belum bisa kasih uang saku bulan ini. Jadi aku pake uang sisa bulan lalu.""Oh, ya udah. Ini," katanya sembari mengulurkan uang 15.000 itu.Habis sudah uang Gangga. Dia mencari-cari di lemari, di tas, di buku dan di saku-saku pakaiannya, tak ada selembar pun uang yang tersisa. Sementara itu perutnya mulai melilit.Bis, aku laper. (Gangga).Tangan kanannya kini menggenggam coklat pemberian Bisma. Dengan berat hati, dia harus memak
18. Bad NewsSelasa, 13 Juli 20xxAcara pengukuhan kepala laboratorium"Kamu kenapa dari tadi nggak tenang gitu, Bray?" tanya Linggom, dengan suara pelan."Pusing. Kakak sendiri menghalangi perjuangan cinta," jawab Kendrik."Masak sih? Setahu ane, Bos Karen alias Bos Black Widow itu sayang sama ente. Kalau di kantor pasti ngomong 'kasihan adikku, skripsinya belum kelar-kelar'.""Lhah, itu namanya bukan sayang, buka aib tuh skripsiku dulu nggak lancar malah diumumin segala.""By the way, on the way, priwey, kok ente bisa bilang si Bos menghalangi? Emang apa kah yang telah dia perbuat dan apa korelasinya sama ente? Kan bisa berjuang sendiri.""Ada lah pokoknya. Yang pasti kali ini emang ane harus dapat bantuan dari kakak ane yang cantiknya selangit itu.""Hah, apa pula ente puji-puji dia, ngapain cari muka sekara
19. You Got The JobRumah StellaSepulang dari kuliah, Stella berkutat kembali dengan novelnya. Sembari menonton televisi, dia terus mengetik hingga jarinya sekeriting jamur crispy demi mengejar level penulis dan pendapatan. Terdengar berita dari infotainment di televisi tentang kehebohan baby photoshoot anak kembar Nicolas Gunawan.Rupanya kelahiran si bayi kembar Shaun dan Sheni membuat kedua orang tuanya makin populer. Banyak pertanyaan konyol pun terlontar kepada pasangan selebriti itu."Bagaimana persalinan si kembar ini, apakah Mbak Lidya merasakan sakit?" tanya si pewawancara."Hahaha." Sembari mengetik, Stella tertawa.Kenapa nggak dijawab aja 'enak banget kayak lagi nonton film'. (Stella).Menurut Stella, pertanyaan itu konyol karena semua orang tahu bahwa melahirkan itu sakit baik spontan mau pun operasi. Lebih konyol lagi pertanyaan yang sering dilontarkan kepada artis yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga. P
20. Terlambat14 Juli 20xxSore hariGangga mengikuti latihan karate pertamanya masih dengan baju olahraga biasa. Dia belum memiliki dogi (baju putih untuk berlatih martial art). Banyak yang memakai baju biasa sepertinya karena belum sempat membeli dogi."Yame', note," kata senpai mengakhiri sesi latihan pada hari itu.Setelah latihan selesai, Kendrik mengajak Gangga ke markas UKM karate yang tidak lama lagi akan berpindah itu. Beberapa anggota baru lainnya juga berada di sana."Ini dogi buat kamu," katanya sembari mengulurkan sebuah baju putih khusus untuk latihan karate itu."Oh, iya. Berapa harganya, Kak?""Ini gratis kok.""Ha? Gratis?" tanya Gangga tak percaya.Mendengar kata sakti pemersatu bangsa itu, banyak anggota baru tiba-tiba berkerumun mendekati Kendrik dan Gangga. 
21. Kehamilan GanggaKendrik tak mengerti kenapa gadis di hadapannya ini malah melongo dengan mulut sedikit terbuka. Ingin rasanya ia menjejalkan tahu bulat ke mulut menganga 3 cm itu.Bukannya segera dijawab. Nggak sabar pengen salam olahraga sama si senior yang udah nyolong start itu. (Kendrik).Gangga mengulurkan benda yang kembar identik dengan test pack. Ternyata setelah diperhatikan, tidak kembar-kembar amat karena ujungnya runcing dan terdapat pelat logam yang rupanya tadi tertutup oleh tangan Gangga.Kendrik mengambil benda biru itu dan melihat tulisan di layar. Bukan positif atau negatif yang tertulis melainkan angka 39,5."Ini termometer, Kak."(Brak ...pyar ...tok-tok ...duar ...ceklek ...pletuk ...cekit ...brot ... )Begitulah suara hati Kendrik yang serasa diongkel-ongkel dengan obeng, lanjut dipukul dengan palu, kemudian diletakkan di tengah rel dan masinis dengan semangat menabrak
22. Pernyataan CintaGedung FMIPA Universitas Vanguard"Hahaha." Kendrik tertawa sendiri."Kenapa ente ketawa sendiri? Kehabisan stok kewarasan?" tanya Linggom."Nggak apa-apa, lagi lucu aja. Ane mau menyatakan perasaan cinta. Doain ya, Bray.""Menyatakan cinta sama siapa?" serobot Pak Wardiman yang baru saja bergabung bersama mereka."Sama si mahasiswa sastra Jerman lah Pak, siapa lagi. Iya kan, Ken? Ente belum rubah target kan?""Hah?! Udah kamu hamilin tapi belum nyatain cinta? Dunia emang bener-bener kebalik!" Pak Wardiman terkejut."Apa? Jadi ente udah bongkar segel?!" pekik Linggom, tak kalah kaget.Kendrik pun menceritakan yang sebenarnya bahwa itu semua hanyalah lelucon. Lelucon yang berawal dari kebocoran bibir Kendrik yang tanpa tedeng aling-aling bersedia menikahi Gangga jika gadis itu hamil."Oh gitu ceritanya, Bray. Kalau gitu, tamat sudah kisah kalian sampai di sini," kata Linggom."Kok gitu?"