Share

SSUM Part 18

Bismillahirrahmanirrahim.

Aku menggeleng lesu. “Aku tidak berhasil bicara dengannya Bu. Telpon diangkat, tapi ia mendadak bisu. Hanya helaan napas yang terdengar, kupanggil berkali-kali tetap saja Bang Jun tidak bersuara.

“Mendadak bisu, apa maksudmu?”

“Iya, Bang Juna tidak mau bicara denganku. Mungkin yang mengangkat telpon itu, perempuan selingkuhannya.”

“Hust, jangan berpikiran jelek dulu, belum tentu benar.” Sanggah ibu cepat.

“Astagfirullahal adziim,” sahutku meralat ucapan. Terkadang emosi membuat pikiran jadi sempit. Padahal aku dibesarkan dengan adab dan etika oleh ibu, tidak baik berprasangka buruk pada orang. Itulah pesan yang selalu ibu tanamkan, jika aku kadang salah dalam bertindak dan bersikap, apa lagi salah dalam menilai orang.

"Terus kenapa Bang Jun tidak menyahut," Balasku lagi.

"Mungkin dia sedang sakit gigi, jangan terlalu cepat menilai."

"Atau dia sedang menyetir mobil, banyak kemungkinan Arini."

Ah iya, ibu benar juga. Tak seharusnya aku berpikiran buruk tentang
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status