/ Rumah Tangga / Simpanan Ayah Mertua / Pernikahan kedua suami

공유

Pernikahan kedua suami

작가: ATM Berjalan
last update 최신 업데이트: 2024-06-04 12:07:09

Satu minggu ini Naya dihadapkan dengan persiapan pernikahan Kendra dan Aira. Ia sibuk membantu agar rencana pernikahan sang suami bisa berjalan dengan lancar.

Dengan menahan segala sakit hati, Naya tetap melakukan apapun yang diminta oleh ibu mertuanya. Semua ia lakukan bukan karena takut atau sejenisnya, tapi ia melakukan itu semua agar bisa mendapatkan sedikit uang sebagai upah. Karena Kendra tidak pernah menganggapnya sebagai istri, tentu saja tidak ada nafkah baik secara lahir dan batin untuk Naya.

Sedangkan ayah dari Naya sering meminta uang kepadanya untuk berjudi. Belum lagi sang ibu yang kadang datang dan mengatakan tidak ada beras di rumah.

"Bu, setelah acara pernikahan mas Kendra selesai aku ingin mencari pekerjaan. Aku tidak mungkin seperti ini terus karena biasanya aku yang membiayai ibu di rumah."

Kata-kata itu akhirnya keluar juga dari mulut Naya. Setelah enam hari ia tahan dan telan sendiri. Akan tetapi, setelah akad nikah Kendra dan Aira selesai, kalimat itu keluar juga. Sekarang, kondisi dapur yang sepi mendorongnya untuk mengatakan hal tersebut.

"Terserah kau ingin bekerja atau bagaimana. Yang jelas, sebelum kau bekerja semua pekerjaanmu di rumah ini sudah selesai. Mengerti?" desis Herni kesal. Ia yang telah letih mempersiapkan segala kebutuhan Kendra, tentu saja tidak ingin ribut dan banyak bicara dengan Naya.

"Oh, ya, ini semua tolong kamu cuci. Saya ingin menghemat uang sehingga memesan katering tanpa tukang cuci. Jadi, sampai tamu undangan selesai secara keseluruhan, barulah kau boleh meninggalkan dapur ini. Mengerti?"

Wajah lelah Naya terangkat.. Ia ternganga mendengar kata yang keluar dari mulut Herni. Pesta pernikahan yang dilangsungkan secara mewah dan mengundang dua kampung sekaligus, tentu saja ada ratusan tamu yang datang. Bayangkan berapa banyak piring kotor yang harus dicuci Naya.

Ingin rasanya ia protes, tapi Herni sudah berlalu begitu saja. Ia juga melarang karyawan katering untuk membantu Naya dibelakang.

"Semoga ini tidak berlangsung lama. Dan semoga aku menemukan cara agar bisa bercerai dari Kendra," gumamnya. Mulai membersihkan piring dari makanan sisa, bekas makan para tamu undangan.

Sekuat hati Naya menahan sakit dan pilu di hatinya. Melihat Kendra menikah dan bersanding dengan wanita lain.. Ia juga menelan kata-kata tamu yang menertawakannya karena dimadu, padahal baru menikah dengan Kendra.

Naya menutup kedua telinganya. Berusaha keras untuk abai dan yakin bisa melalui ini semua demi sang ibu.

"Biar Bapak bantu. Kamu dibagian sana saja.. Bilas piring yang telah selesai disabuni."

Naya yang tengah menyabuni piring tertegun. Saat tangannya yang tengah memegang spon cuci piring digenggam Rendi. Darahnya berdesir hebat saat tatapannya bertemu dengan ayah mertuanya itu.

"Kalau Bapak yang sebelah sana, ibumu dan tamu lain akan melihat keberadaan Badak. Jadi kamu yang disana, ya!" pinta Rendi seraya menunjuk pintu penghubung antara tempat cuci piring dan dapur.

Naya mengerjap. Melihat ke arah yang ditunjuk Rendi. Detik selanjutnya ia mengangguk dan melepaskan spon cuci piring kepada Rendi. Ia segera berpindah ke tempat yang dikatakan Rendi.

Benar saja, dari tempatnya berdiri sekarang tidak ada yang bisa melihat Rendi ada di dalam sana karena tertutup mesin cuci.

Dalam diam Rendi dan Naya sama-sama melaksanakan tugas mereka. Rendi yang memutuskan untuk membantu Naya, memberikan kode kepada gadis itu untuk diam setiap kali ada yang menyeru dirinya. Sebagai ayah dari mempelai laki-laki, tentu saja banyak hal yang melibatkan Rendi di luar sana.

"Naya, apakah kau melihat suamiku?" pekik Herni, ketika diambang pintu. Membuat Naya terkejut dan melompat ke arah mesin cuci. Ia takut Herni masuk dan melihat keberadaan Rendi disana.

Karena piring kotor yang tinggal sedikit, membuat ruangan menjadi lapang dan siapa saja bisa masuk. Takut Herni memergoki Rendi, Naya rela melangkah besar, dan tidak sengaja tersiram air dari selang yang ada di tangannya.

"Ba-bapak? Aku tidak melihatnya, Bu," sahut Naya gugup. Tubuhnya bergetar saat Herni masuk dan mendekat padanya.

"Oh, aku pikir kamu melihat." Kedua alis Herni berkerut melihat daster putih yang dikenakan Naya basah di bagian dada dan perut. "Ini kamu ngapain? Sengaja godain orang biar perkosa kamu? Seperti yang kamu lakukan kepada Kendra? Iya?" geramnya. Menarik bra hitam Naya yang terlihat dari balik bajunya yang basah.

Naya menggeleng. "Tidak, Bu. Aku tidak sengaja membasahinya."

"Alah, alasanmu!" Herni merampas selang air di tangan Naya dan menyiram air tersebut ke sekujur tubuh Naya hingga basah kuyup. Serta mengenai Rendi, yang jongkok bersembunyi di balik mesin cuci.

"Tuh, biar sempurna sekalian." Ledek Herni, tertawa puas melihat Naya yang sudah basah. Celana dalam dan branya terlihat sangat jelas dari balik daster putih yang ia kenakan.

"Tutup pintunya. Agar tidak ada yang melihat keadaanmu seperti ini kalau benar kau tidak ingin menarik perhatian para laki-laki. Nanti semua piring kotor akan ditumpuk di depan pintu, dan kau ambil ketika tidak ada orang. Paham?"

Naya memejamkan matanya. Ingin menangis tapi rasanya itu semua percuma. Karena Herni pasti akan semakin gila dalam memperlakukan dirinya.

Alhasil, Naya hanya mengangguk dan menutup pintu seperti yang diinginkan Herni. Dadanya memanas mengingat bagaimana perlakuan Herni yang begitu kejam. Lututnya melemas dan tubuh mungilnya terduduk di lantai. Tidak peduli lantai basahi dan penuhi busa sabun. Naya mulai terisak, ini semua bukan salahnya. Tapi sang ayah yang tega mencuri seluruh tabungan Kendra dan membawanya ke tempat judi.

"Jangan menangis," bisik Rendi. Seraya merangkul Naya dan memeluknya. Memberikan ketenangan dan kehangatan bagi Naya. Baik kehangatan secara lahir maupun batin. Ia juga mengecup lama pucuk kepala Naya, menyampaikan betapa ia peduli pada gadis yang telah dianggap anak sendiri.

Naya menelan tangisnya. Pelukan Rendi mampu menghapus rasa sakit yang ia rasakan beberapa saat yang lalu. Perlahan ia menoleh ke arah Rendi yang masih memeluknya.

"Terima kasih, Pak. Aku, aku tidak akan pernah bisa menjalani ini semua tanpa ada Bapak disini."

Tidak peduli siapa Rendi, Naya membalas pelukannya. Memeluknya dengan erat, seakan Rendi adalah tempatnya pulang dan bersandar.

"Jangan berterima kasih. Kamu adalah menantu saya, dan tentunya sudah saya anggap seperti anak sendiri.. Jadi kamu jangan lagi merasa sendiri dalam menjalani ini semua. Mengerti?" Menuntun Naya untuk berdiri. Agar tak membuat gadis itu semakin basah karena air yang menggenang.

Naya mengangguk lemah. Tidak tahu kenapa rasanya kecewa ketika Rendi mengatakan dirinya sebagai menantu. Padahal Naya berharap lebih dari itu sekarang.

Naya tersentak. Saat pikirannya menuntut hubungan lebih dari Rendi. Tangannya meremas kuat kemeja batik yang ada di bagian pinggang belakang Rendi. Mengusir rasa aneh yang tiba-tiba saja datang setiap kali mendapatkan perhatian dari Rendi.

"Ya, sudah. Ayo kita selesaikan ini." Rendi menarik kedua sudut bibirnya. Mengurai pelukan Naya dan cepat membuang pandangannya ke arah lain. Ia tidak ingin melihat tubuh basah Naya yang akan membuatnya lupa diri.

"Naya!!"

Baru saja Naya dan Rendi mulai bekerja, suara Lyly, adik perempuan Rendi terdengar. Seiring dengan suara ketukan pintu. "Cepat buka!"

Rendi mengangguk. Meminta Naya membuka pintu tersebut dan ia segera kembali ke balik mesin cuci.

"Ya, Kak?" sahut Naya, seraya mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.

"Ini dress punyaku. Pakailah! Aira ingin berfoto denganmu." Menyerahkan sebuah dress kepada Naya.

Naya mengangguk. Segera keluar untuk mengambil dress tersebut dari tangan Lily. Tapi,

"Eits, kamu disana saja. Ganti disana saja; Kata ibu bajumu basah sedangkan di luar banyak orang. Sana masuk dan ganti bajumu. Aku tunggu disini jangan pakai lama!" bentak Lily. Melemparkan dress merah muda dari tangannya sebelum Naya keluar.

"Ta-tapi …"

"Jangan banyak bicara. Buruan!!" sergah Lyly, mendorong Naya masuk dan menutup pintu. "Lima menit!" sambungnya.

Naya membeku. Ia melirik Rendi yang sama terkejutnya dengan Naya. Bagaimana mungkin Naya bisa mengganti pakaiannya, sedangkan ada Rendi disana?

Bantu komen, ya. Aku mau lihat ada yang baca apa tidak.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Berkah Fijdal
Cahyo thor
goodnovel comment avatar
Gusyanti Lie
smangat ya thor
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Simpanan Ayah Mertua   Eks 2

    Kakeknya Ratna mengangkat satu tangannya, meminta Ratna dan Doni untuk diam. Menyerahkan semuanya kepada dirinya sebagai bentuk bukti bahwasanya dia mampu dan sanggup menerima Doni sebagai suaminya Ratna dan mengakhiri segala penderitaan yang selama ini telah dirasakannya."Kami memiliki rumah yang tak jauh dari sini. Jika berkenan silahkan mampir untuk bersilaturahmi. Dan asal kamu tahu, cucuku ini tinggal di sini bukan karena rumah ini merupakan tempat satu-satunya yang bisa mereka tinggali. Namun Ratna memilih angkat kaki dari rumah karena aku tidak merestui hubungannya dengan Doni yang lumpuh.Karena besarnya cinta yang dimiliki Ratna dia rela membuangku dan meninggalkan rumah mewahnya hanya membawa beberapa barang serta kendaraan saja untuk mengangkut seluruh keluarganya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena Ratna keras dengan keputusannya dan tidak bisa diganggu gugat sama sekali. Seharusnya sebagai orang yang memiliki tahta yang lebih tinggi daripada kalian akulah yang melaran

  • Simpanan Ayah Mertua   Eks 1

    "Kesempatan kedua, apakah tadi kamu bertemu dengan kakek?" Doni menoleh ke arah Ratna yang kini duduk di sampingnya.Ratna menganggukan kepalanya. "Tepat di depan gang rumah kakek menghadang jalanku dan memohon agar memberitahu di mana kita tinggal. Aku rasa itu hanya bualan kakek semata, aku tidak yakin dia tidak mengetahui di mana kita. Jika kakek sudah sampai di sana itu artinya dia sudah mengetahui kalau di sinilah kita tinggal untuk sementara waktu.""Kenapa kamu tidak mau memberi kesempatan kepada kakek sedangkan dia melakukan ini semua demi kebaikan kamu? Wajar jika kakek ingin memberikan hal yang sempurna padamu dan memintaku menjauh semua semata-mata beliau lakukan pasti karena menyayangi kamu dan tidak ingin kamu susah di masa depan nanti.""Aku tahu itu tapi, rasanya aku belum bisa menerima hal tersebut karena aku tidak pernah menuntut kamu untuk menjaga laki-laki sempurna ketika mendampingiku. Kakek seharusnya mengetahui bahwasanya aku ini sangat mencintaimu jadi sangatlah

  • Simpanan Ayah Mertua   End

    "Hai apa kabar saudara kembarku?" sapa Danis mendekati Doni. Dia tidak tahan tidak mencari tahu siapa sosok dua anak kecil yang kini berada di depan saudara kembarnya itu.Doni yang sedang sibuk memperhatikan kedua anaknya menoleh ke arah pintu masuk. bBetapa dia terkejut mendapati keberadaan Danis di sana. Dia tidak menemukan kata untuk membalas sapaan Danis karena benar-benar tidak menyangka Danis bisa menemukan keberadaannya hanya dalam kurun waktu satu malam saja.Danis semakin mendekat dan berkacak pinggang tepat di samping Doni."Aku tidak perlu bertanya siapa mereka karena dari wajah dan semua yang ada pada mereka sangatlah mirip dengan kita berdua. Aku curiga mereka merupakan anakku bukan anakmu karena …""Jangan coba-coba mengacaukan rumah tanggaku dan Ratna. Karena istriku berbeda dengan Ajeng. Dia tidak mudah melakukan hubungan dengan pria manapun, buktinya hingga detik ini, meskipun aku sudah lama menghilang dia masih sendiri . Mencari keberadaanku, tidak ada sedikitpun n

  • Simpanan Ayah Mertua   Tak harus sempurna

    Ratna bersimpuh di hadapan Doni dan menatap kedua anaknya secara bergantian. "Terkadang bukan hanya kesempurnaan yang merupakan sebuah kebahagiaan melainkan kebersamaan. Apapun kekuranganmu asalkan kita selalu berkumpul bersama rasanya itu bukanlah sebuah masalah dan aku yakin keberadaan kami bisa mendorongmu untuk sembuh. Tidak ada penyakit di dunia ini yang tidak bisa disembuhkan aku yakin Tuhan bisa memberikan itu semua untukmu. Asalkan kita mau berusaha dan berdoa lebih kuat lagi," tuturnya menenangkan hati Doni yang sempat ingin mundur.Memiliki istri yang begitu cantik dan sempurna tentu saja menghadirkan rasa rendah diri di hati Doni, terlebih lagi kedua buah hatinya yang begitu cantik dan tampan, sangat menggemaskan.Doni hanya mengangguk pelan menerima semangat dari sang istri dia berharap Tuhan menjabah doa Ratna agar dia bisa bekerja seperti dulu menafkahi istri dan anak-anaknya."Kamu tahu Mas, diantara barang-barang ini masih ada barang-barangmu. Aku tidak pernah mengusik

  • Simpanan Ayah Mertua   Kuterima kau Apadaya

    Risa juga tidak mengenal siapa sosok Ajeng yang dipertanyakan Danis kepadanya. Sebagai orang yang belum pernah bertemu dengan Ajeng tentu saja Danis mempercayai segala perkataan Risa, dia juga tidak mungkin mengatakan bahwasanya Ajeng itu merupakan selingkuhan Yandi yang baru sehingga dia menyerah dan berhenti mencari keberadaan istri dari adiknya tersebut padahal dia sudah sangat merindukan sang buah hati.Meskipun kini Danis sudah menikah dengan asisten rumah tangganya sendiri dan sudah memiliki buah hati yang baru tetap saja dia masih membutuhkan Rafki. Dia masih merindukan sosok anak yang lebih dahulu dia miliki bersama Ajeng, meskipun Rafki terlahir karena hubungan di luar nikah tetap saja Rafki itu merupakan darah dagingnya sendiri."Jadi sekarang kamu ingin menuntut balasan atas semua yang Mama berikan kepadamu? Kamu menuntut kasih sayang begitu?" Ibunya Doni tertawa. "Kalau memang itu yang kamu inginkan tolong kembalikan segala fasilitas yang telah kamu nikmati selama ini, tol

  • Simpanan Ayah Mertua   Keputusan Ratna

    "Kamu yakin dengan ini semua?" Doni menahan pergelangan tangan Ratna, mencegah istrinya itu untuk turun dari mobil. Meskipun Ratna sudah kokoh dengan pendiriannya, tapi tetap saja Doni merasa rendah diri. Takut sang kakek malah berpikir bahwasanya dia berusaha kembali mendekat dan meracuni pikiran Ratna agar bisa menampung hidupnya yang kini tak lagi sempurna.Ratna menarik kedua sudut bibirnya, menganggukan kepala. Hatinya telah mantap untuk melangkah, membawa Doni menuju masa depan yang lebih baik. Dia tidak peduli dengan siapapun nantinya. Entah itu sang kakek atau bahkan semua orang di dunia ini mencegah mereka untuk menjadi pasangan suami istri kembali..Ratna tidak peduli karena di matanya Doni merupakan satu-satunya tumpuan hidup untuk mendampinginya dalam membesarkan kedua buah hati mereka."Aku tidak akan pernah peduli lagi dengan mereka semua. Sama seperti mereka yang tidak peduli dengan perasaan kita. Jadi kamu tidak perlu khawatir, Mas. Semuanya akan baik-baik saja dan per

  • Simpanan Ayah Mertua   Tiada yang Mengerti

    Egois. Begitulah penilaian Ratna terhadap keluarganya maupun keluarga Doni. Jadi untuk apa lagi mereka memiliki keluarga jika seperti itu kenyataannya. Sumpah demi apapun, Ratna tidak bisa memaafkan sang kakek..Ini kali kedua menorehkan luka di hatinya hanya karena Doni tidak bisa berjalan. Sang kakek mengatakan bahwasanya sampai detik ini belum memiliki informasi apapun tentang keberadaan Doni. Nyatanya sang kakek sudah meminta Doni untuk menjauhinya dan tidak mencoba untuk mencari keberadaannya lagi. Seperti inikah cara manusia berpikir? Sang kakek meminta Doni menjauh karena dia sudah lumpuh. Kedua orang tua Doni memintanya menjauh karena merasa dia hanyalah seorang gadis desa yang tidak memiliki apa-apa, sungguh kenyataan yang begitu miris tapi, begitulah adanya."Sekarang aku ingin bertanya kepadamu, Mas. Apa yang akan kamu lakukan dan apa yang harus aku lakukan untuk rumah tangga kita? Jika meminta berpisah maaf aku tidak bisa," tutur Ratna pada Doni yang tengah memeluk Alya. G

  • Simpanan Ayah Mertua   Ini Papi

    "Tidak, ini tadi Mami kelilipan nyamuk makanya seperti ini.""Ooo." bibir mungil Alya membulat sempurna, dia juga menganggukan kepalanya hingga rambutnya yang sedang berdiri, di kepang dua ikut bergerak.Ratna mengusap pipi Alya. "Kamu benar-benar anak yang manis dan perhatian," ucapnya memaksakan senyuman agar Alya tak khawatir padanya. "Kamu persis seperti ayahmu. Pria yang begitu baik dan lembut. Tuhan bolehkah aku menuntutMu sekarang, mempertemukan kami dengannya?" sambung Ratna dalam hati.Tujuan mereka datang ke lapangan bola tersebut untuk melihat wahana permainan tapi, nyatanya malah membuat kedua buah hatinya merasa iri melihat anak-anak yang lain didampingi kedua orang tuanya. Ingin rasanya Ratna berteriak menuntut keadilan untuk dirinya dan kedua buah hatinya agar mereka juga bisa merasakan kebahagiaan yang begitu sempurna."Mami mau itu!" seru Bima tanpa menunggu Ratna terlebih dahulu, dia langsung berlari menuju ke arah penjual mainan. Bocah laki-laki tersebut sangat tert

  • Simpanan Ayah Mertua   Mami Menangis?

    “Itu tuduhan!” Bantah Yandi, meskipun benar apa yang istrinya itu katakan tapi, dia tidak ingin mengakui secara jujur bahwasanya tuduhan yang diajukan Risa merupakan sebuah kenyataan.“Percuma kamu mengatakan patahan seperti itu tapi, di mataku kamu itu sudah menghianati pernikahan kita. Sakit, namun karena aku dulu juga menyakiti hati Ratna jadi aku anggap ini semua sebagai karma atas perbuatanku di masa lalu.”Risa melanjutkan langkahnya menuju kamar, jika perdebatan dengan Yandi diteruskan yang ada dia akan bersedih lagi gara-gara merasa bersalah kembali atas dosa yang dia lakukan di masa lalu.Jujur saja saat ini dia menyesal merebut Yandi dari Ratna. Andai saja hari itu dia mendengarkan hati kecilnya untuk berhenti dan tidak melanjutkan hubungan dengan suami orang, Risa yakin ini tidak akan pernha terjadi padanya.Dulu Risa tidak takut hal ini terjadi ,tapi sekarang dia sangat ingin memutar waktu dan tidak mau memulai hubungan apapun dengan Yandi.***Yandi hanya bisa menembus ke

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status