Home / Romansa / Simpanan CEO Beristri / Bab 86 Perang Dingin

Share

Bab 86 Perang Dingin

Author: Miss Nonce
last update Last Updated: 2025-03-07 13:47:29

Melihat putrinya yang tertidur dengan nyenyak, Elise jadi melamun. Kenapa putrinya harus hidup seperti ini. Memiliki anak, tapi dengan pria yang sudah menikah. Walau dia tahu Naka adalah pria baik yang mau bertanggungjawab, tetap saja ada rasa tidak rela melihat hidup sang putri satu-satunya seperti ini.

Beruntung, bagi Elise, Ivanka sosok yang baik. Mungkin karena penyakitnya, bisa dibayangkan jika Ivanka sehat. Pasti rumah megah ini hanya akan di isi pertengkaran karena merebutkan satu pria. Jika hal itu terjadi, Elise bersumpah akan membawa anaknya pergi dari sini.

*

*

Naka berjalan gelisah di lorong rumah yang sunyi, hatinya dipenuhi kekhawatiran. Lampu kamar tidur mereka yang masih terang tak menunjukkan tanda-tanda kehadiran Lika.

“Lika,” panggilnya tadi di kamar. Dia mencari ke kamar mandi, balkon. Sepi, tidak ada istrinya di kamar mereka.

Pria itu mencoba menenangkan diri, namun ketakutannya semakin menjadi saat ia membayangkan segala kemungkinan terburuk.

Dengan langkah yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 154 Berdama Dengan Masa Lalu (END)

    Belinda berdiri di depan pintu kamar rumah sakit dengan tangan gemetar, napasnya terengah saat menekan bel. Matanya sembab, menahan air mata yang ingin tumpah. Begitu pintu terbuka, dia melihat sosok Iren yang duduk lemah di kursi roda, wajahnya pucat dan matanya memancarkan amarah sekaligus duka.Iren sudah dibawa pulang Galen ke apartemen. Meski tidak suka, tapi Galen memaksa. Iren sedang hamil anaknya, akan sangat tidak bertanggung jawab Galen jika membiarkan Iren di kota lain.Belinda mengumpulkan keberanian, suaranya bergetar, “Kak Iren,” Panggil Belinda.Galen menghela napasnya, dia sudah melarang Belinda datang. Namun adiknya ini memaksa, kini Belinda berdiri di ambang pintu ditemani Gala, kembarannya."Maafin aku, Kak. Sungguh aku nggak sengaja... karena ulah aku, Kakak kehilangan ayah Kakak."Iren menatap tajam, dadanya naik turun seiring napas beratnya. "Nggak sengaja? Kamu yang nyetir, Bel. Bukan Galen. Kenapa dia harus ngaku segala hal yang kamu lakukan? Aku merasa dikhiana

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 153 Bertemu Istri Kembali

    Galen berdiri terpaku di depan ranjang rumah sakit, matanya membelalak melihat Iren yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan mata sembab. Istrinya sudah dapat ia temukan, betapa senang hati Galen melihat Iren.Dengan jantung berdetak kencang Galen masuk semakin dalam, Iren sedang memejamkan matanya. Vera yang melihat pria asing yang ia Yakini itu suami Iren lalu mempersilakan masuk.“Aku tunggu diluar,” kata Vera pelan. Galen mengangguk, seraya mengucapkan terima kasihnya.Diluar sendiri Vera bertemu dengan Naka dan Lika, orang tua Galen.Di dalam, Galen mendekat ke ranjang sang istri. "Sayang," suaranya bergetar, penuh campur aduk antara cemas dan penyesalan.Iren yang sudah bangun merasa mendengar suara suaminya. Dia pun menoleh, matanya yang basah menatap tajam, terkejut sekaligus bingung saat melihat suaminya di sana."Ngapain kamu kesini?" suara Iren lirih, namun penuh penolakan yang keras. Tubuhnya mencoba menarik diri, tapi Galen melangkah lebih dekat, menundukkan kepala seo

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 152 Akhirnya Ada Kabar Darimu..

    Iren duduk di sudut kamar yang remang, tubuhnya menggigil meski udara tak terlalu dingin. Perutnya mulai terasa bergejolak, namun wajahnya pucat pasi, dahi berkerut karena mual yang tak kunjung reda.Setiap kali berdiri, kepala berputar begitu hebat hingga ia harus cepat-cepat duduk lagi. Nafasnya tersengal-sengal, dan tangan yang gemetar tak mampu meraih segelas air di meja. Vera menatapnya dengan penuh kekhawatiran.“Ke dokter ya, Iren. Jangan dibiarkan terus-terusan seperti ini,” ucap Vera lembut, namun tegas.Iren menggeleng pelan, mata berkaca-kaca. “Nggak usah, Ver.”“Kamu kan lagi hamil,” ujar Vera khawatir.“Iya katanya orang hamil memang begini. Mual dan pusing.”“Tapi mereka konsul ke dokter kandungan. Kamu kan nggak Ren.” Vera makin khawatir karena wajah Iren yang pucat.“Ren, aku khawatir banget nih,” kata Vera yang tidak bisa menutupi kekhawatirannya. “Kita telepon suami kamu ya, Ren-““Ver, please,” desis Iren memohon untuk jangan membahasnya lagi.Vera berdecak, dia jug

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 151 Masih Berusaha Mencari

    Iren mengusap pelipisnya yang mulai berdenyut, perutnya mulai terasa tidak enak. Belum lagi mual dan ia coba tahan karena sedang bekerja. Sumpah demi apapun yang Iren ingin lakukan adalah merebahkan diri, bersantai saja dirumah.Kehamilannya membuat langkah Iren semakin berat di antara meja-meja yang penuh pelanggan. Aroma bumbu dan asap gorengan menusuk hidungnya, membuat rasa mual semakin menghantui. Vera yang melihat wajah Iren yang pucat langsung merangkul bahunya, "Istirahat sana, aku yang gantikan kamu dulu." Suara Vera penuh perhatian, tapi Iren hanya bisa mengangguk lemah sambil melangkah ke sudut restoran. Karena tidak tahan ia menurut saja, lagipula Iren takut mengacaukan pekerjaan yang lain.Namun, di sana Iren tak menemukan ketenangan. Ayu, rekan kerja yang lebih senior berdiri tak jauh, melontarkan suara pedas tanpa ampun, "Enak banget, anak baru kerja kok istirahat terus! Makan gaji buta, ya?" Tatapannya tajam, seolah ingin menekan Iren lebih dalam.Iren menunduk, mencob

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 150 Kamu Di mana Sayang?

    Galen berjalan gontai menuju apartemennya, dia membawa banyak cemilan, termasuk cokelat, es krim, bahkan sampai bunga. Galen berharap Iren bisa memaafkannya. Mungkin tak akan mudah, tetapi setidaknya ini bisa mengurangi kemarahan Iren padanya.Saat pintu apartemen dibuka, semua tampak normal saja. Apartemennya memang selalu rapi, walaupun sibuk dengan urusan kampus, tetapi Iren cukup pandai membersihkan rumah. "Baby!" panggil Galen."Iren Sayang!" panggil Galen lagi saat tak mendapatkan jawaban dari istrinya.Perasaan Galen mulai merasa aneh, saat apartemennya ternyata hening tanpa aktivitas Iren seperti biasanya. Setidaknya selalu terdengar musik atau suara film yang diputar Iren, tetapi kali ini apartemen itu benar-benar sepi.Galen langsung berlari ke kamar dan benar saja Iren tidak ada di sana. Galen mencari Iren ke balkon, ke taman belakang, dan ke semua penjuru apartemen, tetapi sialnya dia tak menemukan istrinya di sana."Astaga, Iren kamu di mana?" tanya Galen dengan panik.Ga

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 149 Mengakui Semuanya

    Rasanya begitu sesak saat mengetahui kebenaran yang selama ini disembunyikan rapat, Lika melirik Naka, menunjukkan bagaimana kekecewaannya pada kedua anak mereka yang ternyata selama ini membohonginya.Lika mengusap wajahnya, dia berjalan mondar-mandir dengan pikiran yang kacau. "Maksud kamu apa Galen, Belinda, kalian sengaja membohongi Mami sama Papi?" ujar Lika."Bukan gitu Mami, a-aku hanya ingin melindungi Belinda. Aku tahu dia salah, tapi—""Tapi apa? Kamu pikir dengan menjadikan kamu sebagai pelaku semua masalah menjadi selesai? Kamu bahkan harus menikahi Iren yang bahkan seharusnya bukan tanggungjawab kamu!" tegas Lika yang mulai marah dengan kenyataan ini.Galen tengah bicara dengan Belinda dan tidak sengaja Lika mendengar itu. Naka juga kebetulan berjalan di belakang istrinya, membuatnya juga tahu kebenaran yang sebenarnya.Mau tak mau Galen pun membuka semuanya, bukan untuk meminta pembelaan tapi dukungan dari keluarganya.Naka hanya menutup mata saat Lika marah besar pada a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status