/ Romansa / Simpanan CEO Beristri / Bab 85 Sakit Hati Lika

공유

Bab 85 Sakit Hati Lika

작가: Miss Nonce
last update 최신 업데이트: 2025-03-06 18:09:44

Lika hendak menghampiri kamar Ivanka, merasa dia juga perlu menenangkan istri pertama suaminya itu. Pasti Ivanak sedih sekali, mengetahui kedatangan keluarganya hanya untuk satu tujuan, harta.

Ketika sudah sampai, Lika tidak langsung masuk karena keduanya sedang membahas perusahaan. Dia diam menunggu, jika waktunya tepat Lika akan masuk ke dalam.

Namun betapa terkejutnya dia mendengar sebuah pengakuan yang berbeda dari sang suami.

“Aku tidak akan pernah menceraikanmu!”

Deg!

Jika bagi Ivanka kalimat itu menenangkan, tidak bagi Lika yang merasa kecewa. Dia tidak mau Naka menceraikan Ivanka, karena kondisinya. Tapi dia juga tidak mau selalu menjadi yang kedua, dengan sebutan perebut suami orang. Posisi Lika salah, dia tahu itu. Namun sang suami selalu menegaskan padanya, jika dia hanya mencintai Lika dan menyayangi Ivanka, layaknya seorang adik. Bahkan merencanakan untu berpisah dengan Ivanka, meski Lika menahannya.

Tapi apa ini yang dia saksikan sendiri. Keduanya bagaikana pasangan suam
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 139 Istri Rahasia Galen

    Belinda menekan tombol panggilan dengan tangan yang gemetar, jantungnya berdegup kencang saat menunggu sambungan telepon dari Galen, kakaknya. Suara Galen yang tenang terdengar di ujung sana, "Halo Bel” sapa Galen lembut.“Kak.. ba- bagaimana, apa pria itu selamat?" tanyanya, suara Belinda tercekat, Hening,Hanya terdengar tarikan napas Galen yang panjang."Tidak, dia... dia meninggal, Gal."Deg,Galen menarik napas dalam, rasa kasihan kepada adiknya membuatnya berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan Belinda, "Tenanglah, aku sudah mengurus semuanya," ucapnya dengan suara yang berusaha tetap stabil.Belinda menghela napas lega, meski perasaan bersalah masih menghantui, Me-mengurus bagaimana.. Lalu aku, kak?” tanyanya lirih sekali.“Semua sudah aku urus, Belinda. Lupakan itu semua, dan fokus pada kuliahmu,” kata Galen."Tolong jangan beritahu mami dan papi," pintanya dengan suara yang hampir tidak terdengar."Tenang, aku tidak akan mengatakan apapun," janji Galen.Dia sangat menyayang

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 138 Tiba-tiba Sah

    Jangan tinggalin Iren, Yah.Hiks..Tidak sanggup menahan air matanya, Iren menangis sesenggukan di depan tubuh lemah sang ayah.Di ruang perawatan rumah sakit, dengan bau antiseptik menyengat, ayah Iren berbicara dengan suara serak, "Iren, dia akan bertanggung jawab padamu. Ayah tidak minta apa-apa, hanya dia jaga kamu,” ucap Prakoso lirih, Iren terus menggeleng. Kenapa ayahnya menitipkan dia pada pria yang tidak dikenal.“Saya akan menjaga putri bapak, saya janji.” Galen pun memberikan penegasan dalam ucapannya.Prakoso mengangguk, tersenyum tipis sekali. “Ren, menikahlah dengannya..”“Galen Pak,” potong Galen, karena Prakoso lupa Namanya.“Ya, Galen.” Prakoso menarik napas, lemah.“Yah, jangan titipkan aku sama orang yang tidak dikenal,” iba Iren.“Maka menikahlah dengannya. Itu amanat terakhirku." Irena yang selama ini hidup mandiri dan bebas memilih, merasa terpojok dengan permintaan terakhir ayahnya yang tidak masuk akal ini.Hatinya berontak, namun melihat ayahnya yang terbaring

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 137 Melindungi Sang Adik

    Mata Irena Ingga memerah, napasnya tersengal-sengal saat ia menerobos masuk ke ruang gawat darurat rumah sakit tempat ayahnya dirawat. Dengan nada suara yang terguncang, ia bertanya pada perawat yang lewat, "Dimana ayahku?" tanyanya kemudian menjelaskan jika sang ayah adalah korban kecelakaan mobil.Dengan cepat, ia diantar ke sebuah ruangan di mana sosok ayahnya, Prakoso, terbaring lemah dengan berbagai alat medis terpasang di tubuhnya.“Ayah..” Panggil Iren sapaan akrabnya.Saat mendekati tempat tidur ayahnya, Iren melihat seorang pria muda berdiri di sisi lain. Matanya memancarkan amarah saat ia bertanya dengan suara yang keras, “Kamu siapa?” tanyanya heran.Galena yang berada di sana, langsung paham jika ini adalah putri dari pria yang ditabrak sang adik, Belinda.“Saya Galen,” jawab Galen pelan.Iren belum sempat bertanya lagi, karena sang ayah bergumam tidak jelas. “Yah..”Hiks,Iren menangis, sedih sekali melihat cinta pertamanya terbujur lemah seperti ini. Apa yang terjadi sam

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 136 Kecerobohan Belinda

    Hahaha..“Windi hentikan hahaha..”Di tengah keceriaan yang menggebu di dalam mobil baru berwarna silver yang mengkilap, terdengar suara tawa Belinda dan Windi yang terhenti tiba-tiba saat sebuah dentuman keras mengguncang. Belinda, yang sedang mengemudi, membeku dengan tangan masih tergenggam erat pada kemudi. Wajahnya yang semula berseri-seri kini pucat pasi.Brak..Cittttt..Arkhhhhh..“Argh, itu apa?’ teriak Belinda saat mobilnya menghantam sesuatu hingga menimbulkan suara yang keras, dan rem dia tekan dengan kuat.“Oh my god, apa itu Bel?” pekik Windi teman Belinda yang duduk di bangku penumpang depan.“Oh Tuhan..” pekiknya, jantungnya berdetak sangat hebat. Belinda sungguh syok dengan kejadian tiba-tiba yang baru saja ia alami.“Shit Bel, kita menabrak seseorang,” teriak Windi menunjuk ke arah depan. Di luar, jalanan yang biasanya lengang kini dipenuhi dengan suara klakson dan teriakan.Kepanikan tergambar jelas di wajah Belinda saat dia melihat pria tua yang tergeletak tak berg

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 135 Ketika Anak-anak Sudah Besar

    Anulika hanya bisa geleng kepala, saat sang suami memenuhi keinginan absurd sang putri, Belinda. Bagaimana tidak, putrinya minta pindah sekolah hanya karena tidak suka makanan di kantin, yang katanya semua tidak ada rasa.“Sudah sayang, tidak apa. Mungkin Belinda ada yang tidak nyaman di sana, dan tidak mau bercerita pada kita,” ucap Naka mengelus punggung sang istri.Naka memandangi wajah Belinda yang cemberut, matanya memelas meminta restu untuk pindah sekolah. "Papi, aku betul-betul tidak suka makanannya di sana," keluh Belinda dengan nada yang hampir menangis.Lika yang sejak tadi memperhatikan, merapatkan bibirnya, tanda ketidaksetujuannya semakin mendalam. "Mas, kita harus ajarkan dia untuk bertahan dan beradaptasi, bukan malah memanjakannya," ucap Lika, suaranya mencoba keras untuk tetap tenang meski jelas terlihat frustrasi.Namun, Naka hanya mengelus kepala Belinda, matanya penuh dengan kasih sayang. "Baiklah, kita cari sekolah yang cocok untukmu," janjinya lembut, membuat Be

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 134 Si Bontot Kelemahan Papi Naka

    5 tahun kemudian ..Srekkkk..Prang..Dukk..Segala bunyi aneh mulai terdengar silih berganti di kediaman Anulika dan Bayanaka Rasyid Gasendra. Siapa lagi biang keladinya kalau bukan si bontot Belinda Charlene Gasendra.Si bungsu sudah berusia lima tahun, kerjanya hanya memporak porandakan rumah saja. Nanti ketika sang mami berteriak kencang, baru dia mau berhenti.Bunyi sayatan dari sofa kulit terdengar, Belinda asik menusukkan gunting yang bekas digunakan sang kakak, Galen. Hingga pecahan gelas karena dia tidak kencang memegang gelas atau ia yang terjedot tembok. Anehnya, dia tidak akan menangis. Tapi kalau maminya sudah marah, Belinda akan menangis sesenggukan. “Sayangggg,” pekik Naka saat pulang dari kantor melihat kelakuan sang anak.Belinda yang melihat papinya pulang langsung melompat kesenangan, “Papi papi,” panggilnya, menodongkan tangan minta digendong.Naka menghela napas melihat anaknya bermain dengan gunting. “Tidka boleh main ini berbahaya.” Naka mengatakan dengan lembu

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 133 Welcome Baby Girl

    Naka langsung mengambar sebuah tas besar yang berisi perlengkapan bayi mereka dan Lika. Sepekan setelah dokter mengatakan Lika akan melahirkan, mereka memang mempersipakan semuanya.Lika memegang perutnya, merasa nyeri akan kontraksi yang datang silih berganti. “Mas,” rintih Lika mengejan.“Tahan Yang, jangan di sini.” Naka panik dengan Lika yang kelihatan mengejan.Si kembar yang kebingungan menangis, pelayan pun menenangkan mereka.“Jaga anak-anak,” perintahnya pada pelayan, namun Gala dan Galen menangis histeris melihat mami mereka kesakitan.“Papi itutttt,” teriak mereka.Ah bala bantuan dari kakek nenek tidak datang, saat dibutuhkan. Naka yang tidak tega pun akhirnya menyuruh pelayan membawa mereka di mobil yang berbeda. Lika sudah tidak bisa mengurusi, rasa sakit mengalahkan segalanya.“Kamu nggak nyetir sendiri, mas?” tanya Lika keheranan, karena ada supir di dalam.“Aku nggak kuat, Yang. Supir saja sudah,” lirih Naka, Lika mau tertawa tapi tertahan karena rasa sakitnya.**Me

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 132 Ketuban Pecah

    Anulika terus memandang takjub akan kamar bayi perempuan yang sedang dikandungnya. Bagaimana tidak, kamar bayi dulu bekas kamar si kembar disulap sang suami sangat girly sekali.Kamar yang telah Naka siapkan untuk sang bayi perempuan memancarkan kesan lembut dan hangat. Dinding-dindingnya dicat dengan warna krim yang terang, memberikan kesan lapang dan bersih. Di sudut ruangan, terdapat tempat tidur bayi yang dilengkapi dengan kelambu tipis berwarna putih, menambah nuansa mimpian dan perlindungan.Di sekeliling kamar, terpajang beberapa pernak-pernik berwarna pink yang menambah keceriaan. Sebuah mobile dengan boneka kecil berbentuk bintang dan bulan menggantung di atas tempat tidur, siap menemani tidur sang bayi dengan lembutnya irama yang ditiupkan angin. Lantai kayu berwarna terang dipilih untuk kesan hangat dan alami, dan di atasnya terhampar karpet lembut dengan pola geometris sederhana yang nyaman untuk kaki kecil yang mungkin akan belajar merangkak di sana.“Bagus banget, mas.”

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 131 Godaan Istri Nakal

    Lika berjalan dengan penuh semangat menuju kantor suaminya, hatinya berbunga-bunga membayangkan kejutan yang akan dia berikan kepada Naka. Bawaannya rindu terus sama sang suami tercinta.Lika ini jarang ke kantor Naka, padahal masih banyak teman-teman lama. Sudah jadi Nyonya besar dia, jadi menunggu suami pulang saja ke rumah.Ceklek,Dengan penuh keyakinan, dia membuka pintu ruangan suaminya sambil berseru lembut, "Papi sayang." Lika menyapa dengan mendayu lembut. Bara tidak ada di mejanya, pasti sedang mewakili suami di luar kantor.Deg,“Sayang,” sahut Naka membalas dengan raut terkehutnya.Namun, kegembiraannya seketika memudar saat melihat Naka sedang serius memimpin rapat dengan beberapa karyawan. Ruangan yang tadinya penuh dengan suara diskusi mendadak hening, semua mata memandangnya dengan tatapan terkejut.“Ehh, lagi rapat ya.” Lika meringis, malu sekali. Dia sudah menanyakan suaminya ada di kantor tidak, Naka menjawab ada. Memang ada, tapi sedang memimpin rapat.Lika merasa

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status