Share

23. Mari bermain, Mas!

Tangan Mas Dika meraih sepotong ayam goreng dengan garpu dan meletakkannya di atas piring Ammar. Bocah lelaki itu girang dengan wajah yang berbinar. Senyum bahagia tergambar jelas di wajahnya. Bukan karena ayam goreng, tapi karena ajakan sang Papa yang mengajaknya jalan-jalan.

"Liburan? Tumben?" batinku. Pasalnya tak biasanya suamiku berinisiatif mengajak aku dan anaknya jalan lebih dulu.

"Hore ... kita akan liburan ke mana, Pa?" sorak bocah lelakiku.

"Ammar maunya kemana?" tanya balik Mas Dika. Membuat putraku berpikir sejenak. Mas Dika tampak mengusap kepala putranya dengan lembut. Membuat hatiku kembali bimbang melihatnya. Kedekatan antara Ayah dan anak itu membuat aku semakin ragu untuk mengambil keputusan.

Aku hanya duduk memperhatikan perbincangan di antara mereka. Mataku sesekali melirik ke arah Mas Dika, curiga. Beginilah rasanya jika kepercayaan sudah di nodai. Bawaannya curiga saja.

"Bagaimana kalau ke pantai, Pa? Sudah lama kita nggak jalan ke pantai. Aku ingin main pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status