Setelah kenyang makan dan pergi dari hotel itu, David menoleh ke belakang dan melihat Prisca beserta beberapa pegawai lainnya sedang membungkukkan tubuh kepadanya. Tiba-tiba David jadi merasa dunia ini begitu indah.Siapa itu Sarah? Kalau David mau, sekarang juga dia bisa membangun kerajaan dengan ribuan selir untuknya. Lantas, berikutnya apa lagi yang harus David lakukan? Tentu saja membeli rumah.Dari awal David sudah muak dengan kondisi asrama kampusnya. Empat orang sempit-sempitan dalam satu kamar, tapi sekarang hanya tinggal berdua karena dua lainnya sudah tinggal di luar bersama pacar mereka. Dulu David juga sempat berpikir untuk tinggal berdua dengan Sarah di luar, tapi Sarah tidak pernah setuju dengan usul itu. Hati David kembali terasa pedih mengingat Sarah tidur dengan Joel beberapa hari yang lalu.“Sial, kalau tahu dari awal, harusnya aku paksa saja Sarah. Sekarang dia malah jadi tidur bareng si Joel,” umpat David dalam hati.Seketika itu tiba-tiba ponsel bekas David yang su
Ketika baru saja memasuki unit tersebut, David langsung dibuat terkejut oleh apa yang ada di depan matanya. Tak heran unit ini disebut penthouse, interiornya memang sangat mewah.David mendekati jendela model picture window yang membentang tinggi sepanjang 3 meter dan lebar 10 meter untuk melihat pemandangan dari atas.“Pak David, ini unit terbaik kamu. Kaca yang dipasang di picture window ini dibuat dari kaca anti peluru, ketebalan kacanya mencapai 10 cm. Tingkat transparansinya juga bagus jadi tidak akan memengaruhi cahaya matahari yang masuk. Harga kaca ini sendiri sudah mencapai 20 miliar. Selain itu, ada juga lampu gantung yang diimport dari luar negeri, dan bisa diganti warnanya.“Di sini dapurnya.”“Ini kamar tidur utama.”“Ini ruang kerja.”“Yang ini wine cellar.”“Ini kamar mandinya.”“Ini ruang tamu.”“Yang ini ruang entertainment.”Setelah itu, mereka berdua turun ke lantai 28.“Di sini juga ada kolam renang indoor. Airnya rutin dibersihkan setiap pagi, dan airnya juga kami
David membuka TokTok setelah dia bosan scroll IG. Inilah yang suka dia lakukan di kala senggang. Dia langsung masuk ke live streaming streamer favoritnya yang bernama Kepingan Salju.Kepingan Salju ini adalah salah satu streamer yang sudah lama David ikuti. Kira-kira sudah satu tahun lebih sejak Kepingan Salju pertama kali memulai streaming. Bisa dibilang David merupakan fans pertamanya, sejak dia baru memiliki beberapa followers hingga sekarang yang sudah punya lebih dari 50.000 followers. Sesi live-nya juga dulu hanya beberapa orang, mentok di belasan orang, dan hingga kini sudah ada ratusan orang yang menonton secara langsung. Meski begitu, David tidak pernah sekali pun mengirimkan hadiah untuknya. David hanya suka mendengar suaranya ketika sedang menyanyi.Sebenarnya, Kepingan Salju bisa melakukan lebih banyak lagi untuk para pengikutnya, tapi dia hanya menyanyi tanpa menampilkan wajahnya langsung. Streamer seperti ini tentunya akan sangat sulit mencuri perhatian para pemain besar
Elena tidak bisa tidur walau sudah berbaring di asramanya. Ketiga teman sekamarnya malam ini sedang pergi kencan buta dengan mahasiswa sekampus. Elena beralasan sedang tidak enak badan agar tidak perlu ikut pergi. Sebenarnya dia tidak begitu suka menghadiri acara seperti itu karena kondisi keluarganya tidak sama dengan ketiga temannya. Demi menyekolahkan Elena di universitas, keluarganya sampai harus menguras semua harta yang tersisa. Elena hanya pernah satu kali menghadiri kencan semacam itu karena dia tidak ada alasan untuk menolak.Sekarang Elena benar-benar bersyukur dia tidak ikut pergi, atau dia pastinya akan melewatkan kesempatan mendapat rezeki dari Korek Api. Bahkan streamer besar yang sudah terkenal dan punya banyak followers pun jarang-jarang bisa mendapatkan keberuntungan seperti ini, apalagi Elena yang hanya streamer kecil. Sebelum sesi live streaming-nya berakhir saja, Elena sudah dihubungi oleh agensi yang berniat menaunginya, berharap tindakan yang mereka ambil ini dapa
David membawa Prisca ke sebuah showroom mobil Porsche. Seorang pegawai yang cantik jelita langsung menyambut kedatangan mereka berdua. Melihat David dan Prisca datang membawa Mercy G-Class, ditambah lagi dengan penampilan David yang mencerminkan anak orang kaya, dia pun bertanya dengan ramah, “Ada yang bisa saya bantu? Bapak Ibu mau lihat-lihat mobilnya?”“Iya!” jawab David.“Cari yang model apa?”“Porsche 911 ada?”“Ada.”“Aku mau lihat dulu mobilnya.”“Baik, silakan ikut saya.”Pegawai itu pun membawa mereka berdua ke sebuah mobil Porsche 911 yang sedang dipajang di sana.“Sekarang kami punya dua unit di sini. Satu warna hitam, satu lagi warna merah. Bapak mau yang warna apa?”“Aku mau yang merah. Langsung bikin kwitansinya.”“Eh? Bapak nggak mau lihat-lihat dulu?”“Bukannya ini sudah lihat sekarang? Yang merah lumayan bagus warnanya.”Pegawai itu sudah cukup lama bekerja di sini, tapi ini pertama kalinya dia bertemu dengan pelanggan yang langsung beli hanya dengan melihat penampilan
“Kamu mau tinggal bareng aku? Rumah ini juga kegedean kalau ditinggali sendiri. Kalau kamu tinggal di sini, kamu bisa hemat biaya sewa rumah.”David sendiri juga tidak tahu mengapa dia berkata seperti itu. Dia baru kenal dengan Prisca selama dua hari. Kalau tiba-tiba mengajak dia untuk tinggal bersama pasti akan terasa canggung. Namun berhubung dia sudah terlanjur mengatakannya, dalam hati dia sangat menantikan apa jawaban dari Prisca. David tidak sadar betapa rendah dirinya saat dia masih bersama dengan Sarah. Dia selalu saja mendengar apa yang Sarah katakan dan jarang sekali mendapatkan hak untuk berpendapat. Akan tetapi, semuanya akan jauh berbeda ketika David tinggal bersama Prisca. Apa pun yang Prisca katakan, pada akhirnya tetap David yang mengambil keputusan.Yang namanya lelaki, siapa yang tidak ingin berkuasa atas wanitanya? David merasa nyaman karena Prisca selalu mendengarkan apa yang dia katakan, dan tanpa sadar itu membuat David ingin tinggal bersamanya.“Tapi … apa nggak
Saat itu, di ruang presiden direktur di lantai 33 … general manager Golden Hotel yang bernama Kenny sedang berhadapan dengan seorang pria yang usianya sekitar 30-an tahun.Pria tersebut duduk di singgasananya dengan pose setengah terbaring, dan kedua kaki bersandar di meja kerjanya yang lebar. Pria ini adalah presiden direktur Golden Hotel, Yoga Warsito. Dia juga merupakan pemegang saham terbesar hotel ini.“Kenny, akhir-akhir ini ada apa saja di hotel?” tanya Yoga.Yoga kebetulan sedang ada urusan di Provinsi Jina, jadi dia sekalian kemari untuk memeriksa keadaan. Kedatangannya ini sangat tidak terduga, karena biasanya dia hanya datang setahun sekali dua kali.“Lapor, Pak Yoga. Semuanya lancar-lancar saja. Jumlah traffic penghuni yang masuk juga stabil dan terus meningkat, kenaikannya sekitar 20% dibanding tahun lalu,” jawab Kenny.“Bagus juga kerjamu, Kenny. Bonus akhir tahun nanti aku naikin dua kali lipat. Bonus semua karyawan di sini juga aku naikin 50%.”“Terima kasih banyak, Pak
Saat itu, David sedang menikmati hidangan kelas dunianya. Semua makanan ini tidak mungkin bisa dia dapatkan dulu, meski dalam mimpi sekalipun, tapi sekarang dia bisa memakannya sampai puas.Ketika David sedang asyik makan, tiba-tiba pintu ruang makannya terbuka. David kira yang datang adalah Prisca, makanya dia pun bilang, “Prisca, ayo makan bareng.”Akan tetapi, yang masuk pertama ternyata adalah seorang pria berusia 30-an tahun, sedangkan Prisca berada di paling belakang. Di depan Prisca juga ada satu orang lagi yang usianya sekitar 40-an tahun. Di antara ketiga orang yang masuk itu, satu-satunya orang yang David kenali hanyalah Prisca. Namun anehnya, wajah Prisca terlihat sedikit murung dengan mata memerah. Melihat itu, David kurang lebih bisa menebak apa yang telah terjadi padanya.“Selamat siang, Pak David. Saya Yoga, presiden direktur hotel ini. Maaf, apa Pak David puas dengan pelayanan dan makanan di restoran ini? Apabila butuh sesuatu, silakan katakan saja, kami akan memenuhiny