Share

Pembunuh Sebenarnya

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-20 20:12:33
Jason berhenti melangkah ketika suara Widya memanggilnya—keras, tajam, seperti cambuk yang disengaja diarahkan ke punggungnya.

Ia menoleh. “Ada apa lagi?” tanyanya datar.

Nada suaranya membuat Amanda refleks menatap Jason. Ada sesuatu yang berubah. Raut lembut dan penuh kesabaran yang biasa dimiliki Jason kini hilang. Digantikan sorot mata yang dingin, tajam seperti seseorang yang baru saja mengingat sesuatu yang seharusnya terkubur.

Widya mendekat dengan wajah mengeras. “Apa maksud perkataanmu barusan?”

Amanda buru-buru maju setengah langkah, mencoba meredakan ketegangan yang terasa menusuk di udara. “Ibu, sudahlah… Jason tidak sengaja bicara begitu.”

“Diam kamu!” bentak Widya tanpa ragu. “Sudah bawa gembel masuk ke rumah—bikin sial saja! Tunggu sampai ayahmu pulang, hukuman berat akan kamu terima!”

Amanda terpaku. Suara ibunya kali ini bukan hanya marah, tapi penuh kebencian yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

Jason mengangkat dagunya sedikit. “Keluarga Salim menjilat keluarga Wi
Zhu Phi

Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab ini merupakan bab utama kemarin ya... terima kasih.

| 13
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Jamuan Makan Malam Kerajaan

    Jam pasir raksasa di sudut lorong berputar perlahan ketika Jason kembali dari ruang persiapan. Ia mengenakan pakaian formal sederhana yang disiapkan pelayan—jubah hitam beraksen perak, kerah tinggi khas tabib istana, dan ikat pinggang bersulam lambang Aryaloka.Namun tak peduli seberapa bagus bajunya…Jason tetap merasa seperti kambing yang dijemput untuk diserahkan ke singa.Karina berjalan di sampingnya, wajahnya masam seperti baru saja memakan lemon paling asam di dunia.“Aku ingatkan,” katanya sambil melirik tajam, “kau tidak boleh terlalu tersenyum pada Aurora.”Jason mengerjap. “Aku bahkan tidak berencana tersenyum.”“Bagus.”Karina menepuk dadanya—keras.“Kau tetap Jason yang kukenal.”Jenderal Alexander di depan mereka hanya menghela napas dalam.“Berhentilah,” gumamnya tanpa menoleh. “Ratu akan marah jika kalian ribut saat jamuan berlangsung. Oh ya Jason, ingat… jangan tersinggung kalau para bangsawan mengujimu. Mereka suka mengukur setiap kata.”Jason mengangguk, meski perut

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Keputusan Ratu Safira

    Ratu Safira melangkah turun dari singgasananya.Bukan langkah angkuh—tetapi langkah seorang penguasa yang tahu bahwa setiap gerakannya mampu menentukan hidup dan mati ribuan orang. Gaun ungu berbahan sutra naga menyapu lantai marmer, mengeluarkan suara lembut seperti desir angin malam.Jason menelan ludah.Semakin dekat sang Ratu, semakin kuat tekanan yang menusuk tulang. Seolah udara di sekelilingnya dipadatkan, membuat Jason merasa jiwanya sedang diukur, ditimbang… lalu diputuskan apakah layak atau tidak.Ratu berhenti tepat di depannya.Jarak mereka hanya beberapa langkah.Tangan Safira terangkat, membelai udara di antara mereka—gerakan ringan seperti membaca aura seseorang.“Jason.” Suaranya lembut… tapi berat seperti beban kerajaan itu sendiri.Tatapannya menusuk. Bening, tajam, dan terlalu jernih untuk ditantang.“Kau melakukan perjalanan panjang. Kau terluka. Otakmu pasti kelelahan. Kau bilang melihat kamp besar?” Bibirnya melengkung sedikit. “Empat puluh laporan penjaga perba

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Tidak Sesuai Harapan

    Udara di lorong terdalam istana terasa berbeda—lebih pekat, lebih berat, seolah setiap helai debu menyimpan rahasia yang tidak mau terbongkar. Jason dan Karina berjalan di belakang Jenderal Alexander, mengikuti langkah mantap sang panglima yang bergema di dinding batu hitam. Cahaya obor redup menari liar, membuat bayangan mereka memanjang, menggeliat di lantai.Dan di ujung lorong itu…Dua pintu emas setinggi lima meter berdiri menjulang. Ukirannya berbentuk naga kembar dengan mata permata ungu yang memantulkan cahaya seperti dua makhluk hidup yang siap menelan siapa pun yang lewat.Alexander berhenti tepat di depan pintu itu.“Ratu Safira ada di dalam,” katanya, suaranya rendah namun mantap. “Kalian harus menjelaskan semuanya dengan jelas. Ini menyangkut nasib satu kerajaan.”Jason mengusap keningnya, jantungnya berdetak seperti genderang perang yang dipukul tak beraturan. Karina menggenggam pergelangan tangan Jason begitu kuat hingga ia bisa merasakan dinginnya telapak tangan gadis i

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Menemui Jenderal

    Hari sudah sore menjelang malam saat Jason dan Karina tiba di kediaman Keluarga Wikaya, tapi Jenderal Alexander dan perdana Menteri Nathan tidak ada di tempat.“Kita harus ke istana!” ucap Jason disertai anggukan kepala Karina.Langkah Jason dan Karina membelah hiruk-pikuk Kota Aryaloka. Pasar mulai tutup, pedagang menurunkan tirai, sementara lampu-lampu minyak di sepanjang jalan menyala satu per satu. Namun tidak ada waktu menikmati pemandangan itu—Jason berjalan cepat, hampir berlari, napasnya berat setelah insiden dengan Vardos yang membuat waktunya semakin sempit.Karina menyusul dari belakang. “Jason… pelan sedikit! Kau jalan seperti dikejar hantu!”“Aku memang sedang dikejar sesuatu yang jauh lebih buruk,” jawab Jason tanpa menoleh. “Kalau laporan ini terlambat lima menit saja, Kerajaan Sangkala bisa jatuh sebelum sempat mengangkat pedang untuk melawan.”Karina merinding. Ia sudah melihat mata Jason berkali-kali—namun baru kali ini tatapan itu menunjukkan bahaya sebesar ini.Is

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Kecurangan Vardos

    Vardos berdiri menghadang jalan Jason, kedua tangannya terlipat di depan dada, dagu terangkat seperti seorang bangsawan yang baru menang perang.“Kau menyembuhkan seluruh warga Desa Satyaloka?” Vardos menyeringai, suaranya menampar udara. “Mana buktinya? Setahuku… semua penduduk desa itu sudah mati. Tidak ada satu pun yang hidup.”Nada congkaknya membuat darah Jason mendidih. Ia sudah kelelahan dari perjalanan panjang, dan sekarang orang yang ditemuinya di ibu kota adalah tabib arogan yang selalu mencari celah menjatuhkannya.“Terserah apa yang kau percaya,” kata Jason, suaranya tajam seperti pisau bedah. “Aku tidak punya waktu bermain denganmu, Vardos. Ada urusan yang jauh lebih penting.”Vardos mengangkat satu alis. “Kau sudah kalah taruhan. Pergi dari Aryaloka sekarang juga!”Asher, yang berdiri sedikit di belakang, ikut maju. “Vardos benar. Lebih baik kau pergi, Jason. Atau…”Jason mendengus. “Atau apa, Asher? Kau mau membunuhku?”Ia menatap keduanya bergantian, aura kelelahan ber

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Kembali Ke Ibukota

    Setelah berhari-hari menangani pasien satu demi satu, Jason akhirnya memastikan seluruh warga Desa Satyaloka berada pada jalur kesembuhan. Obat-obatan modern dari Kotak Obat Medis—tablet antibakteri, salep regeneratif, dan cairan steril—telah bekerja seperti keajaiban yang tak pernah dikenal oleh zaman ini.Ia menutup kotak itu perlahan, napasnya melembut.“Pergilah dari sini sementara,” ucap Jason kepada para tetua desa. “Cari desa lain yang jauh dari perbatasan Widyaloka. Jika mereka tahu kalian sembuh… kalian bisa dianggap ancaman.”Warga hanya bisa mengangguk, sebagian dengan mata berkaca-kaca.Jason memandangi mereka terakhir kali sebelum berbalik. Ia harus pulang dengan membawa kabar yang lebih berbahaya daripada penyakit apa pun.Kebetulan ia menemukan kuda yang masih sehat di desa yang bisa mempercepat dirinya kembali ke ibukota.Perjalanan pulang Jason berlangsung tenang—terlalu tenang. Tidak ada pasukan Widyaloka yang mengepung, tidak ada anggota Sekte Iblis Medis yang beru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status