Share

Bab 3

Author: Gubuk Baca
last update Last Updated: 2024-05-26 17:00:02

"Apa yang telah terjadi padamu nak, kenapa bisa begini?", tanya sang ayah yang khawatir akan kondisi sang putra yang di lihatnya masih lemah itu.

Dan tentunya, sang ayah yang juga khawatir akan putranya ini telah mendapatkan perlakuan tak adil (dibulli oleh pihak tertentu) yang membuatnya murka ketika membayangkan perlakuan kurang menyenangkan itu. Tentu saja ia hendak membalas pihak- pihak yang terlibat, namun sayangnya Xuan tidak mengingat peristiwa apa yang telah dialami pemilik tubuh ini hingga mati.

Tinggg..

"Aghhhh, apa ini?", ucap Xuan yang pusing akan sesuatu yang masuk dalam alam kesadarannya. Sesuatu yang terasa mengikat dirinya, namun Xuan tidak tau persis apa itu dan detik itu juga muncul ingatan tentang nama serta indentitas singkat dari Xuan yang ada di Dunia ini.

Ternyata pemuda tersebut juga memiliki nama yang sama dengan dirinya, Ye Cheng Xuan. Ia merupakan seorang pemuda yang berasal dari Sekte Seribu Bintang, Kerajan Xima yang merupakan salah satu Kerajaan Kecil di Dinasti Zufu.

"Tidak mungkin, ini sungguh tidak mungkin", ucap Xuan yang terkejut menyadari dirinya kini berada di dunia kultivasi daratan pendekar.

"Nak ada apa?", tanya sang ibu.

Xuan yang masih bingung dan terkejut pun bangun dari tempat tidurnya, ia melihat sekeliling untuk membuktikan dirinya benar- benar berada di dunia yang menjunjung tinggi sistem bela diri.

"Kenapa aku ada disini? Kenapa? Ini bukan tempat ku, kembali kan aku!", ucap Xuan yang masih tidak terima dengan kenyataan aneh itu.

"Xuan ada apa? Apa yang terjadi?", tanya sang ayah yang mulai khawatir dan tak mengerti maksud dari perkataan anaknya.

"Tidakk, ini tidak mungkin!!", ucap Xuan sambil berlari meningalkan ruangan yang penuh dengan orang- orang yang khawatir akan dirinya.

"Xuan'er"

"Biar aku yang mengikutinya ibu", ucap sang kakak yang merasa aneh dengan sikap sang adik.

"Tabib apa yang terjadi pada putra ku?", tanya sang ayah yang semakin khawatir pada tingkah aneh dari putra bungsunya ini.

"Tampaknya, tuan muda mengalami syok berat Patiarki"

"Ya, lalu apa yang harus dilakukan?"

"Tidak perlu terlalu khawatir Patiarki, biarkan saja sampai tuan muda tenang", ucap sang tabib walau pun ia merasa ada yang jangal namun ia juga tidak tau dan tidak mengerti akan hal apa itu.

"Suamiku, hiks.."

"Tenanglah, semua akan baik- baik saja. Tidak akan kubiarkan sesuatu terjadi padanya", ucap sang ayah yang penuh keyakinan.

Hal seperti ini memang sudah lumrah terjadi di dunia kultivasi, saat orang yang baru melewati maut pasti akan mengalami syok berat. Namun sayangnya sang ayah kali ini keliru, sebab gejala yang dialami Xuan ini berbeda dari pada biasanya.

***

Ditengah kekhawatiran orang tuanya, disisi lain Xuan sibuk mengerutu akan nasibnya yang kini hidup di daratan pendekar. Ia yang dimasa hidupnya tidak pernah berlatih seni beladiri, akankah ia bisa bertahan di tempat yang menjunjung tinggi kultivasi itu? Sungguh pertanyaan demi pertanyaan mulai menghantui Xuan saat ini.

"Kenapa aku bisa disini? Tidak mungkin, apa yang harus aku lakukan sekarang", ucap Xuan yang terus mempertanyakan maksud dari kedatangannya ke dunia ini.

"Xuan, apa yang terjadi padamu?", ucap sang kakak yang mendekatinya setelah memperhatikan adiknya beberapa saat.

Namun Xuan tidak menjawabnya, ia malah duduk di bawah pohon besar nan rindang, duduk dalam lamunan sambil mencerna semua hal yang telah dan akan ia alami selama tinggal disana kelak.

Melihat sang adik yang duduk merana itu, sang kakak yang bernama lengkap Ye Ming Zou ini pun ikutan duduk menemaninya. Ia hanya duduk diam tepat di depan Xuan untuk memperhatikan sang adik sambil terus bertanya- tanya sebenarnya apa yang tengah di pikirkan oleh sang adik yang tadinya terus berteriak 'Tidak, ini tidak mungkin'.

"Jadi nama ku Ye Cheng Xuan?", ucapnya setelah diam beberapa saat.

"Benar", jawab Ming Zou Singkat namun penuh tanda tanya kenapa sang adik bertanya demikian, apakah ia lupa akan siapa dirinya sendiri?

"Dan dunia ini adalah dunia kultivasi?"

"Ya"

"Saat ini aku tinggal di kerajaan Xima dari Dinasti Zufu?"

"Em, begitulah!"

"Aggghhhh, apa- apaan kegilaan ini!!", ucapnya yang tiba- tiba berdiri sambil berteriak.

Hal itu membuat Ming Zou atau biasa di sapa Zou'er terkejut bukan main, apa lagi yang terjadi pada sang adik yang baru bangkit dari kematian!!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 19

    “Sudahlah, sekarang apa yang akan kita lakukan pada mereka?”, tanya Zuo'er yang tidak peka akan hal seperti ini. “Tinggalkan saja, masih beruntung mereka bertemu dengan kita, jika itu orang lain mereka pasti sudah mati!”, ucap Mo Yang. “Tapi, mereka sering menganggu penduduk disini!”, ucap sang gadis yang khawatir jika para preman ini di lepaskan begitu saja maka, mereka pasti akan berulah lagi di kemudian hari. “Tenanglah, mereka semua sudah kehilangan basis kultivasinya, kini mereka hanya manusia fana”, ucap Mo Yang. “Nona, nona!! Akhirnya kami menemukan mu”, ucap seseorang yang muncul tiba-tiba. “Nona ada apa dengan mu, apa kau terluka?”, ucap yang lainnya. Tiga orang yang baru tiba ini tampak begitu akrab dengan sang gadis, bahkan mereka memanggilnya nona. Mungkin mereka adalah bawahan dari sang gadis, namun berdasarkan basis kultivasi mereka yang sudah mencapai tahap Ahli bela diri tapi malah menjadi pengawal sang gadis, tentu Xuan dan rombongannya tau bahwa identitas

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 18

    Pagi Hari “Kalian sudah siap?”, tanya Xuan yang mengunjungi kamar sang kakak. “Ya, kalau begitu mari kita pergi!”, ucap sang kakak yang sejak tadi menunggu Xuan bersama Mo Yang. Mereka pun pergi mencari beast terbang yang akan membawa mereka ke kerajaan Ming. Namun siapa sangka dalam pencarian Beast terbang itu, mereka malah terlibat dengan seorang nona muda, lebih tepatnya Mo Yang lah yang terlibat. Ia yang melihat gadis lemah nan sakit itu di ganggu oleh beberapa orang, barulah ia muncul sebagai pahlawan ke siangan. “Apa yang di lakukan oleh sekelompok anjing gila ini?”, ucap Mo Yang mendekati kerumunan penganggu itu. “Cih, tentu saja mengong-gong di depan gadis kecil”, ucap Zuo’er yang mengikuti secara alami. Xuan sangat terkejut melihat sang kakak yang dinilainya cukup berwibawa ini bisa menjadi orang yang sangat usil, bahkan ia kelihatan sangat cocok dengan Mo Yang saat ini. Yah, mungkin inilah rival sejati, mereka sudah saling memahami satu dengan lainnya hingga mere

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 17

    “Hah, apa- apaan itu. Posisi yang tidak hanya keren namun terlihat hebat begitu, aku juga mau!!” “Hem, jika kau mau, maka rebut lah dari ku. Tentu itu tidak akan mudah, kau bahkan belum memulai apa pun” “Cih, kau tau apa, aku tidak akan kalah darimu. Mulai malam ini, aku akan rajin berkultivasi!!” “Kalau begitu, mari kita bertarung untuk merebutkan posisi pertama kelak!” “Hah, tentu saja! Saat itu terjadi, aku pasti akan mengalahkan mu” “Heh, kau terlalu percaya diri, aku lah yang akan mengalahkan mu jika waktunya sudah tiba”, ucap Xuan sambil berbalik arah dengan kerennya. Percakapan yang dimulai dengan baku hantam itu pun berakhir dengan kerennya, dua bocah yang kini saling berhadapan punggung ini pun di hampiri angin yang berhembus kencang seakan menjadi saksi dari janji yang telah di ucapkan oleh ke duanya. Begitulah cerita dua rival hidup dan mati ini tersebar luas. Karena hl itu pula, pihak keluarga Cheng tidak pernah melarang tuan muda mereka berteman baik dengan

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 16

    Prakk.. Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan tuan muda Cheng, tamparan yang penuh makna antara dua anak laki- laki ini pun membuat pertemanan mereka menjadi erat. “Jadi, maksudmu saat orang- orang menyatakan dirimu iblis maka kau akan mengakuinya? Hah, kau pasti sudah gila!”, ucap Xuan yang kesal atas pernyataan tak masuk akal yang di ucapkan oleh tuan muda Cheng. “Kau tidak berada di posisiku, lalu bagaimana kau tau apa yang aku rasakan, apa yang aku alami?!”, balas sang tuan muda Cheng. “Kau benar, aku tidak di posisimu dan aku tidak merasakan betapa beratnya perjuangan mu. Tapi, apa kau pikir orang- orang akan peduli dengan rasa sakit mu? Cih, jangankan peduli, bahkan mereka tidak tau seberapa keras kau telah berjuang” “Jika kau sudah tau, lalu kenapa kau masih mengatakan itu, hiks.. kau tau apa? Aku_” Brukk.. “Apa yang kau lakukan? Kenapa terus memukul ku!!” “Karena kau memang layak untuk itu!!” “Kau_” Brukk Prakk.. Dua bocah ini pun saling memukuli

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 15

    “Apa mereka sudah pergi?”, ucap sang leluhur yang muncul setelah kepergian Xuan. “Salam leluhur”, sambut orang- orang yang ada disana. “Ya, mereka baru saja pergi ayah. Akan kah mereka baik- baik saja? Aku sangat khawatir”, ucap ayah Xuan yang sangat khawatir dengan tekat anaknya kali ini. “Jangan Khawatir, dia pasti baik- baik saja. Sangat jarang dia bertekat seperti ini dan tentu, sekali bertekad tidak ada yang bisa menghentikannya”, ucap sang kakek yang kini menaruh harapan besar pada Xuan. “Aku harap juga begitu, kini masa depan sekte bergantung pada keberhasilan mereka!”, ucap sang ayah yang baru saja melepaskan kepergian dua putranya untuk melihat dunia luar. Sementara orang- orang di sekte Seribu Bintang sibuk membahas ke perigian Xuan dan Zou’er . Disisi lain, tuan muda Cheng menerima berita dari kepergian Xuan kali ini. Anehnya, ia juga tiba- tiba bersemangat untuk meninggalkan kerajaan dengan alasan bahwa ia tidak mau jika hanya Xuan yang berkembangan dalam perja

  • Sistem Merekrut Murid   Bab 14

    “Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status