Udara pagi terasa begitu dingin. Rintik gerimis menemani pagi penduduk kota. Meski angin beberapa kembali berembus kencang, tetapi hal itu tidak membuat sebagian besar penduduk terus berdiam di rumah. Pada kenyataannya, hidup akan terus berlanjut.Kendaraan-kendaraan berlalu lalang di berbagai jalan. Orang-orang menaiki dan turun dari bus, taksi, dan kereta. Para pedagang bersiap untuk membuka toko dan menyambut pembeli. Beberapa pejalan kaki terlihat memadati trotoar, menyeberang jalan, berjalan di jembatan.Awan hitam terlihat di langit. Kawanan burung terbang berputar-putar, melintasi jalanan yang cukup macet.Sebuah mobil melaju cepat di sebuah jalan, melewati beberapa kendaraan dengan cepat. Mobil itu memasuki sebuah gerbang, menepi di depan lobi. Tiga orang pria berseragam memasuki hotel, berjalan di lorong, berdiri di sebuah ruangan di lantai paling atas.“Mereka sudah tiba,” ujar Gio sembari mengamati penampilannya di cermin. Ia membetulkan letak kaca mata, mengambil tas kecil
Hujan mengguyur deras sejak sore. Angin berembus kencang, menggoyangkan pepohonan ke kiri dan kanan. Meski begitu, lalu lintas tampak sangat macet di beberapa ruas jalan bersamaan dengan waktu pulang para pekerja.Davis berada di kamar selepas pulang dari acara ulang tahun. Ia sempat keluar hanya untuk makan malam dan berbincang beberapa hal.Davis senang Sarah dan Elora tampak bahagia, tetapi di saat yang sama ia semakin penasaran dengan si pengguna sistem.Davis memeriksa dokumen, berolahraga sebentar di kamar. Bersamaan dengan hujan yang mulai reda, ia terlelap di kasur.Eren mengawasi keadaan rumah Davis dari ketinggian. Ia melihat sebuah kubah pelindung dan puluhan robot yang berpatroli.“Aku tidak menduga penjagaannya akan seketat itu. Aku sepertinya tidak akan bisa lagi menyelinap ke rumah Davis.” Eren tersenyum, terbang lebih tinggi. “Jika aku tetap menyelinap masuk, aku pasti akan berhadapan dengan Dylan.”Eren mendengkus kesal. “Aku tidak ingin Edgar ikut campur. Dia terus s
Dennis seketika mendongak, menatap Daisy lekat-lekat. “Apakah kau baru saja mengatakan sesuatu, Daisy? Daisy!”Nyatanya, Daisy masih terbaring di ranjang, menutup mata, tidak menggerakkan satu jari pun. Dokter segera memeriksa keadaannya.Dennis menarik tangan seorang dokter. “Apa yang terjadi pada putriku? Aku mendengar dia menggumamkan sesuatu. Apakah ini tandanya dia akan segera pulih?”“Kami akan berusaha untuk mengobati putri Anda, Tuan,” kata seorang dokter.“Selamatkan putriku. Aku akan memberikan apa pun padamu jika kau bisa menyelamatkannya! Aku tidak ingin kehilangan dia! Aku mohon!”Dennis terpaksa mundur, membiarkan para dokter menangani Daisy. Ia menyeka air mata, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. Ia nyaris terjatuh jika para pengawalnya tidak segera menolongnya. Telinganya berdengung dan pandangannya mulai mengabur sampai akhirnya ia tidak sadarkan diri.Para pengawal segera membaringkan Dennis di ranjang. Seorang dokter memeriksa keadaannya. Dennis terbangun beberapa
“Apa yang sebenarnya kalian lakukan? Kenapa kalian tidak bisa menemukan Dariel!”Daniel berteriak sembari melemparkan benda apa pun di depannya. Para pengawal, termasuk Chris dan Adrian, hanya menunduk tanpa bisa melakukan apa pun. Pasukan sudah mencari Dariel ke mana pun, tetapi mereka sama sekali tidak menemukan petunjuk hingga saat ini.“Dasar brengsek!” Daniel menjatuhkan tubuh ke sofa, menarik-narik rambutnya. Dadanya amat sesak dan kepalanya sangat pening. “Dariel, di mana kau sebenarnya?”Daniel tercenung lama di tengah ruangan yang hening. Kekhawatirannya semakin membesar dari waktu ke waktu. Ia tidak ingin kehilangan Dariel karena hanya Dariel yang ia punya sekarang.Daniel menatap tajam para pengawal di depannya. “Apakah kalian sudah memastikan jika Donald dan pasukannya tidak menculik Dariel?”“Mata-mata kita di pasukan Donald mengatakan kalau Donald dan pasukannya juga tidak mengetahui keberadaan Tuan Dariel hingga sekarang. Mereka masih sibuk untuk mengumpulkan pasukan da
Drake terdiam dengan tatapan terus tertuju pada Sebastian. Ia mendadak mengingat pembicaraannya dengan Davis tempo hari. “Davis sempat bertanya padaku soal luka di tubuh ayah. Aku menganggap Davis sok tahu karena berbicara sembarangan. Akan tetapi, aku justru melihat bekas luka itu di tubuh ayah sekarang.”“Bagaimana mungkin aku tidak mengetahui hal ini?” gumamnya.Sebastian segera memasukkan buku catatan ke lemari. “Aku teledor sehingga lupa mengunci pintu. Umur memang tidak bisa berbohong.”Drake bergegas memasuki kamar. “Ayah, tubuhmu penuh luka. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Apa mungkin Davis menyiksamu, atau para bawahannya?”Sebastian segera memakai baju, memunggungi Drake. “Davis tidak mungkin menyakitiku, begitu pun dengan para bawahannya. Jangan berpikir buruk pada Davis.”“Lalu, bagaimana tubuhmu penuh luka, Ayah? Aku akan segera menghubungi dokter untuk memeriksa keadaanmu.”Sebastian menahan tangan Drake, berbalik perlahan. “Kau tidak perlu melakukannya, Drake. Aku b
“Pengguna sistem berada di sekitarku,” gumam Davis.Davis seketika mengamati keadaan sekitar, memperhatikan satu per satu orang di dekatnya. “Apakah dia adalah orang yang sama dengan orang yang datang ke pertemuan tempo hari, atau dia justru adalah orang baru?”“Jadi, seberapa banyak pengguna sistem di dunia ini? Apakah salah satu dari mereka mendapatkan sistem dari orang tuaku?” gumamnya.“Davis, apa yang terjadi?” tanya Sammy.Davis masih terdiam sembari mengawasi keadaan sekitar. Ia mengabaikan pertanyaan Sammy dan tatapan penuh tanya dari para pengawal lain.“Davis,” panggil Sarah sembari menyentuh tangan pria itu. “Kenapa kau tiba-tiba diam? Aku dan Elora harus segera bertemu dengan temanku sekarang. Aku melihatnya di teras.”“Aku hanya terpesona dengan keindahan taman ini. Baiklah, kita temui temanmu sekarang.”Sebuah notifikasi muncul di layar.[Pengguna sistem tidak terdeteksi][Sistem akan terus mengaktifkan mode keamanan untuk melindungi kemungkinan serangan][Host harus tet