"Kok bisa?" tanya Joya bingung, resort semahal ini bisa kebanjiran gimana caranya. Joya melirik Fajar yang hanya bisa mengangakat bahunya santai.
"Iya, itu Nona tanggul pengumpul air pecah, saya sedang menunggu acc pak Byan. Ternyata pak Byan nggak datang-datang keburu pecah." Danang berkata sambil takut-takut.
"Terus gimana?" tanya Joya bingung.
"Saya mau minta bantuan Pak Fajar."
"Apa?" tanya Fajar sambil turun dari kasurnya. Joya terkesiap melihat betapa liat dan kerasnya badan Fajar. V line milik Fajar membuat Joya membayangkan segala-gala hal erotis.
Fajar dengan santai memeluk Joya dan mengecup bahu Joya. Joya langsung mencoba melepaskan pelukkan Fajar tapi, tenaga F
Xoxo Gallon yang Hobi Kellon
Seharian ini Joya menghabiskan waktunya untuk membereskan segala perlengkapan dan lantai yang basah. Barang-barang milik Joya dan Fajar, Joya angkat dan jemur di luar. Seprai dan selimut Joya lipat sedemikian rupa agar tidak mengenai lantai.Ada seorang pegawai perempuan yang membantunya, bahkan pegawai tersebut membawakan makan siang dan malam untuk dirinya.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Joya sama sekali belum menerima kabar dari Fajar entah kenapa perasaan Joya tidak enak. Di tatapnya makan malan Fajar yang makin mendingin.Tok ... tok ... tokSpontan Joya langsung berlari ke arah pintu kamarnya, saat membuka pintu Joya kaget melihat keadaan Fajar yang kepayahan. Wajah Fajar pias.
Joya terbangun saat merasakan remasan di dadanya, tangan itu mencengkeram dada Joya walau dada Joya masih terbungkus bra cengkeraman itu masih bisa Joya rasakan."Jar!?" seru Joya sambil mengibaskan tangan Fajar dari dadanya."Oh ... udah bangun?""Udahlah, cuman orang gila yang nggak bangun kalau dadanya dicengkeram sebegini kerasnya." Joya langsung beranjak dari tidurnya."Tidur lagi, Joy." Fajar memaksa Joya untuk kembali berbaring, Fajar suka menggerayangi tubuh Joya yang lembut dan wangi bayi."Ogah," ucap Joya sambil menyentuh dahi Fajar untuk mencek suhu tubuhnya. "Kamu udah sehat?"Fajar langsung beringsut dari posisinya kemudian berakting sakit meriang. Melihat itu Jo
"Joya!?" teriak Fajar sambil mencari ke sekeliling air terjun."Joya!?" teriak Fajar lagi sampai urat-uratnya tampak di leher. Kepalanya semaput mencari Joya, ketakutan langsung menyelimuti dirinya. Masalahnya air terjun tersebut tidak terlalu dalam hanya sedadanya saja. Sehingga, membuat Fajar ketakutan Joya terantuk batu di bagian dasar."Joya ... kamu di mana?" jerit Fajar sambil berjalan ke pinggir air terjun kearah ba
Joya tersentak saat mendapati dirinya tertidur di atas tubuh Fajar, dirinya dengan cepat berguling ke kiri. Namun, dengan cepat Fajar menangkapnya lagi dan memidahkan tubuh Joya ke atas tubuhnya."Jar," protes Joya."Diem di badan aku. Mau tidur di batu hah?" tanya Fajar sambil membuka matanya.
Joya mendesah saat merasakan kehangatan dan gelitikan lidah Fajar di bagian putingnya. Joya langsung meremas rambut Fajar sambil terus mendesah dan menengadahkan wajahnya.Lidah Fajar terus menari di payudara Joya, sedangkan tangannya menyelusup ke bagian kewanitaan Joya, menggelitiknya dan menghanyutkan Joya.Jemari Fajar berputar dan menyelusup lebih dalam pada bagian pribadi Joya, Joya menggelinjang dan menjinjitkan kakinya u
Uring-uringan Joya saat mendengar nama Naomi, entah kenapa ia ingin mengobras mulut Fajar saat Fajar menyebutkan nama Naomi. "Naomi terus, terus aja. Ide dari Naomi, hilih ... minta aku gosok pake batu!?" geram Joya sambil mengampo. "Naomi terus, ini Naomi itu Naomi, ih ... nyebelin!?" "Awas aja kalau minta transfusi darah putih sama aku. Sama aku, aku nggak bakal kasih, bodo amat—"
Joya benar-benar di buat berpikir karena perkataan Fajar kemarin. Perkataan Fajar yang mengatakan bahwa jiwanya sekarat membuat Joya tersadar kalau sebenarnya memang benar, jiwanya sekarat. Dirinya sering tersenyum berusaha menutupi kekurangannya. Kadang, Joya tersenyum untuk menutupi suatu kebohongan, ah ... kenapa Joya jadi memikirkan itu semua. "Makan Joy, jangan diliatin aja." Fajar menyuapkan makanan ke mulut Joya.
Fajar merasakan jemari yang menyentuh lehernya, rasanya menggelitik dan membuat dirinya mendamba. "Jar ... Fajar bangun. Aku mau kamu." Suara wanita itu terdengar manja dan mendesah di telinga Fajar. "Joy?" ucap Fajar saat melihat Joya sedang duduk di atasnya, tampak menggairahkan hanya mengenakan bra dan celana dalamnya. "Bangun Jar. Aku mau kamu," bisik Joya sambil mengecupi garis leher Fajar seinci demi seinci. Sedangkan, tangan Joya menyelusup ke boxer miliknya dan menggenggam kejantanan Fajar. "Joy," desah Fajar sambil menutup matanya merasakan kenikmatan sentuhan tangan Joya yang mulai menaikkan dan menurunkan tangannya membuat hasrat Fajar meledak. "Mau, aku mau ... aku udah ngerengek ini. Kamu nggak mau kasih?" tan