Share

BAB 32 Memberitahu Orang Tua Roni

“Sartika, tolong jangan keras kepala! Kalau dibiarkan, Roni bisa membunuh orang!” Teriak Paman Fauzi, masih berusaha membujukku untuk mengambil pisau di tangan Bang Roni. Mereka sungguh tampak kewalahan.

“Lepasin aja Paman. Biarkan apa maunya. Aku nggak yakin dia akan benar-benar mendatangi rumah Riya. Percayalah, Roni itu Cuma menggertak. Dia nggak mungkin berani membunuh orang.” Kataku sambil meninggalkan mereka ke dapur. Tenggorokanku kering, ingin minum.

Benar dugaanku, Bang Roni tak lagi mencak-mencak seperti tadi. Kudengar suasana sudah agak tenang. Dan begitu aku kembali, kulihat Paman Ardi dan Paman Fauzi sudah melonggarkan pegangannya pada Bang Roni. Meski mereka masih tampak waspada.

Aku yang melihatnya hanya bisa menyeringai sambil menggelengkan kepala. Ternyata Bang Roni hanya gertak sambal. Jangankan membunuh, mendatangi Riya ke rumahnya pun tak berani. Laki-laki seperti apa dia?

“Duduk dulu sama-sama Sar. Bicarakan baik-baik dengan kepala dingin.” B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
rmh mrk deketan, iya jg knapa ga ngundang riya skalian? biar jelas
goodnovel comment avatar
for you
harus nya di selesaikan dengan mengundang raya dan serif ga harus bertele tele ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status