Dokter telah menyatakan waktu kematian seorang wanita yang terbaring di ranjang sebuah rumah sakit ternama. Dan penyebab kematian tersebut adalah gagal jantung.
Ia keluar bersama dengan perawat lalu memberi kabar pada keluarga pasien. Tiga wanita dan satu pria yang menunggu di depan ruangan terlihat lemas ketika mendengar kabar dari dokter. Tangis ketiga wanita di sana pecah, sedang sang pria hanya diam membeku. Wajahnya menyiratkan kehilangan yang begitu dalam hingga ia tidak bisa berkata-kata lagi.
"D-dokter." Seorang perawat yang menemani dokter tersebut terlihat pucat ketika keluar dari ruangan gawat darurat.
Dokter yang baru saja hendak meninggalkan ruangan itu segera membalik tubuhnya karena merasa ada sesuatu yang terjadi. Matanya terbuka lebar, ia terkejut karena apa yang ia lihat. Dengan sigap ia segera memeriksa kembali pasiennya. Sebuah keajaiban sedang terjadi. Tanda vital pasiennya yang tadi lenyap kini telah kembali.
"Kau bisa mendengarku, Nyonya?" tanya dokter itu sembari menatap mata sang pasien.
Wanita yang terbaring itu tidak merespon. Ia hanya menatap ke langit-langit kamar tanpa berkedip.
Di mana aku? Wanita itu tiba-tiba kebingungan. Hal yang terakhir ia ingat adalah sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan dirinya.
Rasa sakit menyerang kepalanya. Membuat tangannya refleks bergerak menyentuh tempat yang sakit itu. Matanya membulat tidak percaya.
"Apakah kepalamu sakit, Nyonya?" dokter kembali bertanya.
Dan yang di tanya masih diam. Terjebak dalam kebingungan yang menderanya.
Tangan siapa ini? Ia memperhatikan tangan gempal yang ia ulurkan di depan dadanya. Perlahan ia menggerakan jari tangan itu sesuai dengan perintah otaknya.
Tidak mungkin. Bagaimana bisa ini jariku? Ia menggelengkan kepalanya.
Matanya kini beralih pada kakinya, dan lagi-lagi ia tidak mengenali kaki itu. Tanpa memikirkan apapun lagi, ia turun dari ranjang dan mencari kaca tanpa mempedulikan panggilan dokter juga keempat orang yang terkejut melihatnya masih hidup.
"Apa yang terjadi?" Ia membeku di depan kaca sebuah ruangan yang menampilkan bentuk dirinya saat ini.
"Siapa kau?!" Ia kembali bersuara bingung.
"Starlee." Suara asing itu membuat Starlee menoleh.
Ia melihat ke arah pria yang memanggilnya. "Siapa kau?" tanya Starlee dingin.
Pria yang tak lain adalah suami Starlee itu menatap Starlee heran. Apa yang terjadi dengan istrinya? Kenapa istrinya tidak mengenalinya?
"Dan siapa wanita ini?" Starlee menunjuk dirinya sendiri.
Dokter datang mendekati Starlee dan juga suaminya.
"Dok, apa yang terjadi dengan istri saya?" tanya pria itu bingung.
"Istri?" Starlee mengerutkan keningnya. Istri dari mana? Ia saja belum menikah. Dan lagi, ia tidak mengenali pria yang mengaku sebagai suaminya.
"Kami akan melakukan pemeriksaan. Untuk saat ini silahkan menunggu sampai hasil pemeriksaan keluar." Dokter memberikan jawaban yang tidak memuaskan bagi sang pria.
"Nyonya, mari kembali ke ruangan Anda. Saya akan memeriksa kondisi Anda." Dokter beralih pada Starlee.
Starlee tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Ia yang kebingungan hanya mengikuti perawat yang membimbingnya kembali ke ruangan. Otak Starlee benar-benar kacau. Ia memiliki semua ingatan tentang dirinya, tapi bagaimana bisa tubuhnya berubah begitu jauh. Tidak, bukan berubah, tapi memang bukan tubuhnya.
Sepanjang dokter memeriksanya, Starlee semakin tenggelam dalam kebingungan. Bagaimana bisa ia terjebak dalam tubuh wanita ini? Semakin ia pikirkan, semakin ia sakit kepala karena tidak menemukan jawaban.
Tiba-tiba suara dengingan memenuhi pendengarannya, membuat matanya tertutup karena tidak bisa menahan sakit akibat dengingan itu. Sekelebat bayangan muncul. Cuplikan demi cuplikan yang menampilkan si pemilik tubuh dan beberapa orang lainnya muncul di sana. Starlee mengepalkan tangannya kuat, semakin lama kepalanya semakin sakit karena kilasan-kilasan yang Starlee yakini adalah memori dari pemilik tubuh yang sebenarnya.
Dada Starlee terasa sesak. Air matanya mengalir begitu saja. Bagaimana bisa ada hidup yang begitu menyedihkan seperti yang dialami oleh wanita ini? Sejak muda wanita ini sudah banyak berkorban untuk keluarganya, tetapi yang didapatkan oleh wanita itu adalah cemoohan dan diperlakukan seperti pembantu oleh mertua dan dua adik iparnya. Sedangkan sang suami, ia hanya menutup mata. Tidak peduli meski ia tahu bahwa sang istri ditindas oleh ibu dan adik-adiknya. Bukan hanya tidak peduli, sang suami ternyata lebih buruk dari ibu dan adik-adik iparnya. Suami yang begitu ia cintai ternyata melakukan perselingkuhan dengan seorang wanita yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Bukan hanya itu, suaminya juga menganggap ia adalah aib. Dan yang paling kejam adalah suaminya ternyata dalang dari kematian wanita itu. Suaminya memasukan racun ke dalam kemasan teh herbal yang sering ia konsumsi.
Starlee membuka matanya, ia tidak tahan melihat memori si pemilik tubuh sebelumnya. Ia menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya. Starlee benci air mata, menurutnya buliran bening itu adalah bentuk dari sebuah kelemahan, tetapi karena cerita hidup sang pemilik tubuh sebelumnya yang begitu tragis akhirnya ia menangis juga.
Bagaimana bisa orang-orang yang sudah diperlakukan begitu baik memberikan balasan yang sangat jahat. Pemilik tubuh sebelumnya mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi istri, menantu dan kakak ipar yang baik, tetapi bukannya diberi apresiasi, ia malah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
Mertua yang selalu mencemoohnya. Tidak pernah puas pada apa yang ia lakukan meski ia sudah melakukan yang terbaik. Dan dua adik ipar yang selalu memerintahnya ini itu, layaknya seorang pembantu bukan kakak ipar yang harusnya mereka hormati.
Starlee tidak mengerti kenapa ada wanita yang bisa tahan hidup dalam penderitaan seperti itu. Belum lagi, wanita ini juga mengetahui fakta bahwa suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, tapi tetap memilih diam demi bisa bersama sang suami. Bahkan, diakhir hidupnya wanita itu masih saja melakukan hal yang menurutnya bisa membuat sang suami bahagia.
Starlee juga mencintai seorang pria, tetapi ia tidak sampai segila pemilik tubuh sebelumnya. Ia memiliki seorang tunangan yang tidak menyukainya, tapi ia tidak diam saja. Ia menikmati hidupnya dengan dikelilingi banyak pria. Starlee jelas tak akan meratapi penolakan dari tunangan yang ia cintai, hidupnya terlalu berharga untuk ia sia-siakan. Ya, meskipun pada akhirnya Starlee juga tak akan pernah melepaskan tunangannya. Starlee membiarkan tunangannya bersama wanita manapun, tapi yang perlu diingat, hanya dirinyalah yang akan menjadi istri dari pria yang ia cintai itu.
Sepanjang dokter memeriksa keadaannya, Starlee hanya diam. Ia memikirkan alasan kenapa ia bisa berada dalam tubuh wanita menyedihkan ini dan bukannya berada di neraka.
Dokter selesai memeriksa keadaanya. Dan Starlee baru menyadari ada sesuatu yang penting yang harus ia ketahui.
"Dokter, di mana aku sekarang? Ini hari apa, tanggal berapa, bulan berapa dan tahun berapa?" tanya Starlee dengan wajah serius.
"Anda berada di Royal Hospital. Ini hari Minggu, tanggal 12 Januari tahun 2020," jawab dokter yang menangani Starlee.
"Royal Hospital di pusat kota B?" tanya Starlee lebih memastikan lagi.
"Benar."
Starlee kemudian diam. Tempat dan tanggal tidak berubah. Hanya dirinya saja yang berpindah ke tubuh orang lain.
Sebelumnya Starlee berpikir bahwa hal-hal tidak masuk akal seperti ini hanya ada di sebuah drama atau novel, tetapi sekarang ia mengalami hal yang ia anggap hanya karangan dari orang-orang yang suka berkhayal.
Starlee kini berpikir bahwa Tuhan masih menyayanginya. Meski ia tidak hidup di dalam tubuhnya lagi, ia masih tetap berada di dunia yang sama dengan pria yang ia cintai. Ia masih bisa berfoya-foya dan bersenang-senang. Mungkin kali ini ia akan lebih berhati-hati lagi, ia tidak akan mengkonsumsi alkohol lebih dari dua gelas. Ya, setidaknya ia harus belajar dari kesalahan yang menyebabkan ia kehilangan kehidupannya sendiri.
Tbc
Kaki Arshaka melangkah cepat memasuki kediamannya. Ia baru saja menerima kabar bahwa Starlee terjatuh dari tangga.Wajah Arshaka begitu cemas. Ia meninggalkan pertemuan penting bernilai jutaan dollar karena baginya Starlee jauh lebih penting."Sayang, apa yang terjadi padamu." Arshaka sudah berada di kamar mereka. Ia mendekati Starlee yang duduk di atas ranjang."Aku tidak hati-hati. Saat aku hendak menjemput Sha dan Shi, aku terjatuh dari tangga.""Di mana Kakek?" tanya Arshaka."Menjemput Sha dan Shi.""Ayo ke rumah sakit. Kau harus di periksa.""Tidak, Sayang. Aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat sebentar. Obat pereda nyeri sudah cukup membantuku.""Bagaimana jika ada tulangmu yang patah? Tidak, Starlee, kita harus ke rumah sakit." Arshaka bersiap untuk menggendong Starlee."Sebentar." Starlee menahan Arshaka. Ia mengeluarkan sesuatu dan menunjukannya pada Arshaka.Arshaka tidak bisa berkata-kata. Ia h
Hari ini adalah hari ulang tahun ke-2 pernikahan Arshaka dan Starlee. Mereka berdua merayakannya dengan makan malam berdua di kapal pesiar yang Arshaka hadiahkan untuk Starlee.Kapal itu Arshaka beri nama Starlee, nama sang istri. Tidak hanya mereka saja yang ada di sana, tapi juga keluarga besar Arshaka ditambah Barbara yang ikut ke manapun Starlee pergi.Hanya saja saat ini keluarga besar Arshaka berada di lantai 3 kapal itu, sedang ia dan Starlee berada di lantai 4.Sebelum makan malam dimulai, Arshaka memainkan sebuah lagu untuk Starlee sembari bermain piano. Starlee yang duduk di depan meja bundar dengan berbagai hidangan lezat hanya memandangi suaminya dengan senyuman bahagia.Arshaka yang dahulu Starlee anggap dingin, ternyata begitu romantis dan hangat setelah menikah dengannya. Setiap hari Arshaka tidak absen dalam mengucapkan kata-kata cinta yang menyenangkan di telinga Starlee.Lagu yang Arshaka mainkan selesai. Starlee memberikan tepuk
Satu tahun kemudian...Starlee duduk di bangku santai sembari menikmati secangkir kopi. Di depannya ada Arusha dan Shashi yang tengah bermain dengan Barbara. Keberadaan Barbara benar-benar membantuk Starlee dalam merawat anak-anaknya. Ia bisa sedikit bersantai dan bisa melakukan olahraga untuk mengembalikan berat tubuhnya. Kini penampilannya sudah kembali ke sedia kala. Tidak akan ada yang menyangka bahwa ia telah melahirkan dua bayi dengan tubuhnya yang ideal itu."Hai, Starlee." Alejandro duduk di sebelah Starlee.Starlee meletakan cangkirnya. "Hai, Ale." Ia membalas sapaan Ale. "Merindukan putra-putriku atau wanita yang tengah menjaga mereka?" Starlee menggoda Ale."Menjauh dari istriku, Ale!" Suara bariton datang dari arah belakang Starlee dan Ale.Ale otomatis sedikit bergeser. Ia tahu benar sepupunya sangat protektif terhadap Starlee. Ale tidak menyalahkan Arshaka, ia juga mungkin akan seperti itu ketika Barbara menjadi miliknya.
Di dalam ruang bersalin, Arshaka terus menemani Starlee yang sudah mendekati waktu persalinan. Sudah dua jam mereka ada di ruangan itu, pembukaan Starlee hampir lengkap.Rasa sakit menyapa Starlee tiap menitnya. Wanita itu terkadang menangis karena terlalu sakit. Arshaka menjadi pucat ketika melihat istrinya seperti itu. Ia tidak tahan mendengar ringisan dan tangis Starlee.Sebelumnya Arshaka meminta Starlee untuk melahirkan secara caesar tapi Starlee tidak mau. Istrinya ingin melahirkan secara normal.Dokter masuk memeriksa pembukaan Starlee lagi. "Pembukaan sudah lengkap. " Dokter itu memberitahu setelah memeriksa Starlee.Arshaka masih setia menemani Starlee yang kini sedang mengikuti insturksi dari dokter kandungan. Ia mengejan ketika waktunya tiba, tapi percobaan pertamanya masih belum membuat anaknya lahir.Starlee mengambil napas lagi. Ia mengejan lagi, setelah itu suara tangis terdengar. Anak pertama Starlee dan Arshaka telah lahir, disusul
Kehamilan Starlee sudah memasuki bulan ke dua. Saat ini ia mengalami mual dan muntah yang cukup parah.Arshaka menjadi suami siaga yang selalu bisa Starlee andalkan. Ketika Starlee merasa mual, ia akan segera pergi ke kamar mandi dengan ditemani oleh Arshaka. Pria itu akan memijat bagian punggungnya dengan perasaan kasihan terhadap sang istri."Kau baik-baik saja, Sayang? Apa kita harus pergi ke dokter?" tanya Arshaka.Starlee mengelap bibirnya dengan tisu kemudian menggeleng. "Aku baik-baik saja. Tenang, istrimu ini wanita yang kuat." Starlee tersenyum dengan wajah yang mulai pucat.Ia sudah mengkonsumsi obat pengurang rasa mual, tapi sepertinya obat itu tidak bekerja dengan baik."Kau memuntahkan semua makanan yang baru saja kau makan. Kau yakin baik-baik saja?" Arshaka merasa tidak yakin. Ia membantu Starlee yang hendak keluar dari kamar mandi."Aku bisa makan lagi nanti." Starlee menjawab seadanya. Mengandung memang bukan hal yang mudah.
Arshaka melangkah cepat kala ia mendengar bahwa kakeknya tiba-tiba pingsan. Wajahnya terlihat kalut. Ia takut terjadi hal buruk pada kakeknya.Setelah menikah dengan Starlee, Arshaka memutuskan untuk tinggal di rumah kakeknya. Menemani pria tua itu menemani rasa sepi.Arshaka masuk ke dalam kamar kakeknya. Ia melangkah cepat menghampiri sang kakek yang saat ini sedang menutup mata."Apa yang terjadi pada Kakek?" tanya Arshaka pada Starlee yang berada di ruangan itu. Semua anggota keluarga lainnya juga ada di sana. Membuat Arshaka merasa cemas."Kakek tiba-tiba saja pingsan saat bermain catur denganku." Starlee menjawab pertanyaan Arshaka."Lalu kenapa kalian tidak membawanya ke rumah sakit?" Arshaka melihat ke sekelilingnya."Tadi dokter sudah memeriksa Kakek, dan dia mengatakan Kakek-." Wajah Starlee terlihat sangat sedih. Air matanya kini menetes.Jantung Arshaka seperti ditarik paksa dari tubuhnya. Ia memegangi tangan kakeknya. "Ka
Seperti yang Vivi katakan beberapa hari lalu. Saat ini Arshaka tidak berkedip melihat mempelai wanitanya yang berjalan ditemani oleh Andreas.Senyum tidak pernah lepas dari wajah Starlee. Ia membuat semua orang yang melihatnya merasa jatuh hati. Dan untuk Arshaka, pria itu semakin tergila-gila pada Starlee.Ia sangat beruntung memiliki Starlee di dalam hidupnya. Tuhan benar-benar baik terhadapnya.Andreas mengantar Starlee sampai di depan Arshaka. Pria tua yang merasa tak kalah bahagia dari Arshaka dan Starlee itu meyerahkan tangan Starlee kepada Arshaka."Kau lebih dari sekedar indah, Sayangku." Arshaka menatap Starlee penuh cinta.Ikrar janji suci pernikahan Arshaka dan Starlee selesai dilaksanakan. Keduanya kini sah menjadi suami istri. Arshaka sepenuhnya menjadi milik Starlee. Begitu juga sebaliknya.Selama acara berlangsung, Arshaka tidak berhenti melihat wajah Starlee. Ia terpesona pada sosok bak dewi di sebelahnya.Acara pernik
Arshaka menemani Starlee berbelanja. Ia ditemani Nicole kini menunggu dengan tenang sembari melihat majalah. Sedang Nicole hanya berdiri di sebelah Arshaka.Setiap Starlee keluar dari ruang ganti, Arshaka selalu menggelengkan kepalanya karena Starlee memilih dress terbuka. Seperti saat ini. Starlee mengenakan dress dengan bagian paha yang singkat. Ia mendekat ke arah Starlee, mendorong wanita itu kembali masuk ke ruang ganti.Kemudian Starlee memakai pakaian lain. Arshaka lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Bagian dada yang terlalu terbuka.Pada akhirnya Starlee menyerah dan kesal karena Arshaka selalu menolak pilihannya. Harusnya tadi ia mengajak Vivi saja. Arshaka tidak mengerti fashion, jadi seleranya payah.Melihat wajah kesal Starlee. Arshaka berdiri, ia memilihkan beberapa pakaian yang tidak terbuka dan ia rasa cocok dengan Starlee."Aku tidak suka melihat kau memakai pakaian terbuka. Hanya aku yang boleh melihat tubuhmu." Arshaka menyerahkan
"Tunggu sebentar. Aku mau menerima panggilan." Arshaka melepaskan genggaman tangannya dari Starlee. Pria itu melangkah sedikit menjauh dari keramaian di acara pesta, tapi dari jaraknya ia masih melihat Starlee yang kini berdiri sendirian.Arshaka menyadari banyak mata tertuju pada Starlee, tapi ia cukup yakin tidak akan ada yang berani mengusik wanitanya jika tidak mau berurusan dengannya.Berita tentang pertunangannya dengan sang supermodel yang kini sudah menjadi ranking 3 model dengan bayaran termahal itu sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia.Banyak pria dan wanita patah hati karena pertunangan itu. Arshaka dan Starlee adalah dua orang yang digilai banyak orang.Seperti yang Arshaka katakan, hampir seluruh orang di dalam ruangan pesta itu hanya berani memandangi Starlee tanpa berani mendekati wanita berbalut gaun biru tua itu.Namun, beberapa saat kemudian seorang pria berwajah latin mendekati Starlee."Boleh aku temani?" Pria itu bert