Share

Bab 2

Author: Pieda11
last update Last Updated: 2025-11-22 07:04:07

"Kenapa, kamu mau menolak ajakanku lagi?" tanya Juna saat melihat raut wajah Tiara yang bingung.

"Aku bukan mau menolak tapi sebentar lagi kita mau menikah dan aku ingin—"

"Kalau kamu cinta sama aku, kamu pasti mau melayani aku. Kita saling mencintai, Tiara. Dan kalau kamu hamil, aku akan bertanggung jawab. Aku berjanji." tegas Juna.

"Tapi—"

Juna mundur selangkah, "Okey kalau kamu tidak mau, itu artinya kamu tidak mencintaiku lagi dan aku akan memberitahukan semua yang terjadi kepada ibumu." ancamnya lalu berjalan selangkah menjauh.

"Tunggu, Jun." Tiara menahan langkah kaki pacarnya.

"Jangan beritahukan masalah ini kepada ibuku. Okey, aku mau menuruti permintaanmu, aku mau melayani kamu tapi bukan karena aku bersalah tapi karena aku tidak mau sakit ibuku semakin parah." jawab Tiara pasrah.

"Bagus, sekarang ikut aku. Kita pesan kamar di sini." Juna menarik tangan Tiara menuju resepsionis.

Setelah memesan kamar, Juna dan Tiara kini sudah berdiri di depan pintu kamar hotel.

"Kamu tenang saja, aku akan bertanggung jawab kalau kamu hamil." ucap Juna sembari membuka pintu kamar hotel.

Tiara menundukkan wajahnya, dia berjalan masuk mengikuti Juna.

Juna duduk di tepi ranjang. "Duduklah di pangkuanku." pintanya kepada Tiara.

"Jun, kamu janji mau bertanggung jawab?" tanya Tiara memastikan.

Juna mendengus kesal. "Kita sudah lama menjalin hubungan dan seharusnya kamu tidak perlu meragukan janjiku lagi."

Tiara mengangguk, dia menjatuhkan pantatnya di pangkuan Juna.

"Sayang, aku merindukanmu." Juna memeluk erat tubuh Tiara, kepalanya dia sandarkan di belahan dada yang sangat kenyal dan berisi.

"Juna, aku—"

"Hust, jangan mematahkan gairahku, sayang. Aku melakukan ini karena aku sangat mencintaimu. Aku takut kehilanganmu." Juna perlahan menjatuhkan tubuh Tiara keatas kasur. Tangannya yang nakal berusaha melepas kancing kemeja Tiara.

Tiara menutupi dada nya saat pakaiannya sudah terbuka.

"Juna, kamu bilang, kamu mau bawa aku—"

"Nanti saja. Setelah permainan ini selesai." jawab Juna sembari melepas baju dan celananya dan mereka kini sama-sama polos tanpa menggenakan pakaian.

Juna mulai mencium bibir mungil Tiara yang manis dan merah merona, dia memainkan lidahnya dengan lihai. Kedua tangan nakalnya mulai berkeliaran meraba bagian tubuh Tiara yang lain.

Tiara perlahan mulai terbawa suasana menikmati permainan kekasihnya.

"Aku tahu kamu sangat menyukai permainanku, sayang." gumam Juna saat melihat raut wajah Tiara.

"Jun, kamu adalah orang pertama." gumam Tiara.

Setelah tangan dan bibirnya menjelajahi tubuh Tiara, kini tiba saat Juna menyempurnakan permainannya. Dia memasukkan kejantanannya, tiba-tiba dia melihat darah yang keluar dari bagian bawah Tiara.

"Ada apa, Jun?" tanya Tiara saat melihat pacarnya diam.

"Kamu datang bulan ?" tanya Juna.

"Apa?" Tiara langsung mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan melihat sedikit darah.

'Perasaanku, minggu lalu aku baru saja datang bulan.' gumam Tiara dalam hati.

Di sisi lain.

"Kamu yakin, semalam tidak melakukan apapun dengan wanita itu?" ucap Sindy setelah di dalam mobil.

'Semalam, aku ada di pesta dan aku mabuk. Aku juga meminta Tiara untuk membantuku. Tapi sebelum Tiara membantuku, dia diberikan minuman oleh rekan bisnisku.' gumam Gery dalam hati.

"Gery, kamu dengar aku bicara, kan?" tanya Sindy membuyarkan lamunan Gery.

"Apa jangan-jangan kamu sudah tergoda dengan wanita murahan itu?" tuduh Sindy lagi.

"Aku tidak tergoda." jawab Gery yang berusaha mengingat kejadian semalam.

'Sekarang aku ingat kejadian semalam.' ucapnya lagi dalam hati.

Ke esokkan harinya.

Sebagai sekertaris pribadi yang baik, Tiara selalu berangkat lebih pagi ke kantor. Dia menyiapkan semua jadwal meeting dan laporan untuk atasannya yaitu Gery.

Gery yang baru saja datang ke kantor, melihat Tiara yang sedang fokus membagi beberpa dokumen di meja kerjanya.

"Tiara, kita harus bicara." ucapnya membuat Tiara terkejut.

"Bicara tentang apa, Pak?" tanya Tiara.

"Oh iya, Pak. Saya sudah memisahkan dokumen meeting hari ini dan besok."

"Ikut saya sekarang. Ini masalah kemarin di hotel." tegas Gery membuat Tiara bergegas mengikutinya ke ruangan pribadi.

Setelah sampai di ruangan pribadi, sekali lagi Gery menatap sekertarisnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiara merasa risih saat mendapat Tatapan dari bos nya yang mengintimidasi.

"Maaf, Pak. Saya rasa, tidak ada yang perlu di bicarakan." ucapnya membuka topik cerita.

"Oh," Gery menjatuhkan pantatnya di atas meja. Dia melepas jas kerjanya dan melemparkannya kepada Tiara, sekertarisnya.

"Bagaimana hubunganmu dengan—"

"Kita sudah baikan. Anda tenang saja dan anda tidak perlu merasa bersalah." jawab Tiara.

Gery mengangguk. "Apa kau ingat dengan kejadian itu?"

Tiara berpikir sejenak. "Setahu saya, kita mengikuti pesta tahunan dan saya membantu anda yang sedang mabuk tapi—" Tiara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Saya tidak ingat lagi, Pak." lanjutnya.

"Saya melihat kamu meminum sesuatu sebelum kamu membantu saya." ucap Gery.

"Oh, minuman itu … oh iya, tiba-tiba ada pelayan yang memberikan minuman kepada saya dan dia bilang, kalau minuman itu khusus untuk para sekertaris yang datang dari rekan bisnis anda. Memangnya, ada apa, Pak?" tanya Tiara dengan raut wajah bingungnya.

"Apa tidak terjadi sesuatu setelah saya pergi?" tanya Gery lagi dengan tatapan menyelidik.

'Karena kejadian itu, aku terpaksa memberikan tubuhku untuk Juna, walaupun belum seutuhnya karena tiba-tiba aku datang bulan, tapi rasanya aku ingin marah. Dan karena kejadian di hotel itu, aku terpaksa bohong ke ibu agar ibu tidak berpikir buruk kepadaku.' batin Tiara.

"Ada apa denganmu?" tanya Gery saat melihat perubahan raut wajah Tiara yang bersedih.

"Oh, tidak, Pak." jawab Tiara memaksa bibirnya untuk tersenyum.

"Saya sudah meminta orang untuk mengambil rekaman CCTV di kamar hotel saya." ucap Gery yang mengejutkan Tiara.

"Apa?"

"Rekaman CCTV di kamar hotel?"

"Tapi … sejak kapan anda memasang CCTV di kamar hotel itu?" Tiara sangat terkejut.

Gery menghembuskan napasnya panjang. Dia meminta Tiara untuk mendekat.

Perlahan jemari Gery menari di atas papan keyboard laptopnya.

"Saya juga belum melihat rekaman itu. Jadi, kita lihat sama-sama." ucap Gery dengan mata fokus ke laptopnya.

Video rekaman CCTV mulai di putar oleh Gery. Mereka bisa melihat dengan jelas situasi malam panas itu.

Tiara benar-benar terkejut saat melihat dirinya menggoda Bos nya lebih dulu.

"Pak, itu—"

"Kita lihat sampai selesai!" tegas Gery yang fokus.

Gery mengusap dagu nya pelan. "Semuanya sudah jelas. Malam itu, kamu menggoda saya." tegas Gery sembari menutup laptopnya.

"Tidak, Pak!"

"Saya bersumpah, saya tidak tahu, kenapa saya bisa menggoda anda. Pasti ada sesuatu yang tidak saya tahu." ucap Tiara.

"Semua bukti sudah jelas. Kamu menggoda saya."

"Tapi saya tidak menggoda anda, Pak. Dan anda juga tahu. kalau saya mempunyai pacar." jawab Tiara mengatur emosinya.

"Begini saja, Pak. Anda tidak perlu khawatir, saya berjanji, saya tidak akan meminta pertanggung jawaban atas kejadian malam itu. Dan mulai detik ini juga, saya akan mengundurkan diri sebagai sekertaris anda." lanjutnya kemudian pergi.

Gery menatap kepergian sekertarisnya. Dia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Dia tidak meminta pertanggung jawaban dan memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tapi kalau dia meminta pertanggung jawaban dariku, bagaimana dengan nasib Sindy?" gumamnya.

Di sisi lain.

Tiara memukul ringan kepalanya. "Bodoh, dasar bodoh. Kenapa aku tidak sadar kalau aku menggoda Pak Gery di malam itu. Pantas saja, Juna mengiraku menstruasi ternyata—" Tiara kemudia menggigit ujung kuku nya.

"Aku tidak mungkin minta pertanggung jawaban ke Pak Gery karena ini semua salahku. Tapi bagaimana kalau aku hamil anaknya? Apa aku percepat saja pernikahanku dengan Juna. Jadi, kalau aku hamil anak Pak Gery, Juna tidak akan sadar dan mengira kalau anak ini adalah anaknya. Itu ide yang bagus. Sekarang, aku harus temui Juna." gumam Tiara lalu pergi keluar kantor.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Panas CEO   Bab 4

    Tiara menghentikan langkahnya di depan Gery, 'Mana mungkin aku bilang kalau setelah bermalam dengannya, aku juga mengizinkan Juna untuk menyentuhku.' batin Tiara. "Kau tenang saja. Saya akan memberi uang bulanan dan membebaskanmu untuk melakukan apa saja asalkan tidak membuat nama baik saya hancur di mata umum." ucap Gery. "Saya juga ingin memastikan kalau kamu tidak hamil anak saya." 'Aku memang takut hamil anak Pak Gery, tapi kalau Juna sampai tahu aku menikah dengan Pak Gery, pasti Juna akan menyebarkan fotoku yang bertelanjang ke sosial media nya dan hal itu akan merusak nama baik Pak Gery. Aku harus bagaimana?' batin Tiara kebingungan. "Tidak semua wanita bisa mendapatkan kesempatan emas ini." ucap Gery lagi. Tiara melototkan matanya. 'Dasar bos gila.' batinnya. "Maaf, Pak. Tapi saya yakin, saya tidak akan hamil anak anda dan bukankah anda akan menikah dengan pacar anda?" "Saya bisa menikahi dua wanita sekaligus. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Dan saya bisa membagi wak

  • Skandal Panas CEO   Bab 3

    Tiara menyetir mobilnya ke tempat kerja Juna. Tetapi, tiba-tiba di tengah perjalanan, ibunya menelfon."Iya, ada apa, Bu?" tanya Tiara sembari fokus menyetir."Ibu ada di rumah sakit, Tiara. Penyakit Jantung ibu kambuh." jawab ibunda Tiara di sebrang sana."Apa?""Rumah sakit?""Okeh, aku akan kesana." teriak Tiara lalu memutuskan panggilan telfonnya. Dia memutar balik mobilnya menuju rumah sakit.Di kantor."Dimana Tiara" tanya Gery ke semua karyawannya yang di kumpulkan di lantai satu."Saya melihat sekertaris Tiara pergi terburu-buru." jawab satpam yang berjaga di depan pintu."Kalian semua boleh pergi dan lanjut bekerja." ucap Gery."Sayang!" teriak Sindy yang berlari memeluk Gery."Hari ini, kita jadi pilih gaun pengantin, kan?" tanyanya sembari mencium pipi Gery."Sindy, jaga sikapmu di depan semua karyawanku." pinta Gery yang tak nyaman."Kenapa?""Oh, sekarang kamu malu kalau aku cium-cium kamu?" Sindy menyilangkan tangannya di dada."Apa jangan-jangan wanita murahan yang bern

  • Skandal Panas CEO   Bab 2

    "Kenapa, kamu mau menolak ajakanku lagi?" tanya Juna saat melihat raut wajah Tiara yang bingung."Aku bukan mau menolak tapi sebentar lagi kita mau menikah dan aku ingin—""Kalau kamu cinta sama aku, kamu pasti mau melayani aku. Kita saling mencintai, Tiara. Dan kalau kamu hamil, aku akan bertanggung jawab. Aku berjanji." tegas Juna."Tapi—"Juna mundur selangkah, "Okey kalau kamu tidak mau, itu artinya kamu tidak mencintaiku lagi dan aku akan memberitahukan semua yang terjadi kepada ibumu." ancamnya lalu berjalan selangkah menjauh."Tunggu, Jun." Tiara menahan langkah kaki pacarnya."Jangan beritahukan masalah ini kepada ibuku. Okey, aku mau menuruti permintaanmu, aku mau melayani kamu tapi bukan karena aku bersalah tapi karena aku tidak mau sakit ibuku semakin parah." jawab Tiara pasrah."Bagus, sekarang ikut aku. Kita pesan kamar di sini." Juna menarik tangan Tiara menuju resepsionis.Setelah memesan kamar, Juna dan Tiara kini sudah berdiri di depan pintu kamar hotel."Kamu tenang

  • Skandal Panas CEO   Bab 1

    Tok … Tok …. "Permisi, saya mau mengantar sarapan pagi." Tiara, wanita berusia 25 tahun yang sedang tertidur samar-samar mendengar suara orang. "Siapa sih, berisik banget. Lagi mimpi indah tahu." keluhnya sembari membuka kelopak matanya. "Aaa … siapa kamu!" teriaknya yang terkejut karena melihat wajah pria yang tertidur di hadapannya. Gery, Pria tampan berumur 27 tahun yang merupakan CEO di perusahaan tempat Tiara bekerja. Gery terbangun dari tidurnya saat mendengar suara teriakan dari Tiara. "Ada apa sih!" kesalnya sembari mengucek kedua mata. "Kau pikir, saya tuli." ucapnya lagi. "Pak Gery, kenapa anda bisa di sini?" tanya Tiara lalu tak sengaja melihat Gery yang bertelanjang dada. "Apa?" "Ini kamar saya. Seharusnya, saya yang bertanya kepadamu, kenapa seorang sekertaris sepertimu bisa ada di kamar saya!" jawab Gery yang kesal. "Saya?" "Saya—" Tiara mencoba mengingat kejadian semalam. "Bukankah semalam kita ada di pesta tahunan, Pak? Tapi kenapa tiba-tiba kita ada di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status