Share

135 | Pembagian Kamar

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 11:21:21

Kapal pesiar pribadi itu perlahan meninggalkan pelabuhan Marina Grande, membelah ombak menuju Pulau Capri. Angin laut yang segar menerpa wajah mereka, membawa serta aroma asin khas laut Mediterania. Di sepanjang perjalanan, pemandangan tebing-tebing karst yang menjulang tinggi dengan gua-gua tersembunyi di bawahnya, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.

Kapal mereka tidak langsung menuju dermaga utama di Capri. Sesuai rencana, mereka singgah di beberapa spot menarik yang terkenal di pulau tersebut. Setelah puas berpetualang di laut, kapal mereka akhirnya merapat di dermaga utama Capri.

Dari sana, mereka bergegas menuju tempat yang telah disewa oleh ayah Damien, sebuah vila mewah bernama Villa Aurora. Vila ini terletak di atas bukit, menawarkan pemandangan laut yang spektakuler.

Begitu tiba di depan gerbang Villa Aurora, mereka disambut oleh seorang pria paruh baya yang ramah, yang memperkenalkan diri sebagai penjaga vila. Pria itu membuka gerbang, mempersilakan mereka masuk ke hal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Skandal Panas Presdir Tampan   136 | Terima Kasih Sudah Menungguku

    Tessa, di sisi lain, terlihat sedikit ragu, namun ia tidak mengungkapkan perasaannya secara terbuka.Begitu tiba di depan pintu, Shawn segera meraih gagang pintu dan membukanya. Namun, sebelum ia bisa melangkah masuk, Tessa sudah menarik tangannya yang digenggam oleh Shawn. Gerakan tersebut terjadi begitu cepat, sehingga Shawn terlihat sedikit terkejut.Shawn menatap Tessa, bertanya dengan nada penasaran, "Kenapa?" Ia tidak bisa memahami alasan di balik tindakan Tessa."Kamu pria yang aneh,” jawab Tessa disertai helaan nafas pelan. Setelah itu, ia meraih kopernya dan berbalik, menuju kamar kosong yang lainnya.Shawn, terkejut, "Tessa! Tunggu!" Panggilnya, Ia bergegas menyusul Tessa, meraih lengan Tessa dalam upaya untuk menghentikannya.Wanita cantik itu menoleh, wajahnya datar tanpa ekspresi, seolah tidak terpengaruh oleh reaksi Shawn."Kalau begitu aku yang ikut ke kamarmu," kata Shawn, penuh percaya diri, mengira Tessa mungkin tidak suka kamar yang dia pilih. Namun, jawaban Tessa t

  • Skandal Panas Presdir Tampan   135 | Pembagian Kamar

    Kapal pesiar pribadi itu perlahan meninggalkan pelabuhan Marina Grande, membelah ombak menuju Pulau Capri. Angin laut yang segar menerpa wajah mereka, membawa serta aroma asin khas laut Mediterania. Di sepanjang perjalanan, pemandangan tebing-tebing karst yang menjulang tinggi dengan gua-gua tersembunyi di bawahnya, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.Kapal mereka tidak langsung menuju dermaga utama di Capri. Sesuai rencana, mereka singgah di beberapa spot menarik yang terkenal di pulau tersebut. Setelah puas berpetualang di laut, kapal mereka akhirnya merapat di dermaga utama Capri.Dari sana, mereka bergegas menuju tempat yang telah disewa oleh ayah Damien, sebuah vila mewah bernama Villa Aurora. Vila ini terletak di atas bukit, menawarkan pemandangan laut yang spektakuler.Begitu tiba di depan gerbang Villa Aurora, mereka disambut oleh seorang pria paruh baya yang ramah, yang memperkenalkan diri sebagai penjaga vila. Pria itu membuka gerbang, mempersilakan mereka masuk ke hal

  • Skandal Panas Presdir Tampan   134 | Di Luar Prediksi

    “Da... Dawson,” suara Dona terbata-bata, wajahnya memerah seperti mawar yang ada di tangan pria di depannya.Dawson, dengan penuh harap, berlutut di hadapnya, memegang seikat bunga mawar dan kotak cincin berlian yang berkilau.Kapten kapal yang berdiri di samping mereka mengangkat tangannya, memberi kode kepada salah satu awak kapal. Dalam sekejap, lantunan lagu "My Heart Will Go On" dari Celine Dion mengalun lembut, menciptakan suasana yang semakin romantis.Diatas kapal, Chiara, Tessa, dan Nathalie tersenyum bahagia, menyaksikan momen yang menyentuh itu bersama kapten dan awak kapal.“Jadi, Dona, apakah kamu mau menikah denganku?” ulang Dawson, suaranya bergetar penuh harapan.Dona menoleh ke tiga sahabatnya di atas kapal, yang kompak memberi anggukan kepala cepat sebagai jawaban. Pipinya semakin merona merah , saat ia mengarahkan pandandangannya kembali ke Dawson.Tangannya bergerak, siap menerima bunga dan cincin yang Dawson sodorkan, namun, saat tangannya hanya berjarak beberapa

  • Skandal Panas Presdir Tampan   133 | Menepati Janji

    Embun pagi Napoli masih membasahi rerumputan di pemakaman tua. Kemarin malam, rombongan mereka tiba di kota ini, menginap di salah satu hotel. Dan pagi ini, Damien dan Chiara berpamitan ke sahabat mereka untuk berziarah ke makam kedua orang tua Chiara.Damien melangkah perlahan, menggenggam erat tangan Chiara. Di tangan kirinya, dua ikat bunga krisan putih bergoyang lembut - simbol kenangan dan penghormatan mendalam.Chiara merasakan hembusan angin pagi membelai rambutnya, pandangannya tertunduk, mengikuti bayangan kaki mereka yang bergerak di antara batu nisan. Sampai akhirnya mereka tiba di depan dua batu nisan yang bersebelahan, bertuliskan nama kedua orang tua Chiara."Ayah, Ibu," suara Chiara bergetar, "aku datang mengunjungi kalian," ucapnya dengan senyum getir menghiasi wajahnya."Lihat siapa yang bersamaku - pria yang dulu ayah selalu bela, sampai membuatku cemburu," sambungnya.Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Damien bisa merasakan getaran samar tubuh Chiara, yan

  • Skandal Panas Presdir Tampan   132 | Rencana di balik Rencana

    Setelah meletakkan koper Chiara di hotel, Damien dan Chiara segera menuju rumah sakit. Mereka tiba di kamar rawat Livia dengan senyum yang kompak menghiasi wajah mereka.Suasana kamar penuh kehangatan. Livia dan Luca terlihat ceria, senyum mereka merekah saat berinteraksi dengan orang tua Damien. Begitu menyadari kehadiran Damien dan Chiara, kedua bocah itu langsung berlari kecil menghampiri.Momen paling menyentuh terjadi saat Livia dengan polos memanggil Chiara, dengan sebutan "Mama Chiara!" Terkejut sekaligus bahagia, air mata hampir lolos dari pelupuk mata Chiara.Sejak mengetahui status Livia yang diangkat putri oleh Damien, dia sempat khawatir apakah Livia akan menerima kehadirannya. Dan satu panggilan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Chiara sadar, jika kekhawatirannya itu tidak perlu.Di sisi lain, Bianca tampak lebih banyak diam. Dia berusaha menahan air mata haru. Dona dan Tessa terus mendampingi, memberinya dukungan. Baru saja dia diberitahu bahwa Julian dan Carol ak

  • Skandal Panas Presdir Tampan   131 | Rencana Lamaran

    Pagi menyapa dengan cahaya lembut menembus jendela flat Chiara. Di kamar mandi yang berkabut, Chiara dan Damien berbagi shower setelah tiga ronde panas semalam yang membakar gairah."Ouch!" Chiara memekik pelan, jemarinya menyentuh area pribadinya yang terasa perih. Desisan lembut itu meluncur seperti bisikan halus, yang sontak membuat Damien menoleh secepat kilat.Mata pria itu langsung menyala dengan intensitas yang membara. Desisan sang kekasih bagaikan melodi indah yang membangkitkan gairahnya seketika.Chiara menangkap arti tatapan itu dengan cepat. Ia mendongak, jari telunjuknya berdiri tegak membentuk benteng pertahanan."Sudah cukup!” ucapnya dengan suara yang tegas namun masih terdengar menggemaskan.Damien tidak menyerah, "Sayang... sekali lagi, ya?" rengeknya.Chiara menggeleng pelan, sedikit menahan tawa melihat ekspresi memelas kekasihnya."Kalau tambah sekali lagi cara berjalanku akan semakin aneh. Aku tidak mau menjadi bahan candaan Dona dan yang lain," ujarnya, membaya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status