Home / Romansa / Skandal Panas Presdir Tampan / 32 | Keputusan Yang Berat

Share

32 | Keputusan Yang Berat

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2025-05-03 11:21:19

Keesokan harinya, Damien perlahan membuka matanya, kenangan malam yang penuh gairah bersama Dona masih segar dalam pikirannya. Dia masih dapat merasakan tubuh Dona yang menempel di tubuhnya dan rasa bibir Dona di bibirnya. Dia tersenyum pada dirinya sendiri, sadar jika pertarungan panas seperti semalam dengan Dona mungkin akan terjadi lagi. Dia melirik jam di meja samping tempat tidurnya, menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi.

Damien bangkit dari tempat tidur dan meregangkan badannya dengan malas. Saat berjalan menuju kamar mandi, dia tidak bisa tidak bertanya-tanya bagaimana perasaan Dona pagi ini. Apakah dia menyesali sesuatu yang terjadi semalam? Dia berharap tidak. Membayangkan bertemu dengannya lagi hari ini, meskipun hanya dalam kapasitas profesional, membuat jantungnya berdegup kencang.

Hari ini jadwal Damien bertemu dengan beberapa petinggi perusahaan yang telah menjalin kerjasama dengan Hotel Diamond Rose Itali. Setelah mandi dan berganti pakaian, Damien
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Skandal Panas Presdir Tampan   102 | Permintaan Luca

    Gadis kecil itu tampak terkejut sejenak, sebelum akhirnya tersenyum kecil dan menyambut tangan Luca. “Namaku Livia.”Dengan semangat yang terpancar dari raut wajahnya, Luca berlari cepat menghampiri Damien dan Dokter Morretti. Dona dan Tessa, yang sedang duduk di bangku taman, terliaht bingung saat Luca melintas begitu saja di depan mereka, tanpa sempat menyapa. Penasaran dengan apa yang terjadi, mereka pun bangkit, melangkah menyusul Luca.Sesampainya di dekat Dokter Morretti, Luca langsung meraih tangan dokter itu. Sentuhan tangan kecil Luca yang tiba-tiba membuat Dokter Morretti sedikit terkejut, tetapi ia segera menunduk, melihat wajah serius Luca yang penuh harapan."Luca, ada apa?" tanyanya lembut, sambil mencoba menebak apa yang ingin disampaikan oleh anak laki-laki itu.Dengan mata yang berbinar penuh tekad, Luca menjawab dengan suara kecilnya yang bergetar, “Dokter... tolong Livia. Sembuhkan dia seperti Dokter menyembuhkan aku.”Dokter Morretti tampak terkejut dan sedikit bin

  • Skandal Panas Presdir Tampan   101 | Gadis Kecil

    Di taman rumah sakit yang sejuk dan dipenuhi cahaya matahari, terdengar suara tawa riang Luca yang berlari-lari kecil di antara pepohonan. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya saat ia mengejar kupu-kupu yang terbang rendah.Dona dan Tessa berjalan tak jauh di belakang, mengikuti setiap langkah Luca sambil terus mengawasi. Mereka berdua saling berbicara dengan akrab, sesekali tertawa kecil, mengenang insiden lucu yang melibatkan Chiara beberapa waktu lalu.Di bangku taman yang agak terpisah, Damien duduk bersama Dokter Morretti, wajahnya yang biasanya serius kini tampak penuh rasa lega.“Kondisi Luca sudah sangat baik,” ucap Dokter Morretti dengan nada puas. "Dan menurutku, ia bisa pulang besok."Kabar itu disambut dengan senyum lebar di wajah Damien. Matanya berkaca-kaca penuh kebahagiaan saat menatap Luca yang sedang berlarian tak jauh dari sana. Seolah tidak ada lagi rasa khawatir yang membayangi hatinya, mendengar putra semata wayangnya telah pulih.Saat sedang asyik berlari, per

  • Skandal Panas Presdir Tampan   100 | Pasangan Yang Ramah

    Chiara tersenyum tipis, lalu berkata dengan sopan, “Boleh aku pamit sebentar untuk memasukkan koperku ke dalam flat, Bibi?”Carol mengangguk penuh pengertian, senyum lembutnya tak luntur. “Tentu saja, Nak. Bibi tunggu di sini.”Dengan langkah cepat, Chiara kembali ke flatnya, memasukkan koper yang ia bawa ke dalam kamar dan memastikan pintu terkunci. Kemudian, ia bergegas kembali, menghampiri Carol yang berdiri sabar di depan pintu.“Sudah beres?” tanya Carol saat Chiara kembali menghampirinya.“Iya, Bibi,” jawab Chiara singkat.Carol lalu mempersilakan Chiara masuk ke dalam flatnya. Begitu melangkahkan kaki ke dalam, Chiara terkejut melihat flat yang ternyata memiliki ukuran yang sama dengan flat miliknya, namun sangat berbeda dari segi suasana. Flat Carol dipenuhi perabotan dari brand furniture ternama yang tertata rapi dan indah, menciptakan suasana hangat sekaligus elegan.“Wow, indah sekali ruangan Bibi,” gumam Chiara kagum, matanya tak lepas memandangi interior ruangan yang begi

  • Skandal Panas Presdir Tampan   99 | Tetangga Baru

    Di flatnya yang sederhana, Chiara berdiri di depan lemari, menarik napas dalam-dalam sebelum mulai membuka pintu lemari dan menarik beberapa potong pakaian. Tangannya bergerak cekatan, namun pikirannya mengembara ke momen di rumah sakit tadi —momen memalukan yang membuatnya terus-menerus tersipu.Dengan pipi yang sesekali memanas, ia melipat pakaian satu per satu dan meletakkannya dengan rapi ke dalam koper. Di sebelahnya, tumpukan pakaian milik Luca juga sudah siap untuk disusun.Ruangan flatnya tidak terlalu besar, hanya terdiri dari kamar tidur mungil yang berbatasan langsung dengan ruang tamu kecil. Flat itu terletak tak jauh dari kafe kecil yang dibukanya, tempat yang begitu ia sayangi."Argg! Bagaimana aku harus bersikap saat bertemu mereka lagi!” pekiknya, setengah frustrasi, sembari melempar tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia membenamkan wajahnya ke bantal, berharap bisa menghapus bayangan-bayangan canggung yang terus muncul di pikirannya. Udara di kamarnya terasa lebih hangat

  • Skandal Panas Presdir Tampan   98 | Pertanda Yang Bagus

    Setelah selesai mencuci muka, mandi, dan mengenakan pakaian bersih, Damien melangkah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak lebih segar. Pagi itu terasa hangat dan damai, namun ada sesuatu di dadanya yang berdesir. Tanpa menunggu lebih lama, ia segera berjalan menuju tempat tidur Luca.Damien duduk di tepi ranjang, menatap Luca dengan senyum lembut. Di bawah sorot mata ayahnya yang penuh perhatian, Luca tersenyum balik."Sekarang ceritakan semuanya kepada ayah, Nak," katanya, mencoba menarik perhatian Luca yang kini tampak antusias.Tanpa menunggu lama, Luca pun bercerita tentang pagi tadi, tentang bagaimana ia bangun dari tidur, dan mendapati ibunya, tertidur di samping Damien di sofa. Luca juga menceritakan momen lucu, saat Dona dan Tessa begitu terkejut, saat datang dan mendapati Chiara dalam posisi itu.Senyum Luca semakin cerah begitu menceritakan bagian dimana Ibunya benar-benar panik, dengan wajah merah seperti demam, malaikat kecil itu bahkan tertawa kecil ketika men

  • Skandal Panas Presdir Tampan   97 | Tolong Rahasiakan

    "Ah! Gawat! Bisa jadi masalah kalau Damien tahu!" ucap Chiara, yang langsung mendadak panik.Dia menyikat giginya dengan cepat, lalu segera berkumur dan membersihkan mulutnya sebelum bergegas keluar dari kamar mandi.Ceklek!Begitu pintu kamar mandi terbuka, Chiara melihat Damien yang mulai membuka matanya dan tampak bersiap bangkit dari sofa.Tanpa berpikir panjang, Chiara segera berteriak, “Jangan bergerak!” Ucapannya disertai tatapan tajam, dan tangannya menunjuk ke arah Damien, bak polisi menghentikan penjahat.Dona, Tessa, dan Luca yang berada di ruangan itu langsung terkejut, bahkan Damien sendiri terpaku, menghentikan gerakannya dan mengangkat alis, bingung dengan perilaku Chiara yang tiba-tiba.Damien langsung mengambil kesimpulan, kemarahan Chiara karena tindakannya semalam, memindahkan Chiara dari sofa ke tempat tidur tanpa meminta izin. Hanya alasan itu yang masuk akal baginya.Namun, sebelum Damien sempat berkata apa pun, Chiara segera berjalan menuju tempat tidur kosong d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status