Share

Bab 39 Laki-Laki itu Bima

Sementara itu di kota A, tempat tinggal Bima. Wajah Bima tertekuk, kakinya terasa sangat berat ketika dia teringat harus segera pulang. 

Bunyi ponselnya terdengar lagi hingga lima kali. Ponselnya tidak akan pernah berhenti berdering sebelum Bima mengangkatnya.

Murahan! rutuk Bima dalam hati. Mulutnya selalu mengucapkan seribu macam ucapan tidak baik bila itu berhubungan dengan istrinya.

"Iya, aku pulang. Sekarang apa lagi!" bentak Bima yang terlihat jelas bahwa dia tidak mencintai wanita yang sedang menelponnya itu. "Kamu memang tidak bisa menunggu, ya!"

Namun dengan cepat suara wanita sedang meminta maaf terdengar, "Maaf. Bukan maksud saya mengganggu kamu, tetapi--"

"Tetapi apa!" Kesabaran Bima sudah habis. 

Pasti ini diminta oleh mamanya, karenanya wanita gila itu berani menghubunginya, dengus Bima dalam hati. Hatinya panas melihat wanita yang selalu memberikan tubuhnya kepada laki-laki, dan berhubung nasibnya tidak baik, maka dirinyalah yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status