Share

BAB-123 MEREKA?

Penulis: UMMA LAILA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-07 23:14:19

Raka dan Nayara larut dalam suasana pesta. Ballroom megah itu dipenuhi orang-orang penting, dari pengusaha kelas dunia, investor internasional, hingga para pejabat tinggi. Bahasa asing bersahut-sahutan, denting gelas kristal terdengar di setiap sudut, dan lampu kristal mewah memantulkan cahaya ke gaun dan jas para tamu.

Keramaian itu perlahan mereda ketika sosok Rei Aldebaran naik ke podium. Dengan jas hitamnya yang terpotong rapi, dasi satin emerald yang mencolok, serta sorot mata dingin yang menusuk, ia tampak seperti raja muda di tengah kerajaannya sendiri. Hanya dengan berdiri tegak, suasana ballroom seolah terhisap dalam keheningan.

Rei mengangkat gelas sampanye dengan tangan kanannya.

“Selamat malam,” suaranya dalam, tegas, tak terbantahkan.

“Lima belas tahun. Bukan perjalanan mudah, tapi kita buktikan, Aldebaran berdiri tak tergoyahkan. Dan malam ini, saya hanya ingin berkata satu hal—” Rei menyapu pandangan ke seluruh ruangan, tatapannya membuat beberapa tamu menegakkan bahu m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-124 BAGAS MAHENDRA

    "Bagaimana bisa Selina datang bersama Bagas?" gumam Nayara. Suaranya nyaris tak terdengar, tapi penuh kejutan.Raka yang berdiri di sisinya langsung mengepalkan tangan, meski tangan itu masih menggenggam milik Nayara. Rahangnya mengeras, sorot matanya tajam menancap ke arah pasangan yang baru saja masuk.Nayara menoleh, pandangannya jatuh pada tangan suaminya yang mengepal kuat. Senyum getir tersungging di bibirnya. Ia tahu betul, kemarahan Raka tidak lagi bisa disembunyikan."Temui selingkuhanmu," ucap Nayara pelan tapi penuh penekanan. "Tapi sebelum itu, antar aku pulang dulu. Ingat, nama baik Mahendra yang dipertaruhkan di sini."Kalimat itu terdengar seperti restu, padahal sejatinya adalah peringatan keras—garis tegas yang diguratkan Nayara agar Raka tak sampai menyeret urusan pribadi murahan ke dalam ranah bisnis yang jauh lebih besar.Raka menoleh singkat, mata elangnya dingin membeku. “Baiklah, aku paham,” jawabnya datar. Genggamannya pada tangan Nayara mulai mengendur, tapi so

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-123 MEREKA?

    Raka dan Nayara larut dalam suasana pesta. Ballroom megah itu dipenuhi orang-orang penting, dari pengusaha kelas dunia, investor internasional, hingga para pejabat tinggi. Bahasa asing bersahut-sahutan, denting gelas kristal terdengar di setiap sudut, dan lampu kristal mewah memantulkan cahaya ke gaun dan jas para tamu.Keramaian itu perlahan mereda ketika sosok Rei Aldebaran naik ke podium. Dengan jas hitamnya yang terpotong rapi, dasi satin emerald yang mencolok, serta sorot mata dingin yang menusuk, ia tampak seperti raja muda di tengah kerajaannya sendiri. Hanya dengan berdiri tegak, suasana ballroom seolah terhisap dalam keheningan.Rei mengangkat gelas sampanye dengan tangan kanannya.“Selamat malam,” suaranya dalam, tegas, tak terbantahkan.“Lima belas tahun. Bukan perjalanan mudah, tapi kita buktikan, Aldebaran berdiri tak tergoyahkan. Dan malam ini, saya hanya ingin berkata satu hal—” Rei menyapu pandangan ke seluruh ruangan, tatapannya membuat beberapa tamu menegakkan bahu m

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-122 PESTA

    "Nay, aku tanya baik-baik. Kenapa kamu tidak memakai baju yang aku belikan?" Raka masih berusaha menahan diri agar tetap sabar."Tanya saja sama selingkuhanmu itu," jawab Nayara sinis tanpa menoleh."Selingkuhan? Maksudmu Selina?" Raka mengernyit, tak paham arah pembicaraan istrinya.Nayara justru semakin jengkel. Baginya, kalimat Raka terdengar seperti pengakuan terang-terangan."Memang siapa lagi kalau bukan dia? Atau jangan-jangan kamu punya selingkuhan lain selain Selina?" Nada jijik ikut menyertai kalimatnya."Sudahlah, Ny..." Raka mengusap wajahnya, pusing dengan tuduhan yang berputar-putar. "Jadi, apa yang kali ini dilakukan Selina?" Ia menekankan, lalu memegangi kepalanya yang mulai berdenyut.Nayara mendengus, melempar pandangan keluar jendela. "Lihat saja sendiri di story dia. Jangan tanya-tanya lagi. Kalau punya selingkuhan, ya diurus."Raka yang semakin penasaran akhirnya membuka ponselnya. Ia membuka Instagram Selina, lalu menonton instastory terbaru."Terima kasih sayang

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-121 KAMU NANYA?

    Brima tampak kebingungan, sementara Nayara menghela napas panjang, menatapnya penuh curiga.“Undangan pesta perayaan pendirian perusahaan Aldebaran yang ke-15 tahun,” ujarnya dengan nada menuntut. “Apakah tidak ada undangan untukku?”“Oh, tidak ada, Bu.” Jawaban Brima datar, tanpa ekspresi.Nayara sontak mengerutkan dahi. “Tidak ada? Kamu yakin?”“Iya, Bu. Pihak Aldebaran tidak mengirimkan undangan kepada Adinata Grup.”Kepala Nayara terangkat, sorot matanya penuh kepercayaan diri bercampur sisa harapan. “Kalau atas nama Adinata Grup tidak ada, pasti atas namaku pribadi ada kan? Iya kan?”Brima tetap tenang. “Maaf, tapi tidak ada hal seperti itu, Bu. Saya tidak mungkin menyembunyikan benda yang begitu penting, bukan?”Nada datar itu membuat Nayara meringis, seakan tersenggol harga dirinya. “Ah, baiklah, baiklah. Kamu tidak perlu bersikap sinis seperti itu. Aku kan cuma tanya.” Ia pun kembali menunduk, menyendok bubur ayam ke mulutnya dengan wajah masam.“Terpaksa deh…” gumam Nayara pe

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-120 PAGI YANG MASAM

    Pagi-pagi sekali, wajah Nayara sudah tampak masam. Duduk di ruang kerjanya, dagunya bertumpu di meja, tatapannya kosong, penuh amarah yang ia pendam. Brima, sekretaris sekaligus ajudan setianya, hanya bersikap biasa saja. Perempuan culun dengan kacamata bulat itu memilih tetap profesional—tidak menegur, tidak ikut campur, seolah wajah sang atasan yang muram sudah menjadi bagian dari dekorasi ruangan. Ada banyak alasan yang membuat Nayara begitu cemberut sejak fajar. Pertama, pagi tadi ia bertemu dengan Raka yang sedang asyik sarapan. Hanya satu menit berada di ruangan yang sama sudah cukup membuat darahnya mendidih. Akhirnya, Nayara memilih pergi tanpa makan apa pun. Kini perutnya keroncongan, minta diisi. Kedua, ia kurang tidur. Semalaman pikirannya dipenuhi Rei. Bukan karena rindu—jauh sekali dari itu—melainkan jengkel. Kenapa pria itu sama sekali tidak memberinya undangan pesta ul

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-119 AYO TIDUR BERSAMA

    Begitu sampai di rumah, Nayara tidak banyak bicara. Tumit sepatunya beradu dengan lantai marmer, langkah cepatnya langsung menuju anak tangga. Ia ingin segera masuk ke kamarnya, mengunci pintu, dan menjauh dari Raka.“Nay!” suara Raka memanggil, cukup keras hingga bergema di ruang tengah yang luas itu.Nayara berhenti, lalu membalikkan badan. Tatapannya dingin, penuh tanda tanya seolah berkata: apa lagi yang kamu mau, Raka?“Kita harus membicarakan pesta Aldebaran tiga hari lagi.” Nada suara Raka terdengar menahan amarah, namun tetap berusaha tenang.“Jawabanku sudah jelas, Raka. Jika kamu tetap bersama Selina, maka aku akan datang sendiri. Bukan sebagai istrimu, tetapi sebagai penerus sah Adinata Grup.” Ucapan Nayara meluncur angkuh, setiap katanya seperti cambuk yang mencabik kesabaran Raka.Rahang Raka mengeras. Emosi yang sejak tadi ia tahan di restoran akhirnya pecah. “Kamu selalu begitu, Nayara!” suaranya meninggi.Nayara terperanjat sesaat, lalu ikut terbakar. “Seperti itu apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status