Beranda / Romansa / Skandal sang Nyonya Muda / BAB-51 AKU TIDAK INGAT

Share

BAB-51 AKU TIDAK INGAT

Penulis: UMMA LAILA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 22:08:11

“Apa kamu ingat, Tuan Putri?”

Rei tersenyum tipis, senyuman yang kali ini tampak sedikit sendu. Nayara bisa melihat jelas raut itu.

“SMA? Aku ingat sekilas masa-masa SMA. Jadi kalau bisa, kamu tunjukin aja fotonya, Rei,” jawab Nayara jujur, nada suaranya ringan.

“Kamu nggak ingat?” dahi Rei berkerut.

“Bukan nggak ingat… tapi aku sempat kehilangan sebagian memoriku saat SMA. Gara-gara sakit parah, demam tinggi banget setelah lulus SMA, terus jantungku sempat kambuh. Aku bahkan sampai harus dirawat di Inggris waktu itu.”

“Hmmm.” Rei mengetuk meja dengan ujung telunjuknya pelan.

“Jadi, mana fotonya? Sini. Biar aku bisa pastikan aku ingat atau nggak.” Nayara mulai kesal karena Rei malah diam.

“Aku nggak punya fotonya, Nay. Tapi… aku baru tahu kalau dulu kamu pernah sakit separah itu.” Nada suara Rei kali ini terdengar sedih.

“Ya jelas aja kamu nggak tahu. Kan kita baru kenal, dan aku juga nggak pernah cerita apa-apa ke kamu.” Nayara tertawa kecil, merasa kekhawatiran Rei agak lucu.

“Ehem.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-59 AKU JUGA BISA MAIN CANTIK LOH

    Nayara sudah duduk di meja VIP dan memesan makanan dengan cepat. Tak lama setelah pelayan pergi, pandangannya jatuh pada sepasang manusia yang membuatnya muak: siapa lagi kalau bukan Raka dan Selina."Hmm..." gumamnya pelan, menopang dagu di telapak tangan, matanya tak lepas dari adegan geli di depan sana."Woah..." bibir Nayara menyeringai saat melihat Selina tiba-tiba memegangi kepala.“Bentar lagi juga pasti pura-pura pingsan…” ia menggumam lagi, malas tapi penasaran. Dan benar saja, Selina menjatuhkan diri ke pelukan Raka, seolah tubuhnya tak kuat berdiri.“Ck, drama historical banget. Bangsawan Victoria yang kelamaan nonton sinetron,” Nayara menggeleng-geleng sambil memainkan sendok.Tak lama, pelayan yang tadi melayaninya kembali, kali ini dengan raut ragu dan kertas catatan kecil."Bu… tadi Tuan Mahendra bilang… Ibu bisa pulang naik taksi saja, karena dompet beliau sudah ada pada Ibu. Dan… beliau berpesan supaya Ibu makan yang banyak agar cepat sehat…” suara pelayan bergetar.N

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-58 TIDAK AKAN KALAH

    “Kamu!”Tangan Raka terangkat ke udara.“Apa? Mau mukul aku? Nih, pukul sini!” Nayara maju, mendekatkan wajahnya ke wajah Raka. Matanya tajam, menantang, penuh bara. “Sekalian aja abis ini kita cerai!”Tanpa ragu, Nayara menggenggam pergelangan tangan Raka dan menempelkannya ke pipinya sendiri. Wajahnya pucat, tapi keras.Raka mendengus, menarik tangannya kasar. Jemarinya menyisir rambut acak-acakan, lalu berdiri berkacak pinggang.“Hah~”Nayara membuang muka, melipat tangan di dada, wajah masam.“Kamu lapar, kan? Ayo, keluar. Makan di restoran.” Suara Raka mulai diturunkan, mencoba meredakan ketegangan.“Gak mau!” Nayara melotot. “Ngapain juga kamu sok ngurusin aku? Sana urusin aja gundik kamu yang lagi hamil!” Telunjuk Nayara menghantam dada Raka tanpa ampun.“Cukup, Nay.” Raka menahan pergelangan tangannya. “Aku gak mau ribut di sini. Udah, ayo cari restoran. Lupakan makanan sampah itu.”“Makanan sampah?!” Nayara membentak. “Mulut kamu ringan banget, ya! Itu makanan kesukaan aku! K

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB 57 — RAKA CEMBURU?

    Raka terbaring di atas ranjang, kemeja kantor masih melekat. Kancing atas terbuka, dasi longgar di leher, rambutnya acak-acakan. Wajahnya lelah, tapi pikirannya jauh lebih berat daripada tubuhnya yang penat.“Sial… siapa Bara?” desisnya pelan. Suaranya memecah keheningan kamar sore itu.Ponselnya tiba-tiba berdering. Nama Selina terpampang di layar. Raka menutup mata sebentar, memijit pelipis sebelum mengangkat.“Sayang, kamu di mana?” suara Selina terdengar manja dari seberang.“Aku di rumah Nayara. Sore ini aku di sini dulu,” ucap Raka datar.“Hah? Kok gitu sih? Mau aku ke sana aja? Atau kamu ke sini? Hehe,” goda Selina dengan tawa centilnya.“Sel… jangan main-main,” suara Raka rendah, datar, tapi berisi ancaman halus.“Ih, kamu tuh… gitu aja langsung galak,” rengek Selina, pura-pura manja.Raka menghela nafas dalam. “Aku lagi pusing. Besok aku ke sana. Sekarang nggak bisa.”“Hah? Emang kamu nggak kangen sama anak kita di perut aku ini?” suara Selina mendayu-dayu, dibuat seolah penu

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-56 SIAPA BARA?

    “Mau ke mana?”Suara Selina terdengar pelan tapi tegas dari balik sofa. Tatapannya tajam, matanya mengikuti gerak-gerik Mayunda yang sedang berdiri di depan meja rias, merapikan make-up-nya.Mayunda membubuhkan lipstik merah menyala di bibirnya. Aura menggoda terpancar kuat dari sosok wanita itu, mengenakan blouse fit dengan sedikit belahan di dada dan rok selutut yang pas membalut pinggulnya. Seksi — tapi masih dalam batas wajar. Ia menoleh dengan senyum centil.“Mau ngrayu orang,” jawab Mayunda santai, lalu mengedipkan mata ke arah Selina.Selina menyipitkan mata, mencermati penampilan sahabatnya dari kepala hingga ujung kaki. “Ngrayu orang?” nada suaranya terdengar mencurigakan.“Yoi,” Mayunda tertawa pelan. “Aku mau ketemu Bagas. Tau kan dia ngilang pas aku diculik kemarin? Aku mau minta kompensasi. Kalau cuma penjelasan doang mah percuma, Bagas itu kan licin kayak belut, selalu bisa ngeles.”Mayunda membetulkan antingnya. Senyumnya lebar, tapi matanya menyimpan ketegangan. Selina

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-55 MASUK PERANGKAP?

    Di dalam ruang kerjanya yang modern dan mewah di lantai sepuluh Mahendra Tower, Raka duduk menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam. Jarinya memijat pelipis kanan dan kiri, mencoba meredakan denyut di kepalanya yang sejak tadi terasa menyiksa.“Kenapa sih Selina jadi sensitif banget? Aku kan udah jelasin… Nayara baru pulang dari rumah sakit, ada mertuaku juga. Apa susahnya ngerti situasi sebentar aja?” gumamnya kesal.Ting!Notifikasi WhatsApp masuk. Tanpa perlu mengecek layar, Raka sudah tahu pasti dari siapa.“Huft…” nafasnya terhempas berat.Ia mengambil ponsel di meja, membaliknya, dan benar — nama Selina muncul di layar. Pesan yang kesekian kali hari ini.Tanpa membuka isi pesan, Raka memilih mengunci layar ponsel dan meletakkannya di laci. Dia mencoba fokus kembali ke layar komputer di hadapannya, memeriksa beberapa draft kontrak merger yang sudah menumpuk.Tapi tak sampai dua menit…Ponsel kembali bergetar.Raka mendengus. Dia bahkan tidak perlu melihat nama di layar untuk me

  • Skandal sang Nyonya Muda   BAB-54 RENDAH DIRI DAN IRI YANG MENDARAH DAGING

    Suasana di penthouse mewah Selina sore itu lebih sunyi dari biasanya. Tapi di kamar mandi utama, langkah mondar-mandir terdengar jelas, diselingi suara napas berat.“Gimana ini… gimana ini…” Mayunda menggigit kuku jari telunjuknya, wajahnya pucat, matanya panik. Ponsel di tangan kirinya terus bergetar, notifikasi pesan masuk baru saja muncul.‘Kapan? Waktumu sudah lewat tiga hari. Jangan pikir kamu nggak diawasi.’Pesan dari Bima yang menyamar, orang yang dulu menculik Mayunda.“Sialan…” Mayunda meremas rambutnya. “Gimana aku bisa godain Raka kalau dia aja nggak pernah nongol di sini? Katanya Selina disayang, lah wong bayangannya aja nggak ada.”Ia mengomel sendiri, tubuhnya mondar-mandir di dalam kamar mandi mewah berlampu kekuningan itu. Cermin besar di depannya memantulkan sosok seorang wanita yang mulai depresi.“Atau… jangan-jangan mereka diam-diam ketemuan di luar? Waduh, jangan-jangan di hotel? Ya ampun, bisa tamat aku,” desisnya frustasi. Tangan Mayunda mengacak-acak rambut pa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status