เข้าสู่ระบบSetelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.
Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh. Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini. "Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering. Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim. Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti orang gendut. Namun kepalanya terlihat begitu mengerikan seperti monster pada umumnya. Arya melompat dan berlari di atas tangan salah satu monster raksasa, dia berlari menuju ke arah kepala sang monster. Monster raksasa itu tidak diam saja mengetahui Arya yang sedang berlari di atas tangannya, kemudian monster raksasa tersebut mengibaskan tangannya dengan kencang kearah dinding dungeon. Swooshhh... Dengan cepat Arya melompat agar dia tidak ikut menghantam dinding, tepat setelah Arya melompat, tangan monster raksasa itu menghantam dinding dengan kuat sampai membuat dindingnya retak. Darr!!! Saat Arya masih melayang jatuh di udara, monster raksasa lainnya melayangkan sebuah pukulan ke arah Arya. Swooshh... "Monster bajingan! Tak akan kubiarkan kau melukai Arya!" Ucap Tiara dengan ekspresi marah yang terlihat menakutkan. Tepat sebelum pukulan Monster raksasa itu mengenai Arya, sihir tentakel gelap Tiara menjerat tangan dan badan monster itu sampai membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali. Kemudian Tiara mengepalkan tangannya seolah-olah sedang meremas sesuatu, dan di waktu yang bersamaan. Ikatan sihir tentakel gelap Tiara semakin mengencang hingga membunuh monster raksasa itu dengan sadis, tubuh monster tersebut terpotong-potong menjadi beberapa bagian oleh tentakel gelap Tiara yang meremasnya. Creeett!!!... Darah monster raksasa yang dibunuh Tiara muncrat kemana-mana, bagian-bagian tubuhnya berjatuhan satu persatu. "Terimakasih Tiara!" Ucap Arya lalu kembali melesat maju menyerang monster raksasa yang tersisa. Melihat Arya mendekat dengan kecepatan tinggi, monster raksasa itu tidak tinggal diam. Dia kembali mengangkat tangannya dan memukulkannya ke arah Arya yang sedang melesat di permukaan tanah. Swooshh... Darr!!! Pukulan Monster raksasa menghantam tanah dengan kuat hingga membuat tempat itu bergetar, lalu saat monster raksasa itu kembali berdiri dengan tegak. Tangannya tertinggal di permukaan tanah tempat ia memukul sebelumnya, dan bahunya mengucurkan darah dengan sangat deras. Arya memotong tangan monster raksasa itu dengan satu tebasan cepat saat tangan monster raksasa itu menyerang, kemudian Arya lanjut memotong pergelangan kaki monster raksasa hingga membuatnya terjatuh. Singg... Saat monster raksasa itu bergerak jatuh, Arya dengan cepat melompat dan menendang monster raksasa dari belakang sehingga membuat kecepatan jatuhnya semakin cepat. Darrrr!!!! Monster raksasa jatuh menghantam tanah dengan sangat keras, kemudian energi sihir gelap muncul dari tanah. Tiara menggunakan skill Melahapnya untuk melahap monster raksasa yang baru saja dijatuhkan oleh Arya, energi sihir gelap muncul dari tanah dan mulai melahap tubuh monster raksasa. Setelah energi sihir gelap Tiara selesai melahap bulat-bulat monster raksasa, Tiara kembali menjilat bibirnya seperti seseorang yang baru saja menikmati kudapan nikmat. "Hmm! Rasanya kekuatan ku kembali meningkat!" Ujar Tiara. Masih ada 2 monster raksasa tersisa di depan sana, Arya kembali memasang sikap kuda-kuda berpedang lalu melesat maju dengan cepat. Swooshhh... Di tengah perjalanan, Arya melemparkan satu pedangnya ke arah monster raksasa yang di sebelah kiri. Monster raksasa itu dengan cepat mengangkat tangannya untuk menghalau pedang Arya, namun siapa sangka pedang Arya langsung menembus hancur tangan monster raksasa lalu menusuk kepalanya. Duarrr... Sleebb!!! Monster raksasa itu terdorong mundur beberapa langkah, ternyata monster raksasa belum mati meskipun pedang Arya telah menancap di kepalanya. Mengetahui hal itu Arya langsung melompat tinggi dengan sangat cepat lalu menendang ujung gagang pedangnya dengan kuat sehingga pedangnya yang menancap itu menembus hancur kepala monster raksasa. Duarr!!! Satu monster raksasa lagi telah mati, kini tersisa Monster raksasa yang sedang berdiri ketakutan. Tubuh monster raksasa itu tak bisa berhenti gemetaran saat melihat teman-temannya di bunuh Arya dan Tiara. "Serahkan yang satu ini kepada ku!" Ucap Tiara dengan wajah yang berseri-seri. Tiara maju beberapa langkah ke depan dengan santai, kemudian dia mengangkat tangan kanannya ke depan lalu membuka telapak tangannya. Energi sihir gelap berkumpul di telapak tangannya dan mulai memadat membentuk sebuah tombak, Tiara memanifestasikan sihir gelapnya menjadi sebuah senjata untuk menyerang. Dia memegang tombaknya dengan erat lalu melesat maju ke arah monster raksasa terakhir dengan sangat cepat, monster raksasa itu merasa sangat ketakutan sampai tidak bisa merespon Tiara yang sedang mendekat kearahnya dengan kecepatan tinggi. Swooshh... Tiara memutar-mutar tombaknya lalu melompat dan menusuk monster raksasa secara terang-terangan dari depan. Duaarrr!!! Dada monster raksasa itu langsung berlubang oleh serangan tombak Tiara, kemudian tubuhnya jatuh dan berubah menjadi butiran debu yang beterbangan. Swooshh... Tiara kembali mendarat ke permukaan, kemudian dia memutar mutar tombaknya untuk bergaya. Setelah selesai bergaya, tombak Tiara berubah menjadi butiran debu gelap berkilau yang beterbangan. Setelah membunuh para monster raksasa, Tiara dan Arya melanjutkan perjalanan mereka ke lantai selanjutnya. Saat mereka tiba di tangga menuju lantai selanjutnya, mereka merasakan angin kencang yang sangat dingin. Dan dinding pada tangga terlihat berembun. Arya dan Tiara tidak terlalu menghiraukannya, mereka berdua lanjut turun ke bawah, semakin turun mereka ke bawah. Hawanya menjadi semakin dingin, dinding-dinding terlihat membeku. Tiara yang mengenakan pakaian yang cukup terbuka mulai merasa sedikit merinding kedinginan, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan mulai mengusap-usap bagian tangan di bawah bahunya supaya terasa lebih hangat. Arya yang menyadari suhu di tempat itu mulai menjadi lebih dingin langsung menoleh ke belakang dan melihat ke arah Tiara yang nampak kedinginan. "Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Arya. "Aku baik-baik saja, hanya terasa sedikit dingin!" Jawab Tiara sambil memberikan senyuman hangat kepada Arya. "Dimana seragammu yang sebelumnya?" Tanya Arya dengan ekspresi yang nampak seperti tidak peduli. "Aku membuangnya karena sudah rusak!" Jawab Tiara sambil menundukkan kepalanya. Setelah mendengar jawaban dari Tiara, Arya kembali berbalik ke depan seolah-olah tidak peduli. Namun beberapa detik kemudian, sebuah jubah yang terbuat dari kulit monster melayang menutupi tubuh Tiara. "Pakailah!" Ucap Arya sambil berjalan maju perlahan meninggalkan Tiara dibelakang. Setelah mendengar ucapan Arya, Tiara langsung menarik jubah yang menutupinya lalu berjalan cepat mengejar Arya. "Arya, sebaiknya kamu saja yang pakai!" Ucap Tiara sambil menyodorkan jubah dari kulit monster yang baru saja di berikan oleh Arya. Arya terus berjalan maju dan menjawab tanpa melirik sedikitpun kepada Tiara. "Aku akan beradaptasi dengan cuaca dingin, jadi aku tidak terlalu membutuhkannya!" "Baiklah! Kalau begitu aku akan memakainya, terimakasih Arya!" Ucap Tiara sambil tersenyum lebar. Setelah Tiara memakai jubah yang terbuat dari kulit monster itu, dia berjalan berdampingan dengan Arya. Semakin jauh mereka turun, mereka semakin banyak menemukan es. Hingga pada akhirnya mereka keluar dari terowongan/lorong goa dan melihat tempat yang penuh dengan salju. "Apa ini? Apakah kita sudah keluar dari dungeon dan berada di Antartika?" Tanya Tiara yang tertegun melihat keadaan sekitarnya yang dipenuhi oleh salju. "Kurasa tidak! Aku melihat masih ada dinding di langit!" Sahut Arya yang sedang menengadahkan kepalanya dan melihat jauh ke atas. Tiara merasa sedikit kecewa, akan tetapi kekecewaannya itu hanya berlangsung beberapa detik saja. Alasannya karena dia merasa bahagia hanya dengan bersama Arya. "Tiara, bisakah kau minggir sedikit dari ku?" Ucap Arya yang merasa terganggu oleh Tiara yang terus memeluk erat tangannya. "Tidak bisa! Aku sekarang merasa sangat kedinginan sampai-sampai rasanya aku bisa membeku kapan saja!" Jawab Tiara dengan ekspresi gembira yang tidak nampak seperti orang yang sedang kedinginan sedikitpun. Tiara benar-benar merasa kedinginan, namun rasa dinginnya itu kalah oleh rasa ingin bermesraannya dengan Arya. Dia memanfaatkan momen ini untuk menempel dengan Arya. "Tiara, ada monster!" Jawab Arya dengan ekspresi serius. "Aku tidak bisa melihatnya karena badai salju ini, tapi aku bisa merasakannya juga!" Jawab Tiara yang masih menempel pada Arya. Arya bisa melihat monster itu dengan jelas meskipun di tengah badai salju, penglihatan Arya sangat tajam sampai bisa melihat sesuatu yang sangat jauh baik itu dalam keadaan terang maupun gelap. Bahkan bisa lebih dari itu, dia bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain seperti aliran mana. Seekor monster beruang putih yang mengerikan datang menghampiri Arya dan Tiara seorang diri, angin bertiup kencang di temani dengan hujan salju putih lembut yang membuat Tiara merasa kedinginan. Arya dapat merasakan dengan jelas telapak tangan Tiara yang terasa sangat dingin dan tubuhnya yang bergetar, dia sempat melirik sebentar ke arah Tiara sebelum monster beruang putih datang. Mata Arya melihat bulu mata lentik Tiara yang membeku, kemudian dia menarik kembali pandangannya tanpa berkata apapun. Kemudian monster beruang akhirnya melompat tinggi dan langsung menerjang ke arah Arya. Groaarr!!..... Dengan cepat Arya menggendong Tiara dan membawanya melompat untuk menghindari serangan monster beruang. Swooshhh.... Arya berhasil menghindari serangan beruang putih dan mendarat beberapa meter di depannya, Tiara tertegun saat Arya menggendongnya seperti seorang tuan putri. Pipinya langsung terlihat merah merona dan matanya menatap Arya dengan sangat dalam. Di saat dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Arya, tiba-tiba saja Arya melepaskan kedua tangannya dan membuat Tiara jatuh di atas tumpukan salju yang lembut. "Aahh!!" Ekspresi jatuh Tiara terlihat lucu, dia terlihat seperti orang linglung dan terkejut. "Tunggu lah disini sebentar! Aku akan mengambil bahan selimut yang lebih hangat!" Ucap Arya sambil berjalan maju dan menarik keluar 2 pedangnya yang di simpan menyilang di punggungnya. Siiingg... Arya menarik nafas dalam-dalam, dan saat ia menghembuskannya lewat mulut. Uap yang tebal keluar dari mulut Arya, nafas Tiara juga mengeluarkan uap. Mata Arya menatap tajam beruang putih yang ada di depannya, begitu pula dengan beruang putihnya, dia menatap tajam Arya sebagai mangsanya. Arya mengambil satu langkah ke depan, kemudian dia bergerak dengan sangat cepat pada langkah ke2 sampai selanjutnya. Swooshh... Arya bergerak cukup cepat sampai membuat sang beruang putih tidak menyadari kalau Arya sudah berada tepat di hadapannya, kemudian Arya memenggal kepala monster beruang putih dengan satu tebasan memutar seperti putaran badai. Siiingg!!! Beberapa detik setelah Arya mendarat di belakang beruang putih, leher beruang putih itu mengeluarkan darah dan kepalanya terjatuh lalu disusul dengan badannya. Bruukk!! Arya menyimpan kembali pedangnya di punggungnya, kemudian dia mengambil sebuah belati yang di ikat di paha bagian luar. Kemudian dia berjalan ke arah beruang itu dan mulai memotong dan menyayat kulitnya setipis mungkin, karena yang ingin dia ambil sebenarnya bulunya yang lembut dan cukup hangat. Beberapa saat kemudian, Arya dan Tiara berlindung di sebuah goa di temani oleh sebuah api unggun. Lantai itu mirip dengan lantai sebelumnya yang bertemakan hutan, hanya saja lantai yang ditempati Arya sekarang di selimuti oleh salju tebal. Terlihat Tiara yang sedang memeluk dirinya sendiri yang menggigil kedinginan meskipun sudah memakai selimut bulu beruang yang di buat Arya beberapa jam sebelumnya. Hari mulai gelap dan hujan badai salju semakin parah, mereka berdua hanya bisa diam di goa tanpa melakukan apapun. Hari semakin malam dan cuaca semakin dingin sampai-sampai Arya juga mulai merasa kedinginan. Meskipun Arya merasa kedinginan, ekspresinya tetap dingin dan datar. Beberapa kali dia menggosokkan kedua telapak tangannya lalu meniupinya. Melihat Arya yang nampak kedinginan, Tiara bangun berdiri lalu memakaikan selimut bulu beruangnya kepada Arya. Arya merasa sedikit terkejut, kemudian dia melihat Tiara yang benar-benar menggigil kedinginan. "Kenapa kau memberikan ini kepada ku? Aku sudah bilang tidak memerlukannya!" Ucap Arya dengan ekspresi dan tatapan dingin. "Ka... Kamu benar Arya, ta.. tapi se... Limut itu tidaklah cukup, jadi aku membutuhkanmu!" Ucap Tiara dengan terbata-bata karena sedang menggigil, meskipun dia sedang sangat kedinginan, dia tetap memasang senyum mesumnya. Arya tidak menyahuti Tiara, dia hanya duduk diam dan membiarkan Tiara melakukan apapun yang dia mau. Kemudian Tiara tiba-tiba duduk di atas pangkuan Arya, lalu Tiara meraih kedua tangan Arya dan membuat Arya memeluknya dengan erat. "Ini jauh lebih baik daripada sebelumnya!" Ucap Tiara lalu tersenyum hangat. Arya tidak menolak ataupun marah dengan kelakuan Tiara, karena ia juga merasa lebih nyaman dibandingkan dengan sebelumnya. Kemudian Tiara tertidur lelap di dalam dekapan Arya, mereka menghabiskan malam itu dengan saling menghangatkan menggunakan tubuh mereka. Keduanya terlihat sangat romantis saat tertidur, dekapan Arya semakin kencang dan hangat saat dia mulai tertidur. Meskipun tempat mereka berada sekarang begitu berbahaya dan mengerikan, malam itu keduanya tertidur lelap tanpa merasakan beban. Hujan badai salju di luar semakin lebat saat hari berjalan semakin malam, untuk sesaat Tiara terbangun di tengah malam. Dia membuka kedua matanya dan sadar bahwa Arya sedang mendekapnya dengan erat sehingga membuatnya merasa lebih hangat. Tiara tersenyum lembut dan kembali memejamkan matanya lalu tertidur lelap dengan kepala yang terstandar pada tangan Arya. Waktu saat itu berjalan begitu lambat bagi Tiara.Skill pasif Regenerasi Arya tengah aktif mengobati luka-luka di sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat sebagian besar luka-lukanya telah pulih. Sang jendral iblis Redrun merasa cukup terkejut saat melihat Arya yang berhasil selamat hidup-hidup setelah terkena semburan nafas naga secara langsung. Area hutan itu sekarang sudah hancur akibat nafas naga dan amukan sihir Tiara saat mengira kalau Arya sudah mati. Kini Arya dan Tiara sedang berdiri menghadap satu sama lain. "Arya, kamu terluka!.." "Aku tak apa, yang lebih penting sekarang adalah dia! Kita harus membuat bajingan itu turun!" Ucap Arya sambil menatap tajam ke arah naga es dan jendral iblis Redrun. "Apakah dia baru saja melihat ke arahku? Dari jarak sejauh ini? Menarik..." Ujar sang jendral iblis Redrun. "Orang sepertinya akan mengganggu di masa depan, jadi aku harus membunuhnya apapun yang terjadi sekarang. Ice Dragon ayo!" Jendral iblis Redrun mndorong telapak tangan kanannya ke depan sambil memerintahkan sang naga untuk
Arya berdiri menyamping di atas dinding sambil memeluk erat Tiara yang tidak sadarkan diri supaya tidak terjatuh, kemudian sang naga es putih yang ada di depannya menyemburkan bola energi yang telah terkumpul di dalam mulutnya.Groarrr!!!!Semburan naga itu sangat kuat hingga mampu menghancurkan beberapa lapis dinding dungeon yang tebal dan keras, untungnya Arya telah menghindari semburan nafas naga itu sambil menggendong Tiara. Swooshh... Arya mendarat di atas kawah air terjun yang membeku, kemudian sang naga lanjut mengeluarkan semburannya lagi ke arah Arya.Groaarr!!! Swooshh...Kaki Arya yang baru saja mendarat di permukaan es langsung kembali melompat untuk menghindari serangan sang naga es.Duaarrr!!!Kekuatan semburannya kali ini tidak sekuat sebelumnya, namun dia menyemburkannya ke arah Arya berkali-kali sehingga membuat Arya tidak bisa berhenti bergerak untuk menghindar.Duar duar duar!!Semburan naga itu meninggalkan jejak kristal es dimana-mana, dia berusaha untuk menyem
Arya dan Tiara berjalan di tengah pegunungan salju yang tinggi lembut, di sekitar mereka terdapat pohon-pohon yang tertimbun oleh salju putih.Jauh di depan mereka, ada sebuah gunung yang jauh lebih tinggi dari pada gunung yang lainnya."Lantai ini jauh lebih luas dibandingkan dengan lantai-lantai sebelumnya, aku mungkin tidak akan bisa mencapai langit-langitnya hanya dalam satu lompatan lagi!" Gumam Arya dalam hati sambil mengernyitkan keningnya.Beberapa menit setelah mereka berjalan di dalam hutan, mereka akhirnya bertemu dengan segerombolan monster Yeti. Monster Yeti adalah monster yang berbentuk seperti kera, namun ukuran dan kekuatannya jauh lebih besar, dan lagi wajahnya sangat mengerikan, dia memiliki taring tajam yang menjulur keluar dari mulutnya."Yeti, beberapa lantai sebelumnya dia menjadi bos monster, tapi sekarang dia mulai bergerombol seperti para kroco yang menyebalkan!" Ucap Tiara yang merasa kesal dan bosan menghadapi banyak Yet
Badai salju berhenti di pagi hari, cahaya terang seperti mentari muncul menembus masuk ke dalam goa melalui mulut goa/pintu masuk.Arya masih mendekap Tiara dengan lembut sampai cahaya sang mentari buatan hampir menyentuhnya, beberapa detik kemudian, kelopak mata Arya berkedut, jari telunjuknya sedikit bergerak.Kemudian mata Arya terbuka perlahan, Tiara yang menyadari hal itu langsung menyambutnya dengan sapaan hangat."Selamat pagi Arya!" Ucap Tiara dengan suara yang sangat lembut dan hangat sampai-sampai membuat salju yang lembut di depannya meleleh karena merasa minder dengan kelembutan suara Tiara.Arya tidak menjawab apapun, bibirnya tetap tertutup rapat, meskipun Tiara mendapatkan balasan dingin dan datar dari Arya, Tiara merasa tidak masalah.Kemudian Arya menarik kedua tangannya yang sedang melingkari tubuh Tiara (memeluknya), lalu dia bangun berdiri dengan acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa.Mata Tiara terus melirik ke arah Arya yang terus memasang ekspresi dingin da
Setelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh.Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini."Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering.Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim.Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti ora
Setelah membuat pedang dan belati baru, Arya langsung melanjutkan perjalanannya ke lantai yang lebih dalam, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan berbagai macam monster tipe baru yang memiliki racun lebih mematikan di banding sebelum-sebelumnya.Skill bertarung Arya menjadi semakin mahir, tebasannya menjadi sangat kuat. Bahkan tekanan angin yang keluar dari tebasannya saja dapat membelah sebuah batu yang sangat keras.1 bulan kemudian...Arya telah melewati lebih dari 50 lantai, sekarang dia sedang berhadapan dengan ratu monster laba-laba.Ratu monster laba-laba itu memiliki setengah badan manusia (perempuan) ke atas, dan setengah badan laba-laba ke bawah. Matanya ada banyak sampai memenuhi jidatnya,Arya berdiri tegak 20 meter di depan ratu monster laba-laba, kedua tangannya memegang erat pedangnya."Menjijikan!" Ucap Arya dengan tatapan dan ekspresi dingin.Arya menatap jijik ratu monster laba-laba di depannya dengan pupil mata yang menyala, di saat sang ratu berteriak keras







