LOGINDi dalam sebuah labirin/dungeon, di kedalaman lantai yang tidak di ketahui....
Sebuah lingkaran sihir teleportasi kecil muncul, kemudian Arya muncul keluar dari lingkaran sihir teleportasi yang dihiasi dengan percikan kilauan cahaya. Swoooshhh... Saat lingkaran sihir itu menghilang, ruangan itu menjadi sangat gelap. Perasaan Arya saat itu menjadi campur aduk, ada rasa panik, takut, dan resah. Di antara semua perasaan negatifnya itu, perasaan yang lebih tinggi yang sedang ia rasakan adalah amarah. Keringat dinginnya bercucuran, bulu kuduknya berdiri, tubuhnya tak henti gemetaran. Beberapa saat kemudian, Arya mendengar sebuah suara gesekan. Krrssskk.... Arya menoleh ke kiri dan kanan berusaha untuk melihat asal suara itu, namun ruangan/lantai itu terlalu gelap untuknya yang merupakan seorang manusia biasa. Nafasnya menjadi terengah-engah, haahh... Haahh... Nafasnya yang terlalu berisik itu menarik perhatian monster. Seekor monster laba-laba yang ukurannya lebih besar dari orang dewasa mulai mendekat ke arah Arya, monster laba-laba itu bergerak perlahan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Namun saat monster laba-laba itu hampir sampai, dia tanpa sengaja menendang sebuah kerikil yang menimbulkan suara, suara itu membuatnya ketahuan oleh Arya. Krskkk!!! Arya menoleh ke arah suara yang ia dengar, kemudian ia dengan cepat melompat ke samping sebagaimana instingnya memperingatinya. Swooshhh.... Arya beruntung karena dia berhasil menghindari tebasan kaki monster laba-laba yang besar dan tajam itu, saking tajamnya, sebuah batu sampai terbelah menjadi dua. Suara serangan yang dilakukan monster laba-laba itu sangat keras sehingga membuat Arya terkejut takut sekaligus lega. Daarr!!! Arya mengepalkan tangannya dengan kuat , alisnya mengkerut ketengah. Semua perasaan takut dan paniknya kalah akan rasa marah dan rasa ingin bertahan hidupnya. Dia memejamkan kedua matanya rapat-rapat dan berbisik kecil. "Bajingan, seperti yang kuduga, maksudnya berkata tempat untuk orang seperti ku itu adalah tempat menuju kematian, yang artinya dia ingin aku mati!... .... Tidak mungkin aku akan diam saja!" Setelah memejamkan matanya selama beberapa detik, Arya kembali membuka matanya dengan tajam. Kemudian samar-samar dia mulai bisa melihat. "Monster sialan, saat aku melihatnya di anime, dia tidak terlihat semenyeramkan ini!" Keringat dingin Arya terus bercucuran, kemudian dia menoleh ke belakang dan berlari menuju celah kecil yang hanya muat untuk dirinya, celah kecil itu terbentuk dari dua batu besar yang saling bersandar satu sama lain. Monster laba-laba itupun langsung mengejarnya lalu melayangkan sebuah tebasan menggunakan satu kaki depannya, untungnya Arya masuk lebih dulu ke dalam celah sebelum tebasan kaki laba-laba itu mengenainya. Duarrr!!! Tebasan laba-laba itu menggores dua dinding batu yang berdekatan itu dan meninggalkan jejak yang cukup dalam sekitar beberapa cm. Kemudian monster laba-laba itu berusaha meraih Arya dengan kakinya, Arya dengan cepat merangkak mundur dan masuk lebih dalam ke dalam celah itu sampai kaki monster laba-laba itu tak bisa meraihnya. Kroosakkk... Krosaakk!!! Monster laba-laba itu sangat keras kepala sehingga terus berusaha meraih Arya, sedangkan Arya mulai menghela nafas lega. Fyuuhhhh.... "Aku harus tenang tapi tidak boleh merasa lega karena semua ini masih belum berakhir!" Gumam Arya dalam hati sambil menatap tajam kaki monster laba-laba yang berusaha meraihnya. Arya menarik nafas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri, setelah dia merasa tenang. Dia bangkit berdiri lalu mengambil sebuah pecahan batu tajam di sampingnya, kemudian dia menyerang kaki laba-laba itu dengan sekuat tenaga berkali-kali. Buak buak buak buak!!! Kaki laba-laba itu sangat kuat, lebih kuat daripada baja. Setelah belasan pukulan, kaki laba-laba itu mulai retak, akan tetapi batu yang digunakan Arya juga sudah hancur. Setelah kakinya itu retak, monster laba-laba itu menarik kakinya dan mundur. "Mau kabur kemana kau!!" Ucap Arya sambil melemparkan batunya kepada monster laba-laba itu. Buak!!! Monster laba-laba itupun kembali menoleh ke belakang dan melihat Arya yang sedang berdiri di dekat pintu celah, dengan cepat laba-laba itupun kembali berlari ke arah Arya dan Arya sendiri langsung berlari kembali ke dalam. Brughh!! Tubuh laba-laba itu menabrak dinding batu, kemudian dia kembali mengorek celah itu menggunakan kaki yang sama yang sudah retak. Arya tidak melewatkan kesempatan itu, dia langsung melompat menyerang kaki laba-laba yang retak itu menggunakan batu. Braakk!!!! Kaki laba-laba itupun patah dan terpotong, laba-laba itupun langsung menarik kembali kakinya sambil menggeliat kesakitan dan melangkah mundur. Arya yang melihatnya langsung membuang batunya dan mengambil patahan ujung kaki laba-laba itu lalu berlari dan melompat langsung ke atas kepala Monster laba-laba. "Hyaaa!!!!" Dengan teriakan penuh semangat, Arya menancapkan potongan ujung kaki laba-laba itu ke kepala laba-laba itu. Slebbb!!! Berbeda dengan 8 kakinya yang sangat keras, anggota tubuh lainnya tidak sekeras kakinya, dan lagi Arya menyerang menggunakan pecahan kaki laba-laba yang dengan mudahnya membelah batu. Potongan kaki laba-laba itu menancap cukup dalam, namun laba-laba itu tidak langsung mati, dia mengamuk selama beberapa saat sebelum kematiannya. Buak buak buak!!! Laba-laba itu bergerak kesana-kemari menabrakkan dirinya sendiri ke bebatuan yang ada di sekitarnya, Arya terus bergelantungan di atas kepalanya, dia menggenggam erat potongan kaki laba-laba yang ia tancapkan. 1 menit kemudian, akhirnya laba-laba itu kehabisan energi lalu terjatuh dan mati. kemudian Arya melepaskan pegangannya. Arya langsung terjatuh duduk seketika ia melepaskan pegangannya itu, kemudian dia akhirnya menghela nafas lega dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya. "Haahhh.... Haaahh.... Persetan dengan gadis suci dan Dewi, akan ku tunjukkan kepada kalian kemampuan seseorang makhluk dengan potensi tertinggi!" Arya menengadahkan kepalanya ke atas dan melihat sebuah dinding atap batu yang sangat tinggi, kemudian akhirnya dia sadar ada beberapa perubahan yang terjadi pada dirinya. "Aku sekarang bisa melihat di tempat gelap ini dengan cukup jelas, mungkinkah penglihatan ku meningkat setelah membunuh laba-laba ini?.... Kurasa tidak, penglihatan ku sudah membaik sebelum aku mengalahkan laba-laba ini, jadi hanya ada satu kemungkinan. Yaitu skill Adaptasi ku!"Skill pasif Regenerasi Arya tengah aktif mengobati luka-luka di sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat sebagian besar luka-lukanya telah pulih. Sang jendral iblis Redrun merasa cukup terkejut saat melihat Arya yang berhasil selamat hidup-hidup setelah terkena semburan nafas naga secara langsung. Area hutan itu sekarang sudah hancur akibat nafas naga dan amukan sihir Tiara saat mengira kalau Arya sudah mati. Kini Arya dan Tiara sedang berdiri menghadap satu sama lain. "Arya, kamu terluka!.." "Aku tak apa, yang lebih penting sekarang adalah dia! Kita harus membuat bajingan itu turun!" Ucap Arya sambil menatap tajam ke arah naga es dan jendral iblis Redrun. "Apakah dia baru saja melihat ke arahku? Dari jarak sejauh ini? Menarik..." Ujar sang jendral iblis Redrun. "Orang sepertinya akan mengganggu di masa depan, jadi aku harus membunuhnya apapun yang terjadi sekarang. Ice Dragon ayo!" Jendral iblis Redrun mndorong telapak tangan kanannya ke depan sambil memerintahkan sang naga untuk
Arya berdiri menyamping di atas dinding sambil memeluk erat Tiara yang tidak sadarkan diri supaya tidak terjatuh, kemudian sang naga es putih yang ada di depannya menyemburkan bola energi yang telah terkumpul di dalam mulutnya.Groarrr!!!!Semburan naga itu sangat kuat hingga mampu menghancurkan beberapa lapis dinding dungeon yang tebal dan keras, untungnya Arya telah menghindari semburan nafas naga itu sambil menggendong Tiara. Swooshh... Arya mendarat di atas kawah air terjun yang membeku, kemudian sang naga lanjut mengeluarkan semburannya lagi ke arah Arya.Groaarr!!! Swooshh...Kaki Arya yang baru saja mendarat di permukaan es langsung kembali melompat untuk menghindari serangan sang naga es.Duaarrr!!!Kekuatan semburannya kali ini tidak sekuat sebelumnya, namun dia menyemburkannya ke arah Arya berkali-kali sehingga membuat Arya tidak bisa berhenti bergerak untuk menghindar.Duar duar duar!!Semburan naga itu meninggalkan jejak kristal es dimana-mana, dia berusaha untuk menyem
Arya dan Tiara berjalan di tengah pegunungan salju yang tinggi lembut, di sekitar mereka terdapat pohon-pohon yang tertimbun oleh salju putih.Jauh di depan mereka, ada sebuah gunung yang jauh lebih tinggi dari pada gunung yang lainnya."Lantai ini jauh lebih luas dibandingkan dengan lantai-lantai sebelumnya, aku mungkin tidak akan bisa mencapai langit-langitnya hanya dalam satu lompatan lagi!" Gumam Arya dalam hati sambil mengernyitkan keningnya.Beberapa menit setelah mereka berjalan di dalam hutan, mereka akhirnya bertemu dengan segerombolan monster Yeti. Monster Yeti adalah monster yang berbentuk seperti kera, namun ukuran dan kekuatannya jauh lebih besar, dan lagi wajahnya sangat mengerikan, dia memiliki taring tajam yang menjulur keluar dari mulutnya."Yeti, beberapa lantai sebelumnya dia menjadi bos monster, tapi sekarang dia mulai bergerombol seperti para kroco yang menyebalkan!" Ucap Tiara yang merasa kesal dan bosan menghadapi banyak Yet
Badai salju berhenti di pagi hari, cahaya terang seperti mentari muncul menembus masuk ke dalam goa melalui mulut goa/pintu masuk.Arya masih mendekap Tiara dengan lembut sampai cahaya sang mentari buatan hampir menyentuhnya, beberapa detik kemudian, kelopak mata Arya berkedut, jari telunjuknya sedikit bergerak.Kemudian mata Arya terbuka perlahan, Tiara yang menyadari hal itu langsung menyambutnya dengan sapaan hangat."Selamat pagi Arya!" Ucap Tiara dengan suara yang sangat lembut dan hangat sampai-sampai membuat salju yang lembut di depannya meleleh karena merasa minder dengan kelembutan suara Tiara.Arya tidak menjawab apapun, bibirnya tetap tertutup rapat, meskipun Tiara mendapatkan balasan dingin dan datar dari Arya, Tiara merasa tidak masalah.Kemudian Arya menarik kedua tangannya yang sedang melingkari tubuh Tiara (memeluknya), lalu dia bangun berdiri dengan acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa.Mata Tiara terus melirik ke arah Arya yang terus memasang ekspresi dingin da
Setelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh.Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini."Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering.Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim.Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti ora
Setelah membuat pedang dan belati baru, Arya langsung melanjutkan perjalanannya ke lantai yang lebih dalam, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan berbagai macam monster tipe baru yang memiliki racun lebih mematikan di banding sebelum-sebelumnya.Skill bertarung Arya menjadi semakin mahir, tebasannya menjadi sangat kuat. Bahkan tekanan angin yang keluar dari tebasannya saja dapat membelah sebuah batu yang sangat keras.1 bulan kemudian...Arya telah melewati lebih dari 50 lantai, sekarang dia sedang berhadapan dengan ratu monster laba-laba.Ratu monster laba-laba itu memiliki setengah badan manusia (perempuan) ke atas, dan setengah badan laba-laba ke bawah. Matanya ada banyak sampai memenuhi jidatnya,Arya berdiri tegak 20 meter di depan ratu monster laba-laba, kedua tangannya memegang erat pedangnya."Menjijikan!" Ucap Arya dengan tatapan dan ekspresi dingin.Arya menatap jijik ratu monster laba-laba di depannya dengan pupil mata yang menyala, di saat sang ratu berteriak keras







