LOGINArya berdiri tegak di sebelah mayat monster laba-laba yang telah ia bunuh.
"Aku harus segera pergi dari sini sebelum monster lainnya datang!" Ucap Arya lalu mencabut potongan kaki laba-laba yang tertancap di kepala mayat laba-laba. Setelah itu dia bangkit berdiri dengan agak sempoyongan, kemudian dia berjalan masuk ke dalam celah kecil yang tak jauh dari tempatnya. Benar saja, tak lama setelah Arya masuk ke dalam celah kecil, muncul seekor monster kadal yang ukurannya tak kalah besar dengan monster laba-laba yang di bunuh Arya sebelumnya. Kadal itu berjalan melewati celah tempat Arya bersembunyi, Arya yang berada di dalamnya hanya berdiri diam, mata Arya menatap tajam monster kadal itu sambil terus waspada. Dia menjadikan potongan kaki monster laba-laba sebagai belati, dia menggenggam belatinya dengan erat. Setelah kadal itu melewati celah tempat Arya bersembunyi, barulah Arya menurunkan kewaspadaannya lalu duduk beristirahat. "Haahh... Aku tidak terlalu mengerti, sebelumnya aku sama sekali tidak merasakannya, tapi sekarang aku bisa merasakan sebuah energi mengalir di mana-mana!" Ucap Arya dengan kedua mata yang terpejam. Dia duduk santai dan bersandar pada dinding batu sambil memejamkan kedua matanya, nafasnya sudah berjalan normal, kemudian dia membuka mulutnya dan berkata. "Status buka!... Status?... Status open! Status window! Jendela status buka! Sepertinya aku tidak bisa membuka jendela status tanpa alat bantu seperti kristal sihir!... .... Baiklah lupakan soal itu, aku sekarang ingin mencoba sesuatu! Jika tebakan ku mengenai skill Adaptasi ini benar, maka aku pasti bisa menggunakan semua sihir jika aku mempelajarinya dan beradaptasi dengannya... Aku juga mungkin bisa mendapatkan resistance racun, jika aku berhasil bertahan setelah meminum racun! Dan jika aku benar, maka aku juga bisa mendapatkan skill regenerasi jika aku sedikit melukai tubuh ku dan membiarkannya pulih sendiri, ini mungkin membutuhkan waktu yang lama, tapi hal ini patut di coba!" Arya mengangkat belatinya dan mulai memberikan sayatan kecil pada lengan kirinya, tak di sangka, setelah melakukan itu. Perutnya langsung merasa mual dan kepalanya terasa pusing, kemudian keluar busah pada mulutnya. "Sial, aku tidak menyangka kalau kaki laba-laba ini beracun! Cough! Cough!... Aaakkhhh!!!" Arya berusaha dengan keras menahan racun di dalam tubuhnya itu, dia beberapa kali berteriak keras. Namun setelah 10 menit berlalu, iapun langsung pingsan. Di saat Arya berusaha mati-matian bertahan hidup di dalam labirin bawah tanah/dungeon, Anton dan teman sekelas lainnya dibawa ke sebuah perjamuan bangsawan dimana terdapat banyak makanan mewah dengan tempat yang bersih dan sangat bagus. Mereka saling berkenalan dengan para bangsawan dan raja dari kerajaan itu juga menyambut mereka. "Salam yang mulia raja Seiya! Salam yang mulia putri Sena!" Ucap sang gadis suci sambil membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada sang raja dan putrinya. Anton dan murid lainnya ikut membungkukkan badan mereka seperti sang gadis suci, saat sang gadis suci mengangkat badannya kembali, Anton dan yang lainnya juga ikut mengangkat kembali badan mereka masing-masing dan berdiri dengan tegak. Orang yang pertama kali diperkenalkan gadis suci kepada sang Raja bukanlah Anton, akan tetapi Ren Gama yang memiliki job sebagai Yuusha/pahlawan. Ren Gama berdiri tepat di samping gadis suci, dia berdiri dengan tegak dan berwibawa. "Perkenalkan yang mulia, orang yang sedang berdiri di samping saya adalah Ren Gama. Dia memiliki pekerjaan/job sebagai pahlawan!" Ucap sang gadis suci. Sang raja Seiya langsung merasa terkejut senang, alisnya sedikit terangkat dan sudut bibirnya tertarik ke samping dan tersenyum. Sang putri juga tersenyum lebar, dia merasa senang dan bersemangat dengan kedatangan kelompok pahlawan. Sang raja bangun berdiri dari kursinya lalu menyambut Ren Gama dan yang lainnya dengan tangan yang terentang ke samping. "Selamat datang di kerajaan Namzad para pahlawan sekalian, mulai dari sekarang, aku berharap... Tidak! Kumohon kepada para pahlawan sekalian, tolong selamatkan kami dari serangan pasukan raja iblis di masa mendatang!" Ucap sang raja sambil membungkukkan badannya kepada Ren Gama dan teman-temannya. "Tolong berdiri yang mulia, kami bersedia membantu anda, lagipula saya tidak bisa diam saja saat mengetahui bahwa kekuatan saya dibutuhkan untuk kebaikan!!" Ucap Ren Gama. "Aku sangat berterimakasih kepada kalian semua! Kalau begitu sekarang, tolong nikmati jamuan yang telah di sediakan!!" Perkenalan dan percakapan dengan raja Namzad sudah selesai, sekarang Ren Gama dan yang lainnya menikmati jamuan yang telah di sediakan oleh sang raja. Setelah menikmati jamuan, mereka di antar ke kamar mereka masing-masing yang sangat mewah dan nyaman. Satu orang mendapatkan satu ruangan kamar yang sangat luas dengan tempat tidur besar beserta perabotan mewah. Mereka makan dan tidur dengan nikmat, sedangkan Arya saat ini menderita di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui. Keesokkan harinya, mereka semua di bawa masuk ke dalam akademi kerajaan yang berisikan banyak anak-anak bangsawan. Ada juga murid yang berasal dari rakyat jelata, para guru tidak mempermasalahkan status para murid saat berada di akademi. Mereka mendapatkan perlakuan seperti para bangsawan, seperti mendapatkan asrama dan kantin yang mewah, peralatan berkualitas tinggi, dan banyak hal lainnya. Di saat mereka semua bersenang-senang dan merasa aman di akademi, Arya baru saja terbangun dari pingsannya. "Ugh... Aku tidak menyangka kalau laba-laba itu beracun, untung racunnya tidak mematikan dan hanya bersifat melumpuhkan, kira-kira sudah berapa lama waktu berlalu? Aku merasa lapar dan haus sekarang!" Ucap Arya yang sedang duduk lemas sambil bersandar pada dinding batu, penampilan Arya sangat acak-acakan dan kotor. Arya bangkit berdiri lalu berjalan keluar dari celah 2 bukit batu, kemudian dia melihat mayat monster laba-laba yang sudah dimakan habis oleh monster lainnya dan hanya tersisakan 7 kakinya saja. Arya mengambil 7 kaki itu dan membuat senjata darinya, pertama dia membuat dua buah pedang dengan bahan 2 kaki laba-laba. Kemudian 2 belati baru dengan bahan 1 kaki laba-laba. Untuk membuat semua itu Arya membutuhkan waktu yang cukup lama, dan untuk bahan yang tersisa. Dia memutuskan untuk membawanya dengan mengikatnya di punggung. "Aku benar-benar lapar sekarang, aku tidak peduli monster apa yang akan datang, aku akan tetap membunuhnya dan memakannya meskipun dagingnya beracun sekalipun, mati karena racun setelah kenyang itu lebih baik daripada mati lemas karena kelaparan!" Ucap Arya dengan tekad kuat. Kemudian dia berjalan maju mencari monster untuk ia makan, beberapa menit kemudian... Arya bersembunyi di balik sebuah batu, dia melepaskan kaki laba-laba yang ia ikat di punggungnya dan mulai bersiap untuk menyerang seekor monster yang berada tak jauh di depannya. Jantungnya berdetak kencang, terdapat jejak keringat mengalir di dahinya. Dia merasa sangat gugup, dia menelan ludahnya dengan kuat karena terlalu gugup. Gleekk.... "Monster apa itu? Bentuknya seperti ayam akan tetapi ukurannya jauh lebih besar dan sangat menyeramkan seperti dinosaurus, kakinya juga cukup panjang. Dia bukan dinosaurus karena memiliki sayap seperti ayam!" Gumam Arya yang sedang memperhatikan dari balik batu. Lalu tiba-tiba saja, monster ayam itu menoleh ke belakang dan melihat ke arah Arya. "Sial dia menemukan ku!" Monster Ayam itu langsung melesat ke arah Arya hanya dalam waktu beberapa detik saja. "Dia sangat cepat..." Kemudian monster ayam itu melompat dan melayangkan sebuah tendangan ke arah Arya, swooshhh.... Arya tidak bisa menghindarinya, jadi ia memutuskan untuk menahannya menggunakan dua pedangnya. Buakk... Daarr!!! ".... Dan kuat!" Arya langsung terhempas mundur sejauh dua meter kebelakang, dia langsung bangkit dan memasang kuda-kuda setelah dia berhenti terhempas. Tatapan tajam Arya mulai menyala dalam gelap, rasa gugupnya tertutupi oleh rasa marah dan laparnya. "Bajingan, aku takkan kalah!" Arya berteriak dan berlari maju menyerang sang monster Ayam, begitu pula dengan sang monster ayam. Sang monster Ayam melakukan serangan menggunakan kuku kakinya yang setajam pedang ke arah Arya, kali ini Arya berhasil menghindarinya dengan tipis. Baju Arya sedikit sobek oleh tekanan angin dari serangan ayam itu. Kemudian Arya membalasnya dengan sebuah tebasan yang tepat mengenai dadanya. Singg... "Tch!! Kurang dalam!" Gumam Arya sambil langsung berbalik ke belakang dan lanjut bertarung dengan monster ayam. Mereka berdua bertarung dengan sengit, sang ayam berhasil mendaratkan beberapa luka sayatan kecil kepada Arya. Dan Arya sendiri berhasil mendaratkan tebasan yang cukup dalam kepada monster ayam itu. Sing... Sing.... Tang! Tang! Beberapa kali serangan mereka berdua saling berbenturan, setelah bertarung selama 3 menit lebih, Arya mulai beradaptasi dengan serangan-serangan Monster ayam itu. Dia bisa beradaptasi dengan cepat karena sedari awal kecepatan dan kekuatannya tidak tertinggal jauh dari monster ayam itu. "Aku bisa melihat serangannya sekarang, setelah membunuh monster laba-laba sebelumnya sepertinya status ku telah meningkat pesat. Dan dengan skill Adaptasi ku, aku sudah beradaptasi dengan serangan-serangan Monster ayam ini... .... Sekarang, aku bisa mengalahkan monster ayam ini!" Ucap Arya lalu menghindari tebasan kaki monster ayam. Swooshhh.... Kemudian Arya mengayunkan pedangnya beberapa kali kepada monster ayam.... Sing sing sing... Terlihat 2 buah garis cahaya pada badan monster ayam itu dan 1 garis cahaya melewati lehernya, garis cahaya itu adalah jejak tebasan yang dilakukan oleh Arya. 1 detik kemudian, darah mulai muncrat dan mengucur, kemudian kepala monster ayam itu terpisah dari badannya dan terjatuh. Braakk... Monster ayam itupun mati, Arya bernafas dengan sedikit terengah-engah, dia merasa tenaganya sudah benar-benar habis dan dia juga merasa sangat lapar. Arya menyimpan kembali pedangnya lalu mengambil belatinya dan mulai memotong daging monster ayam yang ia bunuh menjadi potongan kecil yang bisa di makan langsung oleh mulutnya. Am nyam nyam... "Tch! Rasanya benar-benar menjijikan!" Setelah memakan beberapa suap daging, Arya menusuk bagian atas tubuh monster ayam itu lalu meminum darah yang mengucur keluar darinya... Glek glek.... "Kugh... Darahnya juga menjijikan!" Ucap Arya sambil menyeka sisa darah di mulutnya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja dia merasa ada yang salah dengan tubuhnya, bagian dalam tubuhnya terasa sangat panas. Darah mulai mengalir keluar, awalnya hanya dari hidung, lama kelamaan darah mulai keluar dari mata, mulut, dan telinganya. Kemudian rasa sakit mulai menjulur ke seluruh tubuhnya dan Arya mulai berteriak kesakitan. "Aaakkhh!!!... Akkhhh!!!!!" Teriakannya menggema di tempat yang gelap dan sunyi itu. Sebelum kesadarannya menghilang, dia memutuskan untuk pergi mencari tempat yang lebih aman. Dia berjalan dan mulai berlari seperti orang yang sedang mabuk berat, lalu Perlahan-lahan penglihatannya mulai buram. Dia terus berjalan tanpa arah yang jelas hingga ia tak sadarkan diri. ..... "Ukhh.... Aku masih hidup!" Ucap Arya yang sedang terbaring di antara bebatuan, jejak darah mengalir terlihat di sudut matanya dan hidungnya. Kemudian Arya bangun dan duduk dengan pelan-pelan. "Tubuhku terasa jauh lebih baik sekarang, sepertinya status ku juga telah naik, ngomong-ngomong! Aku belum melihat Tiara, bukankah dia juga di teleportasikan oleh lonte itu?... .... Aku merasa kasihan dan khawatir, akan tetapi ini bukanlah waktunya mengkhawatirkan orang lain. Aku harus mengkhawatirkan diriku sendiri!" Ucap Arya lalu bangun berdiri. Dia membersihkan debu di pakaiannya dengan menepuk-nepuknya, kemudian matanya secara kebetulan melihat ke arah lengan kirinya yang ia lukai sebelumnya. "Sudah sembuh, butuh waktu lama untuk memulihkan luka sekecil itu, yang artinya aku masih belum memperoleh regenerasi! Kalau begitu..." Arya mengangkat belatinya, sebelum dia membeset tangannya. Dia menelan ludahnya dengan kencang... Gleekk... Tanpa ragu-ragu lagi, Arya membeset/menyayat kecil lengan kirinya seperti sebelumnya. Sseett!!!! Ekspresi Arya benar-benar serius, dia sudah bersiap untuk menahan efek racun yang ia rasakan sebelumnya. Kedua alisnya menjadi berdekatan dan mengkerut seperti busur panah, dia merapatkan kedua bibirnya dan menggertakkan giginya. Satu menit kemudian... "Aku baik-baik saja? Tidak ada efek racun seperti sebelumnya?" Arya merasa sedikit kebingungan sekaligus senang. "Sepertinya aku sudah mendapatkan resistansi terhadap racun! Untuk sekarang, aku tidak akan takut keracunan memakan monster disekitar sini!" Setelah mengetahui semua itu, Arya lanjut menjelajahi lantai dungeon itu selama beberapa hari. Ketika ia lapar, dia akan memakan daging monster yang ia bunuh, dan ketika haus dia meminum darah monster itu. Kegiatan itu terus berulang-ulang sampai Arya bisa menaklukkan monster di sana hanya dengan satu tebasan. Siiingg.... Seekor monster kadal terbelah dua hanya dengan satu tebasan pedang Arya, tebasannya begitu rapih dan tajam. "Aku tidak bisa diam di tempat ini, mau sampai kapan aku akan terus di sini, kekuatan ku sudah meningkat pesat sampai sampai monster yang ada di sini terasa seperti serangga! Kurasa inilah waktunya untuk pergi ke sana!" Ucap Arya sambil menatap sebuah anak tangga yang menuju ke lantai bawah. Dengan penuh persiapan, Arya melangkah maju menyusuri anak tangga yang ada di depannya itu. Anak tangga itu begitu panjang namun tidak begitu curam. "Aku harap tidak ada monster yang mengganggu dalam perjalan menuju lantai bawah ini!" Beberapa detik kemudian, Arya bertemu dengan 3 ekor monster kadal yang sedang memakan jasad seekor monster ayam. "Sial, aku seharusnya diam saja tadi!" Arya langsung menghunuskan pedangnya, dan berlari menyerang 3 monster kadal yang ada di depannya. Sing sing sing.... Hanya butuh waktu 30 detik untuk Arya membunuh 3 monster kadal itu, monster-monster kadal yang telah di kalahkan oleh Arya berubah menjadi abu yang menjatuhkan sebuah kristal sebesar kepalan tangan perempuan dewasa. "Setelah hidup beberapa hari di sini, aku mengetahui beberapa hal, salah satunya adalah cara membunuh monster!... .... Ada dua cara membunuh monster di sini, yang pertama adalah membunuhnya seperti membunuh makhluk pada umumnya, dan cara yang kedua adalah dengan menghancurkan inti monster yang ada di dalam tubuhnya!... .... Mayat monster akan tetap ada sebelum intinya di ambil/hancur, sedangkan yang barusan kulakukan adalah menghancurkan inti yang ada di dalam tubuhnya, dan untuk kristal ini, sepertinya ini adalah serpihan dari inti monster yang ku hancurkan!" Gumam Arya sambil memungut 3 kristal yang tergeletak di atas tanah.Skill pasif Regenerasi Arya tengah aktif mengobati luka-luka di sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat sebagian besar luka-lukanya telah pulih. Sang jendral iblis Redrun merasa cukup terkejut saat melihat Arya yang berhasil selamat hidup-hidup setelah terkena semburan nafas naga secara langsung. Area hutan itu sekarang sudah hancur akibat nafas naga dan amukan sihir Tiara saat mengira kalau Arya sudah mati. Kini Arya dan Tiara sedang berdiri menghadap satu sama lain. "Arya, kamu terluka!.." "Aku tak apa, yang lebih penting sekarang adalah dia! Kita harus membuat bajingan itu turun!" Ucap Arya sambil menatap tajam ke arah naga es dan jendral iblis Redrun. "Apakah dia baru saja melihat ke arahku? Dari jarak sejauh ini? Menarik..." Ujar sang jendral iblis Redrun. "Orang sepertinya akan mengganggu di masa depan, jadi aku harus membunuhnya apapun yang terjadi sekarang. Ice Dragon ayo!" Jendral iblis Redrun mndorong telapak tangan kanannya ke depan sambil memerintahkan sang naga untuk
Arya berdiri menyamping di atas dinding sambil memeluk erat Tiara yang tidak sadarkan diri supaya tidak terjatuh, kemudian sang naga es putih yang ada di depannya menyemburkan bola energi yang telah terkumpul di dalam mulutnya.Groarrr!!!!Semburan naga itu sangat kuat hingga mampu menghancurkan beberapa lapis dinding dungeon yang tebal dan keras, untungnya Arya telah menghindari semburan nafas naga itu sambil menggendong Tiara. Swooshh... Arya mendarat di atas kawah air terjun yang membeku, kemudian sang naga lanjut mengeluarkan semburannya lagi ke arah Arya.Groaarr!!! Swooshh...Kaki Arya yang baru saja mendarat di permukaan es langsung kembali melompat untuk menghindari serangan sang naga es.Duaarrr!!!Kekuatan semburannya kali ini tidak sekuat sebelumnya, namun dia menyemburkannya ke arah Arya berkali-kali sehingga membuat Arya tidak bisa berhenti bergerak untuk menghindar.Duar duar duar!!Semburan naga itu meninggalkan jejak kristal es dimana-mana, dia berusaha untuk menyem
Arya dan Tiara berjalan di tengah pegunungan salju yang tinggi lembut, di sekitar mereka terdapat pohon-pohon yang tertimbun oleh salju putih.Jauh di depan mereka, ada sebuah gunung yang jauh lebih tinggi dari pada gunung yang lainnya."Lantai ini jauh lebih luas dibandingkan dengan lantai-lantai sebelumnya, aku mungkin tidak akan bisa mencapai langit-langitnya hanya dalam satu lompatan lagi!" Gumam Arya dalam hati sambil mengernyitkan keningnya.Beberapa menit setelah mereka berjalan di dalam hutan, mereka akhirnya bertemu dengan segerombolan monster Yeti. Monster Yeti adalah monster yang berbentuk seperti kera, namun ukuran dan kekuatannya jauh lebih besar, dan lagi wajahnya sangat mengerikan, dia memiliki taring tajam yang menjulur keluar dari mulutnya."Yeti, beberapa lantai sebelumnya dia menjadi bos monster, tapi sekarang dia mulai bergerombol seperti para kroco yang menyebalkan!" Ucap Tiara yang merasa kesal dan bosan menghadapi banyak Yet
Badai salju berhenti di pagi hari, cahaya terang seperti mentari muncul menembus masuk ke dalam goa melalui mulut goa/pintu masuk.Arya masih mendekap Tiara dengan lembut sampai cahaya sang mentari buatan hampir menyentuhnya, beberapa detik kemudian, kelopak mata Arya berkedut, jari telunjuknya sedikit bergerak.Kemudian mata Arya terbuka perlahan, Tiara yang menyadari hal itu langsung menyambutnya dengan sapaan hangat."Selamat pagi Arya!" Ucap Tiara dengan suara yang sangat lembut dan hangat sampai-sampai membuat salju yang lembut di depannya meleleh karena merasa minder dengan kelembutan suara Tiara.Arya tidak menjawab apapun, bibirnya tetap tertutup rapat, meskipun Tiara mendapatkan balasan dingin dan datar dari Arya, Tiara merasa tidak masalah.Kemudian Arya menarik kedua tangannya yang sedang melingkari tubuh Tiara (memeluknya), lalu dia bangun berdiri dengan acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa.Mata Tiara terus melirik ke arah Arya yang terus memasang ekspresi dingin da
Setelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh.Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini."Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering.Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim.Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti ora
Setelah membuat pedang dan belati baru, Arya langsung melanjutkan perjalanannya ke lantai yang lebih dalam, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan berbagai macam monster tipe baru yang memiliki racun lebih mematikan di banding sebelum-sebelumnya.Skill bertarung Arya menjadi semakin mahir, tebasannya menjadi sangat kuat. Bahkan tekanan angin yang keluar dari tebasannya saja dapat membelah sebuah batu yang sangat keras.1 bulan kemudian...Arya telah melewati lebih dari 50 lantai, sekarang dia sedang berhadapan dengan ratu monster laba-laba.Ratu monster laba-laba itu memiliki setengah badan manusia (perempuan) ke atas, dan setengah badan laba-laba ke bawah. Matanya ada banyak sampai memenuhi jidatnya,Arya berdiri tegak 20 meter di depan ratu monster laba-laba, kedua tangannya memegang erat pedangnya."Menjijikan!" Ucap Arya dengan tatapan dan ekspresi dingin.Arya menatap jijik ratu monster laba-laba di depannya dengan pupil mata yang menyala, di saat sang ratu berteriak keras







