Beranda / Young Adult / Sleep With My Enemy / Heboh Dari Dalam Kamar

Share

Heboh Dari Dalam Kamar

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 15:46:24

"Igo, tolong nanti bawain koper Cia di bagasi belakang mobil ya?" pinta mamanya dengan nada keibuan. Tentu saja Rodrigo tak bisa menolak sekalipun dia enggan.

"Mau ditaruh ke mana tuh koper, Ma?" tanya Igo dari bangku belakang mobil yang sedang membelok ke arah gapura masuk perumahan Kartika Buana.

Pak Bastian pun berdecak kesal, "Ckk ... Igo, kamu ini kok masih nanya sih? Ya jelas dibawa ke kamar kamu dong. Sekarang kalian suami istri, masa malam pertama malah pisah ranjang!"

'WHAT?!' batin Igo dan Cia berseru bersamaan lalu mereka pun menoleh seraya saling melempar tatapan tak setuju.

Kemudian segera Ciara menutupi dadanya dengan dua tangan tersilang, sedangkan Igo tersenyum miring disertai ekspresi bandel. Mulut Igo berucap tanpa suara, "Mampus lo!"

"Ehm ... berarti malam ini Igo tidur bareng sama Cia satu ranjang berdua, bener gitu ya Pa?" ujar Rodrigo dengan suara lantang dan jelas agar Ciara mendengar sendiri apa kata orang tuanya.

"Yoii lah, kalian yang rukun. Cia dipeluk biar nggak kedinginan ya, Go. Jangan sampai anak orang masuk angin gara-gara kamu nggak perhatian!" jawab Pak Bastian sambil memasukkan mobil ke carport.

"Akhirnya sampai juga. Yuk turun, Cia. Mama mau ajak kamu tur keliling rumah sebentar!" ajak Nyonya Chintami ramah. Ciara dirangkul bahunya berjalan-jalan menyusuri semua sudut rumah agar lebih familiar sebagai penghuni baru.

Igo mengangkat sebuah koper besar warna merah maroon milik istrinya yang begitu belia itu. Dia tidak ikut berkeliling rumah dan memilih untuk mandi lagi karena gerah mengenakan setelan jas sedari siang.

Setelah semua bagian dari ruang tamu, ruang makan, patio samping, sampai dapur diperlihatkan oleh mama mertuanya, Ciara diantarkan ke lantai dua hingga ke sebuah pintu kamar tertutup dengan hiasan poster mobil sport Aston Martin mentereng.

"Nah, ini kamarnya Igo, Sayang. Ya udah gih, kamu masuk dan istirahat. Sampai ketemu besok pagi ya, Cia!" ujar Nyonya Chintami seraya memeluk cium pipi menantu barunya yang masih imut-imut itu.

"Bye, Mam. Cia ... ehh ... Cia masuk dulu!" pamit Ciara terlihat sangat grogi. Mama mertuanya malah terkikik geli melihatnya.

Setelah menutup pintu kamar rapat-rapat, Ciara melangkah seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Dia mengagumi kerapihan kamar suaminya, semua tertata teratur dan wangi. 

"Waduh, tempat tidurnya kok queen size sih. Malam ini aku mesti empet-empetan bobo sekasur sama Igo?!" ujar Ciara keberatan.

Suara deheman dari belakang punggungnya mengejutkan Ciara. Dia pun sontak membalik badan dan langsung disuguhi pemandangan gugusan otot yang kotak-kotak berlapis kulit warna terang. Ada jejak bulu gelap di bawah pusar yang tentunya mengarah ke ...

"Kyaaa! Kok lo bugil-bugil di depan gue sih!" teriak Ciara panik. Dia sontak menutup matanya dengan telapak tangan.

Igo tertawa mendengkus melihat reaksi Ciara melihatnya sehabis mandi. "Untung gue cuma lupa bawa baju dan celana, coba lupa handuk juga. Apa kagak lo teriak mpe satu RT denger, Cia?!"

"Buruan pake baju. Gue kagak minat lihat terong lo gondal-gandul menodai mata gue!" hardik Ciara masih menutupi matanya. 

Namun, Igo malah berjalan menghampirinya dan menarik tangan Ciara. "Gak lihat boleh, tapi lo coba pegang deh biar tahu perangkat keras laki lo seberapa! Katanya mau malam pertama 'kan?" goda Igo sengaja. Dia ingin tahu seberapa nyali cewek barbar seantero SMA Teruna Negeri itu.

"Ogaahh!" teriak Ciara tarik menarik tangannya dengan Igo hingga keduanya hilang keseimbangan dan terguling ke lantai yang untungnya berkarpet tebal. 

Bunyi bergedebuk disertai jeritan Ciara itu cukup keras hingga membuat papa mama Igo segera naik ke kamar putra mereka. Pintu kamar belum sempat dikunci oleh Ciara karena memang bukan kamarnya.

"Ada apa, Nak?!" teriak Pak Bastian seraya membuka pintu lebar-lebar diikuti istrinya dari belakang.

Pemandangan janggal di lantai di mana Ciara menindih Igo yang tak berpakaian membuat Pak Bastian dan Nyonya Chintami salah tingkah sendiri. 

"Ehm ... ya sudah, kalian teruskan saja. Papa dan mama nggak akan ganggu lagi. Kirain kenapa tadi, ternyata lagi mesra. Hohoho!" ujar Pak Bastian dengan seringai lebar seolah-olah paham apa yang sedang terjadi di antara Igo dan Cia.

Belum sempat Igo maupun Cia menjelaskan tentang situasi janggal itu, pintu telah kembali menutup rapat. 

"Puas lo bikin bokap nyokap inspeksi mendadak ke mari?!" bentak Igo dengan wajah masam. 

"Nggak gitu juga kali, ngapain tangan lo remes-remes bokong gue?! Dasar mecuum!" sembur Ciara. Dia kesulitan berdiri karena ditahan kedua lengan kokoh Igo hingga tubuh mereka masih saja saling tindih.

"Udah sah, bebas. Gue cuma mesra sama bini kayak omongan bokap tadi. Kenavaa?" goda Igo dengan tampang innocent memandangi si tengil yang setelah diperhatikan cantik juga.

Ciara bergerak-gerak heboh menuntut dilepaskan hingga Igo merasa tak nyaman bagian area pribadinya tergesek-gesek. "Stop wooii! Gue pinggirin deh biar lo bebas!" serunya lalu menggulingkan tubuh Ciara ke lantai sampingnya.

Rodrigo bergegas bangkit dari lantai dan sengaja membiarkan gadis barbar itu memelototi jagoannya yang setengah bangun dari tidur pulasnya.

"Anjriiit! Mesti banget lo pamerin!" Ciara lekas-lekas bangkit berdiri dari lantai sekalipun gaun pengantin model jadul itu sungguh musibah baginya. Kain di bagian bawah gaun yang dikenakan Ciara terinjak sendiri olehnya dan membuatnya limbung.

Untungnya Igo sigap menangkapnya hingga tak celaka. "Dasar bocah petakilan. Bilang makasih! Gue pahlawan penolong lo, kalau kagak, lo udah benjol!" ujar Igo gemas.

"Iya ... iya ... makasih. Udah ahh, gue mau mandi. Dan ... tolong masukin terong lo ke pembungkus, serem gue liatnya!" cerocos Ciara seraya celingukan mencari kopernya. Bukan dia yang menyiapkan isi koper melainkan sang mama tadi siang. 

Akhirnya, Igo meraih selembar celana boxer di lemari pakaian dan mengenakannya. Dia duduk santai di tepi ranjang memandangi teman sekamar barunya yang nampak sibuk membongkar isi koper.

"Oya, lemari baju gue penuh. Besok biar dibeliin lemari baru buat lo deh. Sementara biarin baju-baju lo di koper dulu ya!" ujar Igo santai. 

"Hmm!" jawab Ciara singkat. Sebenarnya dia tak ingin banyak mengobrol karena capek. Namun, ini penting untuk dia katakan ke Igo karena menyangkut nasibnya. "Ehm ... gue mau ngomong penting sama lo. Kasur itu kurang lebar buat kita berdua, bisa nggak minta papa lo beliin yang king size?" 

"Kenapa emang? Gue demen yang sempit-sempit biar makin kenal lo luar dalam!" tantang Igo sekalipun dia tak ada niatan memaksa Ciara melakukan yang tidak-tidak.

"Sialan lo, Go. Gue ngerasa jadi korban kawin paksa kalau begini terus!" bentak Ciara seraya membanting baju yang telah dipilihnya tadi ke dalam koper. Dia segera menutup kembali resleting kopernya dan berkata seraya menahan air mata, "Gue mau batalin pernikahan dan pulang ke rumah!" 

Koper itu sudah Ciara seret menuju ke pintu dan dia berikhtiar menekan gagang pintu. Akan tetapi pintu bergeming tak bisa dibuka olehnya. Ternyata tangan Igo menahan pintu di atas kepalanya. "Jangan gila lo!" tukas Igo menunduk dengan tatapan sengit tertuju ke arah Ciara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (50)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
jalanin aja dengan ikhlas cian
goodnovel comment avatar
haniah Nia
nikmatin aja Ciara, lama2 juga jatuh cinta
goodnovel comment avatar
Muktie Prilly
bener" mulut cia nga ada filternya terlalu ceplas ceplos tp seru nih yg begini hihihi.. pelan" aj igo pdktnya sama cia jngn terlalu iseng ntar kabur beneran loh dia wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status