Mama Maia mendorong Savana hingga ia jatuh tersungkur dihadapannya. "Rasain!" bentak Mama Maia.
"Mah kenapa Mama bawa aku ke gudang ini Mah! Mah kalau aku salah aku minta maaf sama Mama tapi tolong Mah jangan perlakukan aku seperti ini! Aku mohon sama Mama," lirih Savana sambil mencoba meraih pergelangan kaki Mama Maia.
Savana mencoba memegang pergelangan kaki Mama Maia, Savana memohon ampun kepada Mama Maia. "Mah aku mohon Mah, mohon maafkan aku kalau aku punya salah sama Mama," rintih Savana yang berharap jika Mama Maia memaafkannya.
Hiksss ... Hiksss ... Hiksss ....
Savana terus menangis sesenggukan ia benar - benar takut jika nanti Mama Maia benar - benar mengurungnya di gudang yang sudah sangat kotor dan tidak terurus itu. "Mah," rintih Savana dengan wajah memelas.
"Savana!" bentak Mama Maia.
Savana langsung mengarahkan pandangannya, ia langsung menatap wajah Mama Maia yang terlihat memerah mengisyaratkan jika Mama Maia bena
Pagi ini Maura terbangun dari tempat tidurnya dengan jantung yang berdetak kencang, hatinya begitu degdegan ketika ia mengingat kejadian tadi malam, kejadian yang membuat ia benar - benar merasa menjadi wanita bodoh.Maura terus memikirkan kejadian tadi malam saat ia dan juga Erik melakukan hubungan terlarang, Maura benar - benar merasa bodoh. "Entah betapa bodohnya gue yang mau diajak oleh Erik melakukan sesuatu yang sangat tidak pantas," gumam Maura dengan bibir pucat nya.Ia kembali mengingat saat malam itu ia dan Erik merasa dikhianati oleh pasangannya, mereka merasa sakit hati oleh pasangannya.Maura kembali mengingat saat dirinya bersama Erik melakukan sesuatu yang cukup fatal. "Bagaimana jika gue hamil," batin Maura."Gue enggak mau jadi ibu dulu!" batin Maura yang merasa dirinya belum siap untuk menjadi seorang ibu."Gimana reaksi Mama sama Papah saat nanti gue hamil?" ba
Sementara itu Savana hanya dapat menangis terisak di kamarnya hatinya begitu pedih. Kepalanya pusing badannya juga terasa lemas. Seharusnya sekarang dia bahagia karena tiga hari lagi pernikahannya bersama Aksa akan segera dilaksanakan.Tok ... Tok ... Tok ....Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamar Savana.Masuk! Perintah Savana dengan nada lemah dan tidak bersemangat.Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. "Ini Mbak saya buatkan sarapan pagi untuk Mbak," ujar Bi Ina"Iya Makasih ya Bi," sahut Savana dengan lemah."Mbak kenapa? Mbak Savana sakit?" tanya Bi Ina yang merasa khawatir dengan kondisi Savana.Savana tersenyum menatap wajah Bibi yang ada dihadapannya. "Enggak usah Bi aku hanya pusing biasa," sahut Savana pelan."Yaudah Bi Ina keluar dulu ya buat ambil obat untuk Mbak Savana," ujar Bi Ina."Iya Bi makasih," sahut Savana sambil tersenyum.Bi Ina segera pe
"Gimana Dok?" tanya Maura dengan wajah pucatnya setelah melihat Dokter cantik itu telah memeriksa dirinya.Dokter itu tersenyum manis. "Mbak enggak kenapa - kenapa kok," ujar Dokter cantik itu dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Maura menghela nafasnya dan tersenyum manis. "Syukurlah," batin Maura dalam hatinya."Selamat Mbak, sekarang Mbak hamil, sebentar lagi Mbak akan menjadi seorang ibu," ucap Dokter cantik itu."Saya turut berbahagia, saya permisi dulu ya Mbak," ujar Dokter cantik itu.Setelah dokter cantik itu pergi Maura langsung lemas seketika, ia langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan keadaan hati yang hancur, Maura segera masuk kedalam mobilnya.Didalam mobilnya Maura terus menangis ia tidak mempercayai semua ini, ternyata apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan ia hamil anak dari Erik. "Ternyata apa yang gue takutkan sekarang menjadi kenyataan," batin Maura dalam hatinya.Maura menatap kearah perutnya
Saat ia akan masuk kedalam mobil tiba - tiba Mamanya memanggilnya. "Hei Erik! Kamu mau kemana?" tanya Mama Yunita."Aku mau main Mah," sahut Erik sambil tersenyum manis menatap wajah sang Mama."Yah sayang Mama hari ini pengen quality time bareng kamu," ujar Mama Yunita dengan nada memelas."Duh! Gimana nih kasian juga Mama kalau enggak di turutin," batin Erik dalam hatinya."Gimana sayang? Kamu tega nolak permintaan Mama?" tanya Mama Yunita dengan nada memelas."Yaudah iya Mah aku mau quality time bareng Mama," ucap Erik sambil tersenyum kearah Mama Yunita."Oke sayang terimakasih, nanti Mama akan ajak Xabiru juga, kamu siap - siap ya karena kita akan quality time di Singapore," ujar Mama Yunita."Iya Mama," sahut Erik.Erik dan juga Xabiru memang sudah biasa bolak - balik keluar negri, apalagi hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama, Erik dan juga Xabiru memang sangat dekat dengan Mama Yunita apalagi setelah ayahnya me
Hari ini bagaikan mimpi indah bagi Savana dan juga Aksa. Savana kembali mengingat saat dimana ia pertama kali bertemu dengan Aksa, saat itu ia memang baru saja diselingkuhi oleh mantan kekasihnya, Erik. Savana tersenyum simpul saat mengingat kembali momen - momen ia diberikan sebuah cincin berlian yang sangat cantik oleh Aksa.Savana sedang duduk diatas ranjangnya ia kembali mengingat saat ia bersama Aksa fitting baju pernikahan, Aksa yang memilih desainnya, Savana yang langsung menyetujuinya, Savana juga mengingat saat ia memilih desain cincin pernikahan mereka dengan menuliskan inisal nama mereka A&S.Savana juga tersenyum saat teringat Aksa begitu bersemangat ketika diskusi dengan pihak wedding organizer, sedangkan Savana selalu menuruti hasil dari keputusan Aksa.Savana mengakui jika Aksa memiliki selera yang bagus dan juga berkualitas. "Rasanya baru kemarin aku ketemu dan mempersiapkan pernikahan kami sekarang waktu yang ditunggu - tunggu telah tiba," b
Savana langsung berdiri dan segera mengusir Erik. "Erik? Ngapain kamu ada sini? Pergi kamu!" ujar Savana sambil mengerutkan keningnya.Semua orang yang menjadi saksi pernikahan Savana dan juga Aksa semuanya melihat kearah mereka berdua.Begitu juga dengan Maura, ia terlihat sedang tersenyum manis melihat kedatangan Erik yang menyeruak masuk kedalam pesta pernikahan Savana dan Aksa dan mencoba untuk membatalkan pernikahan mereka berdua."Rasain!" batin Maura dalam hatinya."Savana aku mohon jangan lanjutkan pernikahan ini," ujar Erik dengan nada memelas dan memohon.Erik memegang tangan Savana hingga membuat Savana merasa risih."Savana, aku sayang dan cinta sama kamu Savana! Tolong jangan lanjutkan pernikahan ini," teriak Erik.Aksa yang dari tadi terdiam pun kini langsung bangun dan menemui Erik, Aksa juga langsung memerintahkan satpam untuk mengusir Erik yang telah membuat keributan. "Bawa dia pergi!" teriak Aksa sambil menunj
Resepsi pernikahan Aksa dan Savana semakin berjalan lancar setelah ada kejadian Erik yang mencoba menyeruak masuk dan membuat kekacauan di pernikahan mereka, namun untungnya hal itu dapat teratasi dengan baik.Savana dan juga Aksa sangat menikmati suasana resepsi itu mereka berdua tampak saling melemparkan senyuman manisnya, mereka berdua merasa lega dan bahagia karena akhirnya mereka Sah menjadi pasangan suami istri, setelah banyak rintangan akhirnya mereka berdua Sah menjadi pasangan halal.Papah Rangga tidak henti - hentinya tersenyum manis menatap kearah Savana dan juga Aksa, ia turut berbahagia melihat Savana bahagia dengan suaminya, Aksa.Aksa dan Savana sedang berbincang dengan teman - temannya yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka, Aksa terus mengandeng mesra tangan Savana saat mengobrol dengan teman - teman kantornya.Ekspresi bahagia dan juga lega terpampang diwajah orang tua Aksa
Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Savana dibawa oleh Aksa menggunakan mobil sport mewah berwarna putih yang dihiasi oleh balon - balon berwarna pink yang membuat mobil itu tampak sangat cantik dan juga mewah.Banyak tamu undangan dan para keluarga kedua mempelai yang menyoraki keromantisan mereka berdua, Aksa dan Savana mengendarai mobil indah ini dengan masih menggunakan baju pengantin mereka.Aksa menyentir sendiri mobilnya dan Savana duduk disampingnya."Sava ...." ucap Aksa sambil tersenyum manis."Hmmm?" sahut Savana yang masih malu - malu."Kita berdua sekarang sudah menjadi pasangan suami istri semoga kita bisa terus bahagia dan saling melengkapi," ujar Aksa sambil tersenyum simpul melirik kearah Savana."Iya, semoga kita bisa menjaga hubungan pernikahan kita sampai kita tua nanti," sahut Savana sambil tersenyum manis menatap wajah sang suami.&